adf.ly

Sabtu, 31 Januari 2009

Sansevieria Dan Budidaya


Sebagai tanaman hias sansevieria sangat mudah dirawat, tidak membutuhkan banyak lahan, dan dapat berfungsi sebagai penyerap polutan. Ketiganya adalah sifat utama sansevieria yang memenuhi kriteria terhadap tuntutan masyarakat yang semakin sibuk, tak punya lahan yang luas, serta sarat dengan polusi.

Alasan kenapa tanaman ini mempunyai banyak ragam adalah karena perbanyakan yang dilakukan pada tanaman ini tidak selalu menghasilkan jenis yang sama dengan induknya. Kecantikan sansevieria ditunjukkan dari ragam jenis, bentuk, ukuran, dan warna daun. Ragam jenis yang ada di alam tidak hanya diperoleh dari persilangan tanaman tetapi juga karena mutasi. Tanaman ini mudah mengalami mutasi, bahkan saat dilakukan pengembangbiakan melalui stek daun, yang seharusnya anakan akan seperti induknya namun pada sansevieria akan sering terjadi mutasi sehingga anaknya berbeda dengan induknya. Selain itu keistimewaanya adalah ada berbagai ukuran daun baik yang besar, kecil, bentuk memanjang atau pendek, melebar atau membulat juga corak warna yang juga beragam.

Daya tarik lainnya adalah mampu tumbuh di naungan yang sangat minim cahaya dan pada tempat yang mendapat cahaya penuh. Tetap tumbuh pada kondisi kering sehingga jika beberapa hari tidak disiram pun tanaman ini masih mampu tumbuh. Pembudadayaanya pun sangat sederhana dan mudah.

7 (tujuh) syarat yang harus dimiliki tanaman agar menjadi tren dan diterima masyarakat yaitu cantik, variasi bentuk beragam, variasi warna tinggi, perawatan mudah, tingkat perbanyakan sedang, pertumbuhan lambat, serta bersifat anti polutan dan anti radiasi sejalan dengan penelitian NASA yang menyebutkan sansevieria mampu menyerap 107 polutan udara. Jadi semua sayarat untuk jadi tren terpenuhi oleh sansevieria. Tanaman ini mempunyai jalur metabolisme CAM (Crasulaceaen Acid Metabolism), dimana di malam hari penyerapan oksigen sedikit sehingga tidak mengganggu proses pernafasan manusia.

Bertambahnya variasi penampilan dan karakter sansevieria juga banyak dipengaruhi karena adanya mutasi dari spesies yang sama sehingga menampilkan bentuk, ukuran, dan warna daun yang berbeda. Mutasi dapat terjadi akibat perbanyakan melalui stek daun dan karena adanya pengaruh dari factor lingkungan seperti tingkat kesuburan tanah, suhu, dan pengaruh cahaya. Sinar matahari memiliki spectrum yang beragam berdasarkan panjang gelombang elektromagnetik, salah satunya adalah sinar X dan gamma yang bergelombang pendek. Keduanya merupakan radiasi pengion yang dapat melepas energi (ionisasi) ketika melewati atau menembus materi. Proses ionisasi itu terjadi dalam jaringan tanaman sehingga menyebabkan perubahan sel, genom, kromosom, dan DNA atau gen. Perubahan ini disebut mutasi, hanya saja intensitas sinar X dan gamma dalam sinar matahari sangat rendah sehingga mutasi di alam sangat lamban. Mutasi juga dapat terjadi dengan menginduksi mutagen yang berasal dari bahan-bahan kimia yang ditransfer ke molekul lain yang memiliki kepadatan electron yang cukup tinggi sehingga struktur DNA pada tanaman berubah. Meski demikian adakalanya tanaman mutasi kembali normal apabila dikembangbiakan secara generatif. Walaupun mengalami mutasi, tanaman mutan tetap menyimpan gen normal. Pada generasi tertentu gen normal itu berpeluang muncul kembali. Mutasi akan bertahan bila bagian tanaman yang mengalami mutasi diisolasi dan diperbanyak dengan kultur jaringan.

Kesamaan sosok sansevieria pada jenis-jenis tertentu mudah mengecoh. Perbedaan fisik meskipun hanya sedikit kadang jadi alasan untuk menaikkan harga dengan memberi nama baru. Penamaan yang tidak mengacu pada sumber yang benar akan membuat tanaman ini mempunyai dua nama. Kerancuan ini dapat terjadi karena tanaman kurang cocok dengan lingkungan yang baru sehingga penampilannya berubah. Sansevieria mudah berubah bentuk, penampilan baru ini kerap stabil sehingga nama barunya menjadi paten.Sansevieria trifasciata yang merupakan spesies, paling banyak menghasilkan varian-varian baru karena adanya penyimpangan, menghasilkan kurang lebih 60 varian. Sementara yang termasuk kedalam sansevieria species ada lebih dari 140 jenis.

Syarat Tumbuh

Sansevieria memerlukan media dan udara yang tidak lembab, suhu optimal siang hari 24-29˚C dan malam hari 18-21˚C, serta tumbuh ideal dengan pencahayaan penuh meski tetap tumbuh jika cahaya kurang.

Media

Pemilihan media dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa hal yaitu ketinggian tempat, ketersediaan bahan, dan iklim. Syarat utama media untuk sansevieria adalah porous. Adapun alternative pilihan adalah sebagai berikut :

1. Pasir malang : tanah : pupuk organic : bahan organik (arang sekam, cocopeat atau cacahan pakis) 2 :1 : 1 : 1

2. Pasir malang : sekam bakar 2 : 1

3. Sekam bakar : pasir malang : pupuk kandang 1 : 1 : 1 atau 1 : 2 : 1

4. Sekam bakar : pasir malang : pakis 2 : 1 : 1

Pemupukan

Pemupukan yang paling tepat adalah menggunakan pupuk majemuk yang bersifat slow release. Pupuk ini berbentuk butiran dengan cara pemberian ditebar di permukaan media. Karena sansevieria merupakan tanamana hias daun maka kandungan N yang tinggi sangat diperlukan. Pemberian pupuk adalah 2-3 bulan sekali. Dapat ditambahkan pula pupuk daun atau pupuk cair lengkap yang merupakan pupuk majemuk yang mengandung unsure makro dan mikro yang diaplikasikan melalui daun 2-4 minggu sekali.

Penyiraman

Frekuensi penyiraman disesuaikan dengan kelembaban media. Pada musim kemarau cukup 2-3 hari sekali.

Hama Penyakit

Hama yang sering menyerang adalah ulat, siput telanjang, dan trips. Penyakit yang sering menyerang antara lain jamur Aspergillus niger yang menyebabkan busuk rimpang, bakteri Erwinia carotovora yang menyebabkan busuk basah, jamur Fusarium moniliforme yang menyebabkan busuk daun, jamur Sclerotium rolfsii yang menyebabkan bercak kering, dan nematoda Meloidogyne spp yang menyerang perakaran sansevieria. Pengendalian yang dilakukan dapat secara preventif, kuratif ataupun kimiawi tergantung seberapa berat serangan yang terjadi.

Perawatan Sansevieria Variegata

Sansevieria variegata lebih lemah dibanding yng normal karena jumlah kloroplas tanaman variegata lebih sedikit, sehingga penyerapan cahaya matahari tidak optimal. Bila persentase variegata cenderung mendominasi maka kebutuhan cahaya ikut berkurang, bila berlebih maka bagian variegata akan terbakar, maka mutlak diperlukan jaring peneduh misal shading net 50-60%. Tanaman sebaiknya ditanam pada media 100% pasir dan diberikan pupuk seimbang yang bersifat slow release yang dicampur kedalam media.

Pemasungan Sansevieria

Untuk sansevieria yang berdaun tebal dan panjang, arah pertumbuhannya sering tidak beraturan, maka diperlukan modifikasi yaitu pasungan dengan teknik jepit untuk mengarahkan pertumbuhan daun dan jarak antar daun akan menjadi sama. Teknik jepit ini menggabungkan bambu yang keras dengan styrofoam yang lembut agar daun sansevieria tidak terluka. Styrofoam berada di bagian dalam yang bersentuhan langsung dengan daun sedang bambu di bagian luar sebagai penyangga. Bisa juga digunakan bahan lain.

Perbanyakan

Sansevieria dapat diperbanyak secara generatif dengan perkawinan bunga untuk mendapatkan hybrid baru tetapi memerlukan waktu yang lama dalam pembungaan dan pemasakan biji. Selain itu, perbanyakan dapat pula dilakukan secara vegetatif, cara ini yang sering banyak dilakukan. Diantaranya adalah dengan pisah anakan, stek daun, potong pucuk, cacah daun, cabut pucuk, stek rimpang, dan kultur jaringan.

1. Pisah anakan merupakan cara konvensional. Anakan dipisah setelah 2-4 bulan. Pada bagian yang terpotong diolesi fungisida dan zat perangsang akar, setelah ditanam disimpan di tempat teduh.

2. Stek daun dapat dilakukan pada daun yang tua. Stek daun mampu menghasilkan anakan yang berbeda dengan induknya. Pada jenis sansevieria yang memiliki kombinasi warna kuning dan hijau, perbanyakan stek daun umumnya menghasilkan anakan berdaun hijau. Daun dipotong 5-10 cm yang dicelupkan kedalam zat perangsang akar, ditanam 1-1,5 cm disiram dan ditempatkan di tempat teduh. Tunas anakan muncul setelah berumur 3-4 bulan.

3. Potong pucuk untuk sansevieria berdaun pendek dengan daun minimal 12 daun, dengan memotong pucuk minimal 3-4 daun dan dijaga agar daun satu dengan lainnya tetap melekat, dioles fungisida dan zat perangsang akar kemudian ditanam, disimpan ditempat yang teduh. Selang 1 bulan akan keluar 2-3 anakan.

4. Cacah daun dilakukan dengan cara memotong-motong daun sansevieria dalam ukuran kecil yaitu 5 cm dan jumlah yang banyak. Bagian daun mulai dari ujung sampai ke pangkal digunakan untuk perbanyakan. Setelah 4-5 bulan atau memiliki 3 daun maka anakan siap dipisah.

5. Teknik cabut pucuk cocok untuk sansevieria berdaun renggang. Caranya dengan mencabut daun termuda dengan menggunakan tangan, 1 bulan akan keluar 1-3 anakan.

6. Stek rimpang dilakukan dengan memotong-motong rimpang yang tua, setiap potongan harus memiliki satu mata tunas, diolesi fungisida dan zat perangsang akar kemudian ditanam.

7. Metode kultur jaringan digunakan untuk melestarikan jenis sansevieria yang langka dan memiliki tingkat pertumbuhan yang lambat. Eksplan yang biasa digunakan adalah tunas pucuk, tunas lateral pada bonggol atau pucuk rimpang.

Repotting

Repotting dilakukan dengan hati-hati agar tanaman tidak stress, goncangan dihindari seminimal mungkin, apabila ada bagian tanaman yang patah diolesi fungisida, akar yang membusuk dipotong, apabila tanaman yang dipindah telah mempunyai anakan maka anakan harus telah mempunyai 5-6 helai daun untuk mengurangi resiko kematian kemudian disiram, penyiraman selanjutnya dilakukan 3 hari kemudian.

bbpp-lembang

Kamis, 29 Januari 2009

Bungur, Dan Khasiat Obat


Bungur dapat ditemukan di hutan jati, baik di tanah gersang maupun di tanah subur hutan heterogen berbatang tinggi. Kadang-kadang, bungur ditanam sebagai pohon hias atau pohon pelindung di tepi jalan. Di Jawa, bungur dapat tumbuh sampai ketinggian 800 m dpl. Selain itu, bungur banyak ditemukan pada ketinggian di bawah 300 m. Pohon, tinggi 10-30 m. Batang bulat, percabangan mulai dari bagian pangkalnya, berwarna cokelat muda. Daun tunggal, bertangkai pendek. Helaian daun berbentuk oval, elips, atau memanjang, tebal seperti kulit, panjang 9-28 cm, lebar4-12 cm, berwarna hijau tua. Bunga majemuk berwarna ungu, tersusun dalam malai yang panjangnya 10-50 cm, keluar dari ketiak daun atau ujung ranting. Buahnya buah kotak, berbentuk bola sampai bulat memanjang,panjang 2-3,5 cm, beruang 3-7, buah yang masih muda berwarna hijau, setelah masak menjadi cokelat. Ukuran biji cukup besar, pipih, ujung bersayap berbentuk pisau, berwarna cokelat kehitaman. . Bungur dapat diperbanyak dengan biji.

NAMA LOKAL :
Sumatera: bungur (Melayu), bungur kuwal, bungur bener (Lampung), bungur tekuyung (Palembang). Jawa: bungur (Sunda), ketangi, laban, wungu (Jawa Tengah), bhungor, wungur (Madura). NAMA SIMPLISIA Lagerstroemiae speciosae Semen (biji bungur), Lagerstroemiae speciosae Cortex (kulit kayu bungur), Lagerstroemiae speciosae Folium (daun bungur).

BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian yang digunakan adalah biji, daun, dan kulit kayu.

Komposisi :
Daun mengandung saponin, flavonoida, dan tanin.

INDIKASI
Biji bungur digunakan untuk pengobatan : tekanan darah tinggi.
Kulit kayu digunakan untuk pengobatan :diare, disentri, dan kencing darah.
Daun digunakan untuk pengobatan : kencing batu, kencing manis, dan • tekanan darah tinggi.

CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, rebus kulit kayu sebesar dua jari, lalu air rebusannya diminum.
Untuk pemakaian luar, dapat digunakan biji untuk mengobati eksim.

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT

Eksim
Gongseng 5 g biji yang telah masak, lalu tumbuk sampai menjadi serbuk halus. Ke dalam serbuk tersebut, tambahkan 1/2 sendok teh minyak kelapa, lalu aduk sampai rata. Untuk pengobatan, oleskan ramuan tersebut pada bagian kulit yang terkena eksim.

Diare
Cuci kulit kayu sebesar 2 jari sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Tambahkan 1/2 cangkir air masak, lalu aduk sampai rata. Selanjutnya, saring dan air saringannya diminum sekaligus.

Kencing manis
Cuci 8 lembar daun bungur segar sampai bersih, lalu rebus dalam tiga gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin saring, lalu minum sekaligus pada pagi hari.

ipteknet

Selasa, 27 Januari 2009

Adenium dan Cara Pemeliharaannya


Adenium merupakan tanaman sukulen yang berumur panjang. Tanaman ini berasal dari daerah tropis, meski ditemukan di gurun pasir. Terlebih lagi telah terjadi domestikasi sehingga hanya anakan yang tahan terhadap air-lah yang mampu bertahan dalam kondisi yang basah. Anakan tersebut lebih tidak senang terhadap kekeringan daripada yang ada di alam. Adenium akan mati saat terjadi kombinasi dari keadaan dingin dan basah ataupun dengan terlalu banyak menyiram pada media yang lengket dan drainase-nya tidak bagus.

Namun keadaan dingin ini (di bawah 10C) tidak dijumpai di semua wilayah Indonesia (kecuali di pegunungan), sehingga tanaman adenium ini dapat lebih cepat tumbuh karena mendapat panas yang cukup dengan tak lupa air yang cukup.

a. Media tanam

Adenium membutuhkan media yang cukup mengandung udara dan mampu menahan kelembaban agar pertumbuhannya maksimal. Namun pemilihan media yang tepat merupakan kebijakan dari masing-masing pemelihara yang disesuaikan dengan penyiraman yang dilakukan. Jika penyiraman sering, maka diperlukan media yang tidak mengikat air, tapi jika jarang dilakukan penyiraman, maka media yang digunakan adalah yang cukup mengikat air.
Cara pemupukan juga perlu diperhatikan apakah akan secara siram (dilarutkan dalam air siraman) atau dengan mencampur ke media atau diletakkan di atas media, atau kombinasi dari cara-cara tersebut.

Campuran media yang sering digunakan adalah: Cocopeat (serbuk sabut kelapa), cocochunk (cacahan sabut kelapa), pasir kasar, sekam bakar, sekam, pupuk kandang, pupuk kompos, kerikil, daun kering, dan lain-lain. Beberapa bahan di atas dicampur dengan perbandingan menjadi media yang disesuaikan dengan kebutuhan penyerapan air dan pemupukan menurut kebutuhan masing-masing grower .
Seringkali di dasar pot diberi kerikil, pecahan batu bata, pecahan genteng, ataupun styrofoam. Ada pula grower yang tak menambahkan dasaran di bagian bawah pot melainkan menggunakan kain jala untuk mencegah media keluar dari lubang drainase.

b. Pot/wadah tanam

Segala macam pot dapat dipakai. Kita harus hati-hati dengan pot gerabah ataupun keramik, karena dapat pecah saat bonggol membesar dan tidak muat dalam pot tersebut. Sebaiknya gunakan pot gerabah atau keramik yang berdinding tebal sehingga tidak mudah pecah. Pot plastik juga baik karena ringan dan tidak mudah pecah.

Lubang drainase haruslah besar dan banyak untuk menjamin tidak adanya penyumbatan air yang berakibat fatal. Di bagian bawah biasanya diberi kain jala untuk mencegah tergerusnya media ke luar dari pot.

Besar pot hendaknya disesuaikan dengan masa pertumbuhan dari adenium yang ditanam. Pot tidak boleh terlalu besar yang dapat mengakibatkan percabangan akar yang terlalu banyak.

Saat akar/bonggol adenium sudah tidak muat di suatu pot, maka saatnya untuk memindahkan ke pot yang lebih besar. Pemindahan ini dapat dilakukan dengan membersihkan media yang lama dan diganti yang baru, atau jika media lama masih laik maka dapat pula disisakan dan di sela-sela-nya diisi dengan media yang baru. Saat yang tepat untuk mengganti pot adalah ketika adenium sedang dalam masa tumbuh aktif. Harus hati-hati dengan kemungkinan bonggol terlukai sat transplantasi. Bonggol yang terluka dapat mengakibatkan busuk saat dilakukan penyiraman. Jika bonggol ternyata terluka, jangan sirami selama sekitar seminggu agar luka-nya sembuh terlebih dahulu.

c. Pengairan/penyiraman

Seberapa banyak tanaman adenium disiram tergantung pada masa tumbuh dari adenium tersebut. Jangan biarkan media sampai kering saat adenium sedang tumbuh (terlihat ada bakal daun yang siap tumbuh membesar) karena akan menghambat pertumbuhannya. Bahkan adenium yang sedang tumbuh dapat disiram setiap hari asalkan media dan drainasenya bagus. Lain halnya saat pertumbuhan berhenti, yaitu saat tidak ada bakal daun baru yang ditandai dengan warna daun yang serupa (misalnya: daun berwarna hijau tua semua, tidak ada pucuk yang berwarna hijau muda). Pada saat ini, media harus dibiarkan mengering sebelum dilakukan penyiraman berikutnya. Pengairan ini hanya berfungsi agar bonggol adenium tidak berkerut.

Ada berbagai aspek yang mempengaruhi cepatnya media mengering, seperti kebutuhan tanaman akan air, besarnya wadah dan jenis media yang digunakan. Tanaman yang masih muda membutuhkan lebih banyak air daripada yang sudah berumur.

Saat memindah tanaman ke media baru adalah saat yang kritis, karena seringkali ada cacat pada akar yang tidak kita ketahui. Cacat tersebut dapat mengakibatkan busuknya tanaman pada saat terkena air yang cukup banyak. Ketika terjadi pembusukan yang ditandai dengan daun yang menguning secara tidak normal, maka harus segera dilakukan penyelamatan pada tanaman tersebut. Caranya dapat dilihat di penyelamatan bonggol yang membusuk.

Cara melakukan penyiraman adalah dengan menyemprot ataupun mengucurkannya langsung ke media. Jika dipilih cara semprot, maka harus hati-hati karena air seringkali tidak cukup membasahi media. Lakukan penyiraman sampai ada air yang mengalir keluar dari dasar pot.

d. Lingkungan

Suhu

Adenium menyukai suhu panas sedang seperti di daerah tropis(30 -35 C). Namun, semakin panas akan mengakibatkan bunga berumur pendek atau cepat layu. Suhu yang dingin pada malam hari (di bawah 10 C) akan meyebabkan adenium berhenti tumbuh.

Kelembaban

Kelembaban yang tinggi sangat disukai adenium. Saat musim hujan adalah saat di mana kelembaban tinggi, tapi adenium harus terlindungi dari curahan hujan agar sesuai dengan kebutuhan airnya. Untuk itu, rumah kaca akan sangat membantu. Namun jika budget terbatas, dapat pula digunakan plastik transparan untuk menutupi curahan hujan tanpa menghalangi sinar matahari yang masuk. Warna bunga akan kurang keluar jika keadaan lingkungan terlalu kering.

Sinar matahari

Sinar matahari penuh akan disukai oleh adenium terutama saat kelembaban tinggi. Namun hati-hati dengan bonggol yang terekspos terik matahari karena dapat terbakar. Seringkali para pembiak menggunakan koran bekas untuk membungkus bonggol yang berada di permukaan agar tidak tersengat terik matahari. Agar dapat berbunga dengan baik, kebanyakan adenium butuh paling tidak 4-5 jam cahaya matahari langsung.

Hujan

Sedikit terkena hujan akan baik bagi adenium. Saat hujan terlalu banyak menerpa, maka hujan harus dihalangi misalnya dengan atap plastik transparan. Hujan yang terlalu banyak, apalagi dikombinasi dengan suhu yang dingin dapat menyebabkan bonggol membusuk.

e. Pemupukan

Kuncinya adalah sedikit dan sering. Jika adenium mendapat kondisi yang ideal, maka dia dapat tumbuh dengan sangat cepat. Namun jika terlalu banyak pupuk, maka adenium akan mati. Untuk yang tidak suka repot, cukup tambahkan pupuk untuk kaktus ataupun pupuk kandang yang merupakan slow release fertilizer, sehingga tak akan membunuh adenium. Pupuk kimia biasa seperti urea, KCL, TSP dapat pula digunakan karena harganya yang lebih murah, namun dosisnya harus sangat diperhatikan karena sangat mudah untuk menjadi kebanyakan. Biasanya pupuk kimia ini dilarutkan dalam air siraman agar penyerapan jadi merata dan optimal.

Jenis pupuk disesuaikan dengan kebutuhan. Kombinasi yang pas membutuhkan coba-coba disesuaikan dengan keadaan media, tingkat pertumbuhan, dan stressing (untuk pertumbuhan atau untuk pembungaan).

f. Pemangkasan

Adenium yang batangnya sudah terlalu panjang haruslah dipangkas. Tak perlu takut tanaman akan mati jika tanpa daun, karena adenium sudah punya cadangan makanan di bonggolnya untuk dapat bertahan hidup. Pemangkasan ini berguna untuk menyegarkan kembali agar tampak lebih indah. Agar adenium bercabang lebih dari satu, maka pemangkasan dilakukan saat adenium sedang tumbuh (bukan masa dorman). Jika waktunya salah, maka adenium tidak akan bercabang banyak, melainkan hanya tumbuh satu tunas saja. Setelah beberapa minggu tunas baru akan muncul, jadi haruslah sabar dan jangan terlalu banyak menyirami.

Pemangkasan ini juga berfungsi memacu pembungaan yang banyak. Biasanya, bunga yang banyak akan tumbuh setelah 3 bulan sebelumnya dipangkas dan diberi stressing pada pembungaan.

bijiadenium
pic from flickr

Minggu, 25 Januari 2009

Adenium Dan Jenis Jenisnya


Penggemar tanaman hias mana yang tidak kenal Adenium ?. Bahkan orang awam sekalipun banyak tahu apa itu adenium, walaupun mereka menyebutnya dengan berbagai nama alias seperti : mawar gurun, kamboja Jepang, dll. Untuk lebih menyegarkan ingatan kita akan beberapa jenis Adenium, berikut petikan artikel dari bijiadenium.com

Adenium merupakan suatu genus yang berada dalam famili Apocynaceae. Jadi, adenium masih sekeluarga dengan Plumeria, Nerium, Pachypodium ataupun Allamanda
Dari berbagai literatur, diketahui bahwa ada beberapa cara penggolongan Adenium. Ada yang menganggap suatu jenis sebagai species, ada yang menganggapnya sebagai subspecies (varietas).

Menurut definisi spesies, mereka tidak bisa kawin dan menghasilkan keturunan dengan species lain, kalau bisa sangatlah sulit. Inilah yang terjadi dengan berbagai species Adenium yaitu mereka sangat sulit untuk dapat menghasilkan keturunan dari persilangan antar spesies.

Jenis-jenis tersebut antara lain:

Adenium Obesum (Desert Rose)

Ditemukan di daerah Afrika, di sebelah selatan gurun Sahara dari Senegal sampai Sudan dan juga Kenya. Warna normal bunga-nya adalah pink sampai merah. Karena ditanam dari biji, maka muncul varietas-varietas baru yang sangat beragam bentuk penampilannya, bentuk bunga, ataupun bentuk daunnya. Oleh berbagai nursery di Thailand dan Taiwan , varietas baru ini dipilih dan dikembangkan secara intensif. Varietas pilihan ini diberi nama masing-masing dan lebih banyak dikembangkan sebagai batang atas untuk grafting, sedangkan batang bawah diperoleh dari biji warna pink karena paling mudah dikembangkan biji-nya. Tidak mempunyai masa dorman yang jelas, sehingga pertumbuhannya cukup cepat. Secara umum merupakan steril jika penyerbukan sendiri, sehingga seringkali tak terjadi penyerbukan saat tanaman tersebut sendirian.

Adenium Multiflorum (sabi star)

Ditemukan di Afrika bagian selatan di sisi timur, seperti Mozambik dan Afrika Selatan bagian Timur. Tumbuh tinggi dan bercabang dengan daun yang lebar. Bonggolnya tidak membesar, tapi mempunyai batang dan akar yang membesar. Mempunyai masa dorman yang cukup panjang (lebih dari 4 bulan), saat masa itulah jenis ini akan berbunga (2-4 bulan) dengan tanpa daun.
Banyak adenium hibrida yang punya sedikit “darah” multiflorum karena bunga-nya yang memang sangat cantik. Bunganya putih dengan garis merah di pinggirnya. Namun keturunannya sering kali malas berbunga dan batangnya terlalu panjang sehingga pemilihan secara intensif terus dilakukan.

Adenium Oleifolium

Ditemukan di gurun Kalahari yaitu perbatasan antara Namibia , Botswana dan Afrika selatan. Daunnya sempit, panjang dan hampir paralel di kedua sisi dengan warna mengkilap. Bunga-nya kecil tapi berbiji cukup besar. Cukup mudah untuk menumbuhkannya, sayang pertumbuhannya sangat lambat. Bonggolnya cukup kecil jika dibanding jenis lain.

Adenium Somalense

Ditemukan di Somalia selatan sampai Tanzania , dan Kenya . Ukurannya bervariasi dari kecil sampai setinggi 5m. Bunganya lebih kecil dari obesum dengan warna pink sampai merah tua. Pola strip dari pinggir menuju corong merupakan ciri khas somalense. Jenis ini biasa disilangkan dengan obesum sehingga sebagian “darahnya” terkandung dalam kebanyakan adenium hibrida saat ini.

Adenium Somalense var. Crispum

Jenis ini cukup beda dengan somalense asli. Tanaman ini sangat kompak dengan daun yang memanjang dan bergelombang. Perumbuhannya cukup lambat dengan bonggol yang tidak begitu membesar yang tumbuh di dalam tanah.

Adenium Swazicum

Ditemukan di pesisir timur Afrika bagian selatan seperti di pesisir timur Afrika Selatan , Swaziland , dan perbatasan Afrika selatan dan Mozambik. Mempunyai bentuk daun yang sempit dan panjang dengan warna lebih muda dari kebanyakan jenis lain. Bunga-nya berwarna magenta hingga ungu muda. Jenis ini mudah berbunga dan kompak tapi sangat sulit untuk berbiji. Bisa juga digunakan sebagai pejantan untuk persilangan dengan obesum. Hibrida dari jenis ini akan rajin berbunga dibanding hibrida jenis lain. Seperti halnya obesum, memiliki masa tumbuh yang panjang jika terdapat kondisi hangat dan diberi air cukup.

Adenium Boehmianum

Ditemukan di Namibia dan Angola yaitu di sisi barat atau sisi kebalikan dari ditemukannya Swazicum. Mempunyai bunga yang serupa dengan swazicum tapi mempunyai daun yang panjang dan lebar. Jika dibandingkan dengan semua jenis adenium, daun boehmianum merupakan yang paling besar. Mempunyai masa tumbuh yang sangat pendek dan pada masa itulah muncul bunga yang lebih kecil dari bunga swazicum. Jenis ini juga hanya berdaun saat masa tumbuh tersebut, sedangkan saat dorman daunnya akan rontok. Bonggolnya sama sekali tidak membesar dan pertumbuhannya lambat.

Adenium Arabicum

Ditemukan di sebelah selatan dan barat semenanjung Arab. Spesies ini mempunyai bonggol yang sangat besar bercabang banyak dengan daun yang tebal. Bunga-nya berwarna pink cerah. Jenis ini biasa ditanam dari biji untuk mendapatkan bentuk bonggol yang besar. Adenium arabicum mempunyai masa dorman yang jelas, meski ada jenis arabicum tertentu yang daunnya tidak berguguran saat dorman.

Di Thailand, sudah diadakan pemilihan sedemikian rupa sehingga muncul varietas-varietas baru dengan varietas asli biasa diberi nama Yak Saudi. Varietas baru itu antara lain: Ra Chee Ni Pan Dok (RCN), Petch Na Wang (PNW), Petch Muang Kong (PMK), Black Giant, Black Knight,Yak Kaset, Yak Lop Bu Ri, Yak Sim Bu Ri, Yak Bang Yai dan yang paling baru adalah RCN Double flower atau Tub Tim Thong Chai.

Adenium Socotranum

Adenium socotranum ditemukan di Pulau Socotra Yaman (sebelah selatan semenanjung Arab). Mudah dikenali dari struktur batangnya yang menjulang yang membesar di atas permukaan tanah. Sebagian akarnya tumbuh di atas permukaan tanah sehingga membuatnya makin indah. Tanaman setinggi beberapa meter dapat mempunyai bonggol dengan diameter 2,4 m. Merupakan yang terbesar di antara jenis lain. Mempunyai bunga berwarna pink dan dua kali ukuran multiflorum.

Di Thailand sudah berkembang anakan dari jenis ini yang dinamai Thai Socotranum. Kemudian berbagai varietas baru ditemukan, antara lain: Golden Crown, Diamond Crown, Petch Ban Na, S1, dan Kao Hin Zon. Namun orang barat sering menyebut Thai Soco ini sebagai Socotranum palsu karena sebenarnya merupakan jenis Arabicum. Mana yang benar ?

Adenium Hibrida

Penyilangan dan pemilihan secara intensif membuat kian beragamnya jenis adenium. Hibridisasi pada awalnya melibatkan indukan Adenium obesum yang disilangkan dengan multiflorum dan somalense juga swazicum. Sedangkan Adenium arabicum dan socotranum mempunyai jalur tersendiri karena tidak bisa disilangkan dengan species lain. Dipilih obesum sebagai indukan karena termasuk paling mudah berbiji. Kebanyakan hibrida bernama saat ini mengandung sedikit ”darah” multiflorum dan somalense. Ada puluhan jenis adenium bernama yang sudah dikenal luas, meskipun sebenarnya jenis hibrida adenium ada ratusan bahkan ribuan.

Biasanya adenium hibrida dipilih warna bunga yang bagus dan rajinnya berbunga. Namun ada pula yang dipilih karena corak daun dan pola pertumbuhan.
Adenium hibrida ini biasa disambung/digrafting sebagai batang atas karena bunga ataupun coraknya yang bagus, sedangkan batang bawah berasal dari biji yang berbonggol bagus. Dengan cara ini anakan pasti akan mempunyai tipe seperti indukannya dengan bonggol yang membesar.

Di Taiwan ada pula biji hibrida yang bernama, namun anakannya tidak akan 100% seperti indukannya. Tingkat kesamaan dengan induknya antara 20%-80% dari anakan. Cara ini akan mendapatkan anakan yang lebih halus tanpa bekas sambungan. Namun di Thailand, cara ini tidak digunakan melainkan anakan dibedakan menurut warna, yaitu pink, merah, putih dan ungu. Sehingga anakan hampir pasti akan berwarna sesuai yang telah ditentukan.

bijiadenium
pic from flickr

Jumat, 23 Januari 2009

Euphorbia, Nan Cantik


Beberapa tahun yang lalu euphorbia pernah booming di negeri kita. Harga dipasaran termurah saja minimal Rp. 30 ribu/ pot. Namun seiring dengan semakin banyaknya penangkar, maka jatuh pula harganya. Namun jangan lantas ditinggalkan. Jika anda termasuk pecinta setia euphorbia, dengan sentuhan sedikit sudah akan merubah nuansa dan keindahan euphorbia kita.

Coba Anda ganti pot hitam yang menjadi media dengan pot yang lebih bagus. Bila kantong kita hanya pas-pasan dan eman-eman untuk membeli pot keramik, tidak ada salahnya bila tanaman berduri tersebut kita belikan dengan pot plastik yang berwarna. Misal kita ambil tanaman yang mempunyai tinggi sekitar 15 cm.Tentunya tanaman yang sudah berbunga. Lantas kita gunakan pot yang sewarna dengan warna bunganya. Pasti terlihat cantik dan anggun. Kita bisa tempatkan dimeja teras atau meja tamu. Pasti nuansa baru akan muncul, cantik, elegan dan eksklusif.

Tanaman Pembunuh

Ada yang sering terlewatkan bila melihat keindahan tanaman gurun berduri ini. Sekarang coba kita amati pada tangkai bunganya. Kita raba persis pada tangkai dibawah bunganya. Maka akan terasa lengket seperti ada pulut yang menyelimuti tangkai bunga bak pulut yang ditempel pak tani pada orang-orangan perangkap kancil dongeng saat kita kecil dulu. Tangkai bunga tersebut terlihat basah seakan mengeluarkan cairan madu dengan aroma yang khas. Warna cairan dan aroma tersebut ternyata mengundang serangga kecil mendekat untuk menghisap madu dan rasa manisnya. Nah… saat serangga tersebut hinggap, maka tamatlah riwayatnya. Karena dia akan terjebak lengket pada tangkai bunga dan tentu akan mati secara perlahan. Bangkai serangga yang menempel tersebut menjadi nutrisi dan sari makanan pada tanaman euphorbia selain makanan yang diambil dari akarnya.

Bunga Keberuntungan

Euphorbia memang sangat cantik dan eksotis. Bunganya muncul sangat semarak bila terkena sinar matahari penuh. Dengan bentuk bunga seperti angka delapan, maka tak heran banyak yang menganggap dengan menanam bunga berduri ini sebagai bunga yang dapat mendatangkan keberuntungan. Coba lihat lebih detil. Duri yang melindungi batangnya juga terlihat kokoh. Duri-duri ini juga dianggap sebagai penolak bala. Tentunya bagi yang mempercayainya. Sedang yang tidak percaya, anggaplah sebagai penghias rumah yang terlihat cantik menawan.

Trik Menanam Euphorbia

Tananam cantik ini mempunyai spesies lebih dari 2000. Sebagian memang berasal dari dataran Afrika dan Madagaskar. Daerah yang terkena sinar matahari penuh. Maka bunga ini mudah beradaptasi di Indonesia.

Kami berikan cara cepat menanam dan memperbanyak euphorbia. Walau banyak cara misalnya dengan cara tanam biji, sambung, stek maupun cara lain. Dibawah ini cara stek yang kami pilih. Selain praktis juga kita dapat mengetahui secara pasti jenis maupun warna bunganya. sesuai yang kita kehendaki.

1. Potong cabang yang sehat kira-kira setinggi 10 – 15 cm
2. Siapkan pot yang sepadan dengan bakal tanaman. Usahakan lobang pot dibawah lancar agar air tidak berlebihan yang dapat menakibatkan pembusaukan.
3. Siapkan media tanam berupa tanah, pasir dan sekam. Taburkan dan campur dengan butiran pupuk lambat secukupnya (jangan berlebihan).
4. Tanam batang euphorbia dengan posisi tegak
5. Siram sampai media terlihat padat.
6. Letakkan ditempat yang agak teduh sampai sekitar satu minggu.
7. Usahakan media tidak terlalu basah.

Perawatan

Agar euphorbia tumbuh bagus, sehat dengan bunga yang semarak, tentu memerlukan perlakuan tersendiri. Walau pada dasarnya tanaman gurun ini cukup bandel dan mudah perawatannya.

• Untuk fase awal adalah fase penyuburan. Fase ini bisanya dilalui sekitar satu sampai dua bulan. Pada fase ini, adalah setelah tanaman melewati waktu dua bulan, tanaman akan mulai mengeluarkan beberapa cabang. Daun terlihat sangat subur, lebar dan rindang.

• Fase berikutnya adalah fase penbungaan. Pada saat tersebut, tanaman harus terkena matahari secara langsung dan penuh sepanjang hari. Siram setiap hari dengan cara menggunakan gembor. Usahakan air yang menyiram tidak terlalu deras dan keras yang menagakibtkan daun tertancap duri atau sobek.Setelah satu minggu akan muncul bunga-bunga kecil diantara sela-sela tajuknya. Bunga tersebut akan terlihat dewasa setelah satu bulan yang ditandai bunga serempak yang cerah dan indah menyesaki seluruh daun-daunnya.

Untuk merawat agar euphorbia tetap berbunga lebat sepanjang masa, tentu anda juga harus merawatnya. Usahakan agar unsure hara tetap dalam jumlah yang memadai. Berikan pupuk majmuk dengan kadar NPK dimana N rendah dan PK Tinggi. Anda bisa menggunakan pupuk padat maupun cair yang saat ini tersedia hamper diseluruh penjual tanaman hiasa maupun took-toko pertanian di daerah anda.

tumbuh
Pic from flickr

Rabu, 21 Januari 2009

Nephentes, Selayang Pandang


Bagi kalangan pencinta tanaman, jenis ini merupakan pendatang baru yang sedang naik daun. Kantong Semar sebuah nama yang tidak asing lagi bagi kita akan tetapi masih banyak orang yang belum melihat secara lansung si Tanaman Karnivora. Nepenthes, pertama kali dikenalkan oleh J.P Breyne. Nama Nephentes diambil dari sebuah nama gelas anggur. Di Indonesia, disebut sebagai kantong semar, dengan sebutan beragam di berbagai daerah, periuk monyet (Riau), kantong beruk (Jambi), ketakung (Bangka), sorok raja mantri (Jawa Barat). ketupat napu (Dayak Katingan), telep ujung (Dayak Bakumpai), dan selo begongong (Dayak Tunjung).

Tumbuhan yang termasuk dalam golongan tumbuhan liana (merambat) ditanah ataupun di ranting-ranting pohon,berumah dua, serta bunga jantan dan betina terpisah pada individu yang berbeda. Hidup di tanah (terrestrial), ada juga yang menempel pada batang atau ranting pohon lain (epifit). Kantong Nepenthes merupakan perubahan bentuk dari ujung daun yang memiliki fungsi menjadi perangkap serangga atau binatang kecil lainnya. Karenanya tumbuhan ini digolongkan sebagai tanaman karnivora (carnivorous plant), selain Venus Flytrap (Dionaea muscipula), sundews (Droseraceae) dan beberapa jenis lainnya. Tanaman karnivora umumnya hidup pada tanah miskin hara, khususnya nitrogen, seperti kawasan kerangas.

Nepenthes termasuk dalam famili Nepenthaceae dan kelas Magnoliopsida pada umumnya tumbuh pada hutan hujan tropik dataran rendah, hutan pegunungan, hutan gambut, hutan kerangas, gunung kapur, padang savanna dan tepi danau. Nepenthes tersebar mulai dari Australia bagian utara, Asia Tenggara, hingga Cina bagian selatan. Terdapat sekitar 82 jenis nepenthes di dunia dan 64 jenisnya berada di Indonesia Borneo (Kalimantan, Serawak, Sabah, dan Brunei) merupakan pusat penyebaran nepenthes di dunia. Sesuai dengan ketinggian tempat hidupnya, Nepenthes dibagi menjadi tiga golongan, yaitu yang hidup pada dataran rendah (0-500 mdpl (meter dari permukaan laut)), dataran menengah (500-1.000 mdpl) dan dataran tinggi (di atas 1.000 mdpl). Untuk di dataran rendah meliputi jenis N. gracilis, N. mirabilis, N. reinwardtiana, dan N. raflesiana, N. adnata, N. clipeata, N. mapuluensis merupakan jenis yang dapat hidup di dataran menengah. Sedangkan yang dapat tumbuh baik di dataran tinggi meliputi N. diatas, N. densiflora, N. dubia, N. ephippiata dan N. eymae. Perbanyakan tanaman Nepenthes dilakukan melalui stek batang, biji dan memisahkan anakan. Umumnya Nepenthes yang hidup terrestrial di dataran rendah tumbuh di tempat-tempat yang berair atau dekat sumber air pada substrat yang bersifat asam. Nepenthes juga membutuhkan cahaya matahari intensif dengan panjang siang hari antara 10-12 jam setiap hari sepanjang tahun, dengan suhu udara antara 23-31°C dan kelembaban udara antara 50-70%.

Manfaat Kantong Semar

Selain semangat tanaman hias Kantong Semar juga memiliki fungsi yang tidak kalah penting, diantaranya :

1.Sebagai Indikator Iklim

Jika pada suatu kawasan atau areal di tumbuhi oleh Nepenthes gymnamphora, berarti kawsan tersebut tingkat curah hujannya cukup tinggi, kelembapan diatas 75 %, tanahnya pun miskin unsur hara

2.Tumbuhan Obat

Cairan dari kantong yang masih tertutup, digunakan sebagai obat batuk.

3.Sumber air minum bagi Petualang

Bagi para pendaki gunung yang kehausan kantong semar jenis N. gymnamphora merupakan sumber air yang layak minum karena pH-nya netral (6-7), tetapi kantong yang masih tertutup, karena kantong yang terbuka sudah terkontaminasi dengan jasad serangga yang masuk kedalam, pH-nya 3 dan rasanya masam.

4.Sebagai Pengganti tali

Batang dari Kantong Semar ini bisa di gunakan sebagai pengganti tali untuk pengikat barang.

Ancaman Si Kantong Semar

Semua jenis Nepenthes adalah dilindungi, akan tetapi keberadaannya sekarang ini sudah semakin sedikit. Habitatnya yang semakin sempit baik itu di karenakan aktifitas manusia secara lansung maupun maupun tidak lansung.

Ancaman terhadap si Kantong Semar :

1.Pembukaan Kawasan Tambang
2.Pembukaan Kawasan Untuk Tambak
3. Eksploitasi jenis untuk di komersilkan

Pesona nephentes kini kian melejit. Banyak penggemar tanaman mulai mengoleksi beragam jenisnya. Keunikan sosok dan sifat menjadi daya tarik utama. Misalnya, kemampuan tanaman memangsa serangga. Meski umum ditemukan di dataran tinggi, tetapi beberapa mampu beradaptasi di dataran rendah. Sayang, merawat agar kantongnya banyak dan memperbanyak nephentes tidaklahlah mudah. Butuh penanganan dan perawatan yang tepat agar tampil prima. Bila tak piawai merawat, biarkan keindahan kantong semar itu berada di habitatnya agar si pemangsa tetap jadi penguasa pegunungan

170008.blog.com
pic from flickr

Senin, 19 Januari 2009

Budidaya Ylang-Ylang dan Kenanga


Kenanga dan ylang-ylang dapat diperbanyak secara generatif. Perbanyakan secara vegetatif masih sulit dilakukan, baik dengan cangkokan, okulasi maupun kultur jaringan. Benih kenanga tidak dapat disimpan dalam suasana kering.

Pendahuluan

Dalam perdagangan dikenal dua macam minyak atsiri yang berasal dari kenanga (Cananga odorata) yaitu minyak kenanga (C. odorata forma macrophylla) dan minyak ylang-ylang (dari bunga C. odorata forma genuina). Minyak kenanga merupakan salah satu komoditas ekspor yang telah lama dikenal di pasaran dunia. Ekspor minyak kenanga dari Indonesia mencapai voleme 50 ton tiap tahun dan merupakan pemasok minyak kenanga terbesar di dunia. Minyak ylang-ylang mutunya lebih baik dari minyak kenanga. Prospek pemasaran ylang-ylang diperkirakan cukup baik. Hal ini didasarkan, sampai sekarang indonesia masih mampu mengekspor minyak kenanga yang harganya 1/3 - 1/4 harga minyak ylang-ylang.

Tanaman ylang-ylang belum berkembang di Indonesia, sehingga masalah teknis pengembangannya masih belum banyak diketahui. Namun demikian tanaman ini tidak banyak berbeda dengan kenanga baik dalam teknik budidaya maupun dalam pengolahannya. Sehingga masalah yang dihadapi dalam pengembangannya tidak berbeda dengan kenanga.

Botani Tanaman Ylang-ylang

Perbedaan morfologi antara tanaman kenanga dengan ylang-ylang dapat dilihat antara lain dari habitus, bentuk daun dan warna ranting muda serta tangkai dan tulang daun. Ylang-ylang habitusnya ramping dan batangnya relatif kecil, cabang-cabang agak jarang sehingga nampak daunnya kurang rimbun. Sebaliknya kenanga pada umumnya habitusnya gemuk batangnya besar (kokoh), cabang agak rapat sehingga daunnya nampak rimbun.

Bentuk daun kenanga hampir sama dengan ylang-ylang yaitu lonjong. Perbedaan terletak pada perbandingan panjang dan lebar daun. Daun kenanga perbandingan panjang dengan lebar daun lebih kecil dari pada daun ylang-ylang sehingga nampak daun kenanga lebih lebar dari daun ylang-ylang. Disamping itu urat daun kenanga lebih kecil sehingga nampak lebih lemas, permukaannya datar(rata) dan warnanya hijau muda. Sebaliknya daun ylang-ylang nampak lebih sempit, urat daun lebih besar sehingga daun nampak lebih kaku, permukaan keriput dan warnanya hijau tua.

Bunga tersusun pada suatu tandan, tiap tandan berisi 2-20 kuntum. Sepal tiga buah, petal enam buah dengan panjang 4-8 cm, sempit dan ujungnya melengkung ke belakang. Tangkai bunga panjangnya 3-5 cm. Bunga yang baru mekar berwarna hiaju, berbulu tebal sehingga nampak putih kehijau-hijauan. Setelah dewasa bunga berwarna kuning kemudian kuning tua. Pada stadia tersebut kandungan dan mutu minyaknya mencapai maksimum.

Buah merupakan polong, bentuknya lonjong dengan panjang sekitar 4 cm dan berdaging lunak. Setiap buah mengandung 8-12 biji yang bentuknya pipih, permukaan kulit buah tidak rata, setelah mask warnanya coklat mengkilap.

Ekologi dan Penyebarannya

C. odorata (famili Anonaceae) diduga berasal dari Maluku dan Filipina. Genus Canangium dapat tumbuh sampai 1200 m di atas permukaan laut. Namun untuk ylang-ylang dan kenanga penyebarannya terutama di dataran rendah yang lembab dan panas serta mengalami periode kering tertentu.

Tanah yang baik untuk pengembangan kenanga dan ylang-ylang adalah tanah yang aerasinya baik dan solumnya dalam, tanpa lapisan batu atau padas. Hal ini penting karena tanaman tersebut memiliki perakaran yang dalam. Di Nossi Be (dekat Madagaskar), produksi dan mutu minyak ylang-ylang yang terbaik diperoleh dari tanaman yang diusahakan pada tanah liat berpasir atau tanah vulkanik yang aerasinya baik.

Teknik Budidaya

Perbanyakan

Kenanga dan ylang-ylang dapat diperbanyak secara generatif. Perbanyakan secara vegetatif masih sulit dilakukan, baik dengan cangkokan, okulasi maupun kultur jaringan. Benih kenanga tidak dapat disimpan dalam suasana kering. Pada kadar air 4-5% benih hanya dapat disimpan 3-4 hari. Pada kadar air diatas 50% dapat disimpan selama 1-2 minggu. Dengan sifat yang demikian, benih kenanga dan ylang-ylang dikategorikan ke dalam benih rekalsitran.

Benih kenanga dan ylang-ylang mudah tumbuh pada kisaran suhu 20-30 C, dengan terobosan sinar diatas 10%. Benih ylang-ylang lebih banyak memerlukan sinar daripada benih kenanga untuk perkecambahannya. Pada kondisi lingkungan yang optimal, benih kenanga dan ylang-ylang dapat tumbuh setelah 3-4 minggu setelah penyemaian.

Pembibitan

Bila tanaman diusahakan secara monokultur, jarak tanam kenanga berkisar antara 5-7 m s/d 5-7 m dan ylang-ylang antara 4-5 m s/d 4-5 m. Lubang tanam disiapkan kira-kira sebulan sebelum tanam dengan ukuran minimal 40 x 40 x 40 cm3. Dua minggu sebelum tanam, lubang tanam ditutup, sebaiknya diberi pupuk kandang 5-10 kg tiap lubang. Untuk melindungi bibit yang baru ditanam, pada setiap lubang tanaman disediakan naungan sementara.

Pemeliharaan

Pada tahun pertama setelah penanaman, perlu diusahakan agar tanah disekitar tanaman bebas gulma terutama yang berbentuk semak. Tanah yang kosong (sebelum kanopi memenuhi lahan) dapat diisi tanaman misalnya tanaman semusim atau tanaman penutup tanah.

Untuk pertumbuhan yang baik, tanaman perlu pupuk terutama menjelang berbunga. Dosis dan macam pupuk anjuran hasil penelitian belum ada, begitu pula pengalaman petani. Mengingat produk utama adalh bunga, yang umumnya dipanen 2 kali setahun, maka diperkirakan diperlukan dosis pupuk yang cukup tinggi. Tetapi karena memiliki perakaran yang kuat dan cukup dalam., diperkirakan dosis pupuk lebih rendah daripada dosis pupuk yang dianjurkan untuk cengkeh. Untuk menjaga agar tanaman berproduksi normal, diperlukan pemupukan sekitar 1-2 kg NPK (Urea, TSP, ZK) setiap pohon.

Hama Utama dan Pengendaliannya

Gangguan utama pada kedua tanaman ini adalah serangan ulat pemakan daun (Maenas maculifascie WLK) yang banyak menyerang tanaman pada musim hujanl Hama ini poliphagus, selain menyerang kenanga dan ylang-ylang juga menyerang tanaman sirih, dadap, coklat, jarak dan sebagainya.

Pengendalian hama ini dapat dilakukan secara mekanik/fisik, secara biologis maupun secara kimia. Pengendalian secara mekanik/fisik dilakukan dengan membakar atau langsung membunuh larva yang terkumpul pada pangkal batang. Tindakan selanjutnya adalah melakukan sanitasi disekitar areal tanaman terhadap sisa-sisa sarang dan rumput serta sampah. Dengan demikian pupa yang berada disekitar permukaan tanah dapat dieradikasi.

Pengendalian secara biologis dapat dilakukan dengan menggunakan parasit dari ordo Diptera serta bakteri yang menyerang larva M. maculifascie. Sedangkan pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan Azodrin 15 WSC yang diaplikasikan secara sistemik (infus) dan langsung disemprotkan ke tanaman yang tererang dengan dosis 2ml/l. Selanjutnya dari hasil penelitian diketahui bahwa Atabron 50 EC Nogos 50 EC dan Dursban 20 EC pada konsentrasi 0.5 mi/l cukup untuk membunuh larva instar ketiga.

Panen dan Pengolahan Hasil

Panen

Ylang-ylang biasanya mulai berbunga pada umur 1.5-2 tahun setelah tanam atau sekitar 2-3 tahun setelah penyemaian, sedangkan tanaman kenanga paling cepat berbunga setelah 5 tahun. Bunga yang dipanen pada akhir musim kemarau menghasilkan mutu minyak terbaik. Untuk memperoleh mutu minyak yang terbaik baik kenanga maupun ylang-ylang hendaknya dipanen setelah benar-benar masak ditandai dengan warna kuning tua. Kandungan minyak atsiri tertinggi terdapatpada malam hari dan pada siang hari menurun. Oleh karena itu panen bunga hendaknya dilakukan sepagi mungkin dan tidak melebihi pukul 9 pagi.

Penyulingan

Penyulingan bunga kenanga dan ylang-ylang dapat dilakukan secara penyulingan dengan air (direbus) atau penyulingan dengan air dan uap (dikukus). Pada penyulingan bunga ylang-ylang , minyak yang dihasilkan dipisahkan menjadi beberapa fraksi. Fraksi hasil penyulingan minyak ylang-ylang digolongkan menjadi empat jenis mutu yaitu fraksi ekstra (mutu terbaik), fraksi pertama, kedua dan ketiga. Penggolongan fraksi minyak ylang-ylang ini didasarkan pada berat jenis dan bilangan ester serta dilakukan berdasarkan lama penyulingan.

Fraksi terbaik mempunyai bilangan ester dan berat jenis yang paling tinggi dan fraksi berikutnya mempunyai berat jenis dan bilangan ester yang makin kecil. Mkin lama penyulingan persentase fraksi pertama (fraksi ester) makin rendah, sebaliknya fraksi terpen dan seskuiterpennya makin tinggi. Makin cepat penyulingan, persentase fraksi pertama makin banyak dan sedangkan fraksi terakhir (terpen dan seskuiterpen) makin rendah.

Daya Guna

Minyak ylang-ylang mempunyai aroma yang sangat wangi, atau setaraf dengan bau minyak melati, sehingga minyak ylang-ylang termasuk salah satu bahan pewangi dalam parfum yang mahal. Minyak kenanga mempunyai mutu bau yang lebih rendah bila dibandingkan dengan minyak ylang-ylang dan dipakai sebagai bahan pewangi sabun.

Daftar Pustaka

Hobir. 1989. Budidaya Ylang-ylang. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Bogor.

Hobir et al. 1990. Kenanga dan Ylang-ylang. Bul. Littro. 4(1):30-37.

Ketaren, S. 1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Balai Pustaka. Jakarta. 427 hal.


situshijau
Pic from britannica.com

Sabtu, 17 Januari 2009

Bunga Raffleshia


Rafflesia Arnoldii adalah salah satu jenis flora unik Indonesia yang dinobatkan sebagai "puspa langka nasional Indonesia". Ia mempunyai nama daerah yang beragam sesuai dengan bahasa penduduk kawasan tumbuhnya, seperti sekedai, ambun, bunga benalu, bunga hantu, ambai-ambai dan lain-lain. Ada beberapa macam bunga Rafflesia seperti Rafflesia Acehencis, Rafflesia Rochussenii, Rafflesia zollingeriana dan lain-lain yang tumbuhnya tersebar di beberapa daerah di kawasan Malenesia yang meliputi Malaysia, Indonesia dan Filipina. Tetapi jenis-jenis ini umumnya berukuran lebih kecil dengan penampilan saling berbeda. Rafflesia Arnoldii berukuran raksasa dan diketahui hanyaterdapat di Sumatera dan penyebarannya berada di sepanjang punggung Bukit Barisan dari Aceh sampai Lampung dengan pusat ekologi di Bengkulu

Pertumbuhan Rafflesia Rrnoldii dimulai dengan perkecambahan yang terdapat di dalam kulit tumbuhan inang kemudian berkembang menjadi benang-benang

Proses terbentuknya bunga diawali oleh pembengkakan di dalam akar atau batang tumbuhan inang serta terbentuknya kuncup. Kuncup ini terus membesar sampai secara perlahan merobek permukaan. Kulit inang pecah sehingga terlihat bagian kuncup yang diliputi oleh braktea berwarna putih yang kemudian berubah menjadi coklat kehitaman. Pada diameter sekitar 25 cm, braktea tergeser dan terlepas satu persatu sehingga terlihat bagian bunga berwarna merah muda, bagian ini merupakan bagian yang kelak menjadi perigonium ( perhiasan bunga ). Braktea dapat dibedakan dari perigonium yaitu dari warnanya yang lebih gelap, lebih keras dan lebih tipis. Bunga mulai mekar dengan membukanya lobur perigonium satu persatu atau kira-kira pada saat kuncup berdiameter 30-35 cm. Lamanya perkembangan dari kuncup yang berdiameter 4 cm sampai bunga mekar ( diameter kuncup sekitar 34 cm ) diperkirakan 310 hari. Sedangkan waktu yang diperlukan dari fase biji sampai terbentuknya biji lagi diperkirakan selama 4,5 – 5 tahun.

Masa mekar sampai layu bunga Rafflesia Arnoldii biasanya 5-7 hari, kemudian membusuk dan biasanya akan dikerumuni lalat dan serangga lain. Rafflesia Arnoldii berbunga sepanjang tahun dan saat berbunga paling banyak adalah pada bulan-bulan basah.

Saat mekar, bunga Rafflesia Arnoldi mengeluarkan bau agak busuk. Sehingga ada yang menyamakan namanya dengan bunga bangkai ( Amorphophallus titanum ). Selain itu Rafflesia Arnoldii juga dikenal dengan sebutan “Padma Raksasa” karena ukurannya yang besar.

Bau busuk dari Rafflesia Arnoldii akan menarik berbagai jenis serangga terutama lalat. Lalat ini akan hinggap dari satu bunga ke bunga yang lain. Rafflesia Arnoldii merupakan tumbuhan berumah dua, sehingga dalam penyerbukannya memerlukan perantara yang berupa hewan. Lalat merupakan hewan utama yang membantu dalam penyerbukan. Lalat penyerbuk pada tumbuhan ini adalah Lucilia sp (lalat hijau) dan Sarchopaga ( lalat abu-abu ). Jika bunga betina dapat diserbuki maka akan dihasilkan buah yang berisi lebih dari 100 biji. Bunga jantan dan bunga betina akan sulit dibedakan apabila kita lihat dari luar karena kedua-duanya berwarna merah kecoklat-coklatan dengan bintik-bintik putih.

Biji Rafflesia Arnoldii yang terdapat pada jaringan buah yang terurai hanya dapat tumbuh pada tumbuhan inangnya bila terdapat hewan penyebar biji yang berfungsi sebagai pembawa biji dan melukai akar tumbuhan inang. Hewan yang berperanan dalam penyebaran biji ini diduga berasal dari mamalia berkuku ( ungulata ) seperti babi hutan, rusa, kijang dan jenis tupai.

yayasan-lembak

Kamis, 15 Januari 2009

Kacapiring, Si Pengharum Ruangan


Tanaman ini dikenal karena keharumannya. Namun, selain indah dan harum, tanaman ini juga bisa digunakan untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Bagaimana cara menanamnya?

Mungkin Anda punya koleksi tanaman hias yang cukup lengkap di kebun Anda. Namun, tak semua “berhenti”, lalu membayangkan: Bagaimana caranya dari halaman rumah ini bukan hanya tampil asri tetapi sekaligus bisa memancarkan semerbak wangi?Nah, kenapa Anda tak mencoba menanam kaca piring saja? Pasalnya, tanaman ini memiliki senyawa kandungan zat “minyak terbang.” Dan dalam minyak terbang itu antara lain terkandung unsur linalol dan styrolyl. Nah, unsur-unsur itulah yang mampu memancarkan aroma wangi. Maka jadilah, seputar halaman rumah beraroma wangi.

TEMPAT TERBUKA

Tanaman kaca piring (Gardenia augusta) diperkirakan berasal dari Cina atau Jepang, namun sudah lama tumbuh di Indonesia dan sudah ditanam di berbagai tempat. Misalnya, selain di halaman rumah, juga di halaman kantor, di taman-taman rekreasi, atau dipinggir-pinggir jalan sebagai tanaman hias. Kadang-kadang tumbuh secara liar di antara semak-semak dan tegalan.
Tanaman ini termasuk familia Rubiaceae dan mempunyai beberapa nama asing maupun nama daerah, antara lain:

- Belanda: Kaapse Jasmijn
- Inggris: Cape Jasmine
- Sansekerta: Gandharaj
- Sumatera: Menlu Bruek, Raja Putih, Sang Klapa
- Nusa Tengara: Jempiring
- Jawa: Peciring, Cepiring, Ceplok Piring

Kaca piring termasuk tanaman perdu tegak, tingginya sekitar 0,5 - 1,5 meter. Berbunga putih cerah, tunggal, tangkai pendek, dan berbau wangi. Tabung kelopak bunga kecil, pendek, dan berusuk. Mahkota bunga menyerupai terompet, leher bunga berambut, panjang daun mahkota bunga 6 - 9 cm.

Pohon ini berdaun tunggal, duduk daun berhadapan atau berkarang tiga-tiga, serta bertangkai pendek. Helaian daun berbentuk lonjong-bulat telur, bulat telur terbalik atau lanset memanjang. Pangkal daun runcing, berujung runcing, permukaan bagian atas berwarna hijau tua, dan dilapisi oleh “hars” yang mengkilat.

Tanaman ini dapat tumbuh subur di tempat-tempat terbuka dan terkena sinar matahari langsung. Juga cocok ditanam di daerah yang tingginya sekitar 400 - 600 meter di atas permukaan laut. Seandainya ditanam di tempat yang agak terlindung, kendati masih bisa hidup dan berbunga, namun hasilnya tidak sebaik di lokasi yang terbuka

SAMBUNG PUCUK

Perbanyakan kaca piring lazimnya dilakukan dengan stek batang dan pencangkokan. Tapi, tidak tertutup kemungkinan perbanyakan tanaman dilakukan dengan cara sambung pucuk. Apa maksudnya?

Akhir-akhir ini para pecinta tanaman hias rela mengeluarkan uang untuk mengimpor beberapa jenis kaca piring hibrida dari Belanda. Ada yang memiliki bunga lebih besar dan lebih putih cerah. Ada pula yang tingkat kewangiannya mencolok, dan sebagainya. Nah, dengan cara sambung pucuk ini, dimaksudkan agar dalam satu pohon mempunyai beberapa jenis kaca piring. Dengan demikian, wanginya bisa bertambah dan nilai estetikanya makin cantik.

Tata cara melakukan sambung pucuk tanaman kaca piring sebagai berikut:
- Pilih cabang sehat, lurus, dan berdiameter 1 - 1,5 cm.
- Potong cabang tersebut, lalu belah ujungnya pada bagian tengah sedalam 1,5 cm sehingga membentuk celah.
- Potong sepanjang 15 cm, dan tajamkan kedua sisinya.
- Tancapkan pucuk tersebut pada celah batang bawah, hingga kedua sisi kulitnya bersinggungan.
- Ikat menggunakan tali plastik, lalu pucuk entres ditutup plastik bening selama 4 - 7 hari
- Silakan diamati: bila batang pucuk tampak hijau berarti ada tanda-tanda kehidupan, tapi bila pucuknya mengering berarti gagal.
- Plastik tutup dilepas, setelah ada tanda-tanad entres tumbuh.

PENANANAMAN DAN PEMELIHARAAN

Tanah halaman rumah diolah dan diberi pupuk kandang. Kemudian, buat lubang sedalam 30cm, dengan jarak antar-lubang 50 cm. Setelah itu, bibit yang telah siap pun bisa ditanam. Di tahap ini jangan lakukan penyiraman. Sebaiknya lakukan pemupukan, yakni berupa pupuk NPK sebanyak 1 sendok teh per tanaman. Lakukan setiap 2 - 3 bulan sekali. Jika perlu, tambah dengan pupuk daun, misalnya Gandasil B dengan konsentrasi 2 gram per liter air.

Yang menjengkelkan, adanya serangan hama thrips. Dia menghisap cairan dari permukaan daun, hingga muncul bercak putih. Bercak itu akan berubah menjadi cokelat, lalu daun mati dan gugur. Tindak pengendaliannya bisa disemprot dengan insektisida, misalnya Thiodan 2 cc/liter air, atau Decis 0,5 cc/liter air.

KHASIAT DAUN

Siapa sangka dari kaca piring, terutama daun-daunnya, bisa dipakai untuk pengobatan? Mau bukti, silakan coba:

- Diabetes

Ambil saja 12 lembar daun kaca piring, kemudian direbus dalam dua gelas air. Biarkan mendidih sampai tinggal setengahnya. Silakan diminum sekaligus, dan ulangi secara rutin setiap hari.

- Demam

Sediakan 7 lembar daun kaca piring dan satu potong gula batu. Daun itu diremas-remas dengan `segelas air, lalu saring. Tambahkan gula batu, diaduk-aduk sampai merata. Saringlah, kemudian minum hingga rasa demamnya amblas.

- Sariawan

Siapkan 7 lembar daun kaca piring, 2 sendok makan madu, dan 1 potong gula batu. Caranya, daun diremas-remas dan ditambah dengan 1 cangkir air, lalu disaring. Hasil saringan dicampur dengan madu dan gula batu, lalu diaduk sampai merata. Silakan diminum, dan dilakukan setiap 2 hari sekali.

fapertaumy
Pic from flickr

Minggu, 04 Januari 2009

Bonsai, Penjualannya Tetap Stabil


Kapanlagi.com - Penjualan tanaman kerdil bonsai tetap stabil dalam pasaran tanaman hias karena selalu diburu konsumen yang umumnya menyukai bentuk dan bunga yang unik, kata beberapa penjual tanaman hias di Jakarta, Kamis (4/12).

Menurut pemilik kios tanaman hias Kalpataru Cakti Prima Utama di Palmerah, Jakarta Barat, Mumu Muslich (51), selain itu bonsai mempunyai konsumen tersendiri yang menjadi penghobi untuk membudidayakan tanaman hias ini.

Muslich mengatakan, tanaman hias kerdil seperti bonsai tidak
ada masa lesu atau turun karena mempunyai konsumen yang menjadi penggemar fanatik tersendiri.

Usaha penjualan kios tanaman hias Muslich lebih mengutamakan tanaman hias bonsai seperti jenis Bonsai Cemara, Bonsai Beringin, Bonsai Kingkit dan Bonsai Karet Kimeng. Harga yang dijual mulai Rp 5 juta sampai Rp 20 juta bergantung bentuk, jenis, dan umur bonsai. "Bonsai Cemara saat ini paling banyak diminati penghobi yang ingin membudidayakannya," kata Muslich.

Dalam membuat tanaman bonsai yang baru, Muslich menggunakan bibit pohon dan mencangkok tanaman yang sudah jadi. Ia juga menuturkan pentingnya jiwa seni seorang dalam membentuk dan membudidayakan tanaman Bonsai. "Kita juga harus membangun relasi dengan sesama petani bonsai untuk mengembangkan usaha ini," tutur Muslich.

Prospek usaha bonsai bisa dikatakan cerah karena omzet yang dihasilkannya pun cukup menjanjikan. Muslich mengaku dalam sebulan ia meraup keuntungan dari penjualan bonsai bisa mencapai lebih dari Rp 30 juta. Saat ini ia pun telah membuka cabang di daerah Tangerang dan Bogor.

Sementara itu penjual dan pemilik kios tanaman hias Boga Holtikultura di Condet, Jakarta Timur, Hj. Een Sukaenah (53) mengutarakan, budidaya bonsai saat ini tetap stabil bahkan cenderung meningkat menjadi tren tanaman hias.

Karenanya, kata Hj. Een, tidak mengherankan jika tanaman hias bonsai pasarannya jarang turun. "Kalau melihat perkembangannya saat ini memang Bonsai terus meningkat dan sudah jadi trend di kalangan masyarakat pencinta tanaman hias," ujarnya.Dengan keadaan pasaran yang stabil ini, Hj. Een berusaha menyiapkan stok bonsai bila permintaan yang cukup banyak dari konsumen masyarakat.

Dalam usahanya, ia menambahkan jenis pilihan bonsai Taiwan seperti Hokkian Tea, Ulmus Parfiflora, dan Pyracanta. Jenis-jenis ini ia dapatkan langsung dari relasinya di Taiwan dan saat ini telah dikembangkan dan dibudidayakan.

"Saya berpikir karena jarang turun pasaran Bonsai maka tidak salah kalau lebih dikembangkan lagi. Bonsai juga bisa dikatakan seni mengerdilkan tanaman dalam pot dan memeliharanya secara teratur sehingga melahirkan bentuk keindahan melalui suatu proses pemeliharaan," jelasnya.

Dengan penambahan beberapa jenis tanaman Bonsai di dalam kiosnya, koleksi tanaman hias yang menjadi usaha Hj. Een ini semakin lengkap. Ia pun menuturkan peminat tanaman Bonsainya berasal dari berbagai wilayah Jakarta dan luar kota seperti Bandung dan Sumedang. Dengan usaha hanya dari budidaya Bonsai, Hj. Een mengaku dirinya mampu meraih omzet sedikitnya Rp 20 juta. (kpl/meg)

kapanlagi.com
pic from internationalbonsai

Jumat, 02 Januari 2009

Rosela, Budidaya & Manfaat


Rosela merupakan tumbuhan semusim, jadi hanya mengalami satu kali masa produksi. Sebaiknya rosela ditanam secara khusus tanpa diselingi tanaman lain untuk mengoptimalkan hasil panen. Kelopak bunga rosela dimanfaatkan sebagai bahan makanan yakni sirup ,selai atau tambahan pada puding. Kelopak bunga rosela bermanfaat sebagai antioksidan karena kandungan vitamin C (asam askorbat) antosianin, serat dan protein. Selain itu bijinya dapatdijadikan minuman kesehatan seperti kopi dengan rasa yang khas dan nikmat.

Media Tanam

a. Lahan terbuka
Dibuat alur/bedengan setinggi 15-20 cm. Tanah diberi pupuk kandang 2kg/10 m2.
Jarak tanam 1 X 1 M. Jika tanah subur maka rosela umumnya tumbuh setinggi 2-3 m dan lebar tajuk 1-1,5 m.

b. Polibag/pot
Untuk lahan yang sangat terbatas bisa menggunakan polibag dengan hasil tanam yang terbatas, biasanya tinggi pohon hanya mencapai 40-70 cm. Media polibag juga dapat dijadikan media penyiapan benih hingga berumur 1 bulan (15-20 Cm).

Pembenihan (skala kecil/pemula)

Biji dibuat kecambah dengan cara direndam dalam air selama 24 jam
dan ditutup dengan kapas basah selama 2-3 hari Tanamlah biji yang telah menjadi kecambah langsung pada lahan yang telah disiapkan atau polibag.

Basahi kapas setiap hari hingga semua biji berkecambah atau menyisakan biji tidak dapat berkecambah (biasanya sekitar 10 hari). Cara ini mengurangi kemungkinan rusaknya biji oleh serangga tanah atau pembusukan jika ditanam langsung, cara ini kurang efektif untuk penanaman skala besar.

Perawatan

Umur 1-2 bulan tanaman diberi pupuk urea:NPK (4:3) 10-25 g/pohon.
Untuk penanganan hama (biasanya ulat daun, belalang, kutu) gunakan pestisida organik, bisa dibuat sendiri dengan menggunakan sambiloto (Andrographidis paniculata) dan daun mimba (Azadirachta indica), caranya daun sambiloto dan mimba segar (atau kering) ditumbuk dan dicampur air (100 gram dalam 5 L air) disaring lalu disemprotkan ke seluruh bagian tanaman. Pada saat rosela berbunga (umur 3-4 bulan) memerlukan air yang lebih sedikit dan sinar matahari yang cukup untuk memaksimalkan kualitas dan kuantitas bunga.

Panen dan Pascapanen

Kelopak rosela dapat dipanen saat biji telah tua (3-4 minggu) yang ditandai dengan kulit pembungkus biji majemuk yang berwarna coklat dan sedikit terbuka/membelah. Pemetikan dilakukan dengan gunting atau pisau karena kelopak sulit dipetik dengan tangan tanpa bantuan alat, juga untuk menghindari rusaknya batang. Pemanenan dapat dilakukan 3-4 kali (selang 1-2 minggu) lalu jika tanaman sudah tak lagi berbunga dicabut dan diganti dengan pohon rosela yang baru.

Kelopak yang telah dipetik dikumpulkan dan dicuci dengan air bersih lalu dijemur pada pukul 9.00-11.00 atau 14-16.00 selama 3 hari. Kelopak yang berkualitas memiliki aroma sitrus yang khas saat telah kering dan saat direndam dengan air panas (100 C) warna merah dan rasa asamnya cepat larut. Setiap pohon dapat menghasilkan bunga 200-1000 gram kelopak basah atau 20-100 gram kelopak kering dan biji kering 2-3 kali dari bobot kelopak.