(Santalum album L.)
Nama lain: -
Suku: Santalaceae
Latar Belakang
Pohon Cendana tumbuh secara alami di Nusa Tenggara, oleh karena itu dipilih sebagai flora identitas Propinsi Nusa Tenggara Timur. Di samping itu nama pohon ini juga digunakan sebagai nama Universitas di Timor Timur dan pohon ini merupakan penghasil minyak bahan pewangi yang penting di Indonesia.
Pertelaan
Pohon berkayu ini dapat mencapai tinggi 15 m. Kulit batangnya kasar, berwarna coklat tua. Daunnya bundar telur, kecil (4 - H cm x 2 - 4 cm), tangkai daun 1 - 1,5 cm, kekuningan. Rangkaian bunga pendek (2 - 5 cm). Bunganya kecil, ber tangkai pendek (2 - 3 mm) mula-mula berwarna putih kecoklatan kemudian menjadi merah darah. Buahnya bulat berbiji satu, sebesar buah kepundung dan berwarna hitam jika telah masak. Kayunya berwarna putih kekuningan dan berbau harum jika kering, dimanfaatkan untuk bahan kosmetika.
Minyak Cendana juga digunakan sebagai obat gosok (dicampur dengan minyak ke lapa). Minyaknya mengandung santalol. Kayunya (yang dipelihara sampai berumur 20 - 40 tahun) dijadikan perhiasan, patung, kipas, kotak cerutu dan alat rumah tangga lainnya. Kayu muda tidak berteras dan tak berbau.
Ekologi
Jenis ini menyukai tanah bekas gu nung berapi, tanah liat, tanah ber batu, atau tanah kapur yang longgar di daerah kering. Hidup pada ke tinggian 1-1.200 m dpl. Daerah yang cocok ialah yang mempunyai suhu rata-rata minimum 20,4° C, maksi mum 34'C, serta kelembaban 65 %.
Tumbuh pada naungan ringan. Tum buhan ini berasal dari Asia Tenggara kemudian menyebar ke Australia, Kepulauan Pasifik dan Hawai. Tum buhan ini diperbanyak dengan biji atau tunas akar. Mempunyai sifat Hemiparasit, sehingga untuk tum buhnya diperlukan pohon inang di sekitarnya.
Musim Berbunga
Bulan Januari sampai Desember.
***
Sumber: Balai Kliring Keanekaragaman Hayati Nasional, KLH RI (http://bk.menlh.go.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar