adf.ly

Rabu, 23 Maret 2011

Komodo: Habitatnya Areal yang Tak Banyak Jenis Pohon yang Tumbuh Lebat

(Varanus komodoensis Ouwens)
Nama lain: Ora, Biawak raksasa
Suku: Varanidae

Latar Belakang
Biawak Komodo adalah jenis binatang purba yang sampai sekarang masih hidup di dunia clan merupakan satwa endemik. Satwa ini dilindungi ber dasarkan Ordonasi dan Perlindunggan Binatang Liar 1931 No. 134 dan 266..

Pertelaan
Biawak Komodo disebut juga biawak raksasa, karena termasuk jenis biawak yang paling besar. Panjang badannya sampai 3 meter dengan berat badannya mencapai 140 kg. Ekornya panjang, gemuk agak pipih, sedangkan kepalanya bermoncong tidak runcing. Lidahnya panjang, bercabang dua diujungnya dan berwarna kuning kemerailh-merahan. Pada keempat kakinya yang kuat terdapat kuku-kuku runcing. Seluruh tubuhnya berkulit keras, berwarna hitam keabu abuan.

Kulit binatang ini bercorak khusus, kecuali pada biawak yang muda, kulitnya berkembang-kembang berwarna hitam kekuning-kuningan. Ekor bi natang ini merupakan alat yang ampuh untuk merobohkan mangsanya dalam sekali serangan.

Habitat & Penyebaran
Habitat Komodo di Taman Nasional Komodo adalah areal yang tak banyak jenis pohon yang tumbuh lebat. Tujuh puluh persen dari Taman Nasional ini di tutupi oleh padang alang-alang dengan daerah savana disana-sini. Palem lontar menonjol di antara vegetasi yang ada dan merupakan jenis pohon yang paling khas di Taman Nasional Komodo. Satwa ini sering berkelana di pantai. Hidup mendiami lubang di daerah berbau cadas di tengah padang alang-alang yang kering iklimnya. Penyebarannya di Pulau Komodo, P Padar, P Rinca di sebelah Timur Sumbawa dan di pantai Barat Flores.

Makanan
Karena makanannya, binatang ini disebut pula binatang pemakan bangkai, kadang-kadang juga menyerang babi, rusa dan monyet. Daya penciuman bina tang ini sangat tajam sehingga dari jauh sudah mengetahui adanya bangkai. Penciumannya ini dibantu oleh syaraf di lidah yang selalu dijulur-julurkan keluar.

Perkembangbiakan
Komodo berkembangbiak dengan bertelur. Telurnya sebesar telur ayam, ber kulit agak lunak atau lembek dan warnanya keputih-putihan. Jumlah telurnya bisa lebih dari sepuluh butir yang diletakkan di celah batu atau rongga-rongga bawah tanah, sehingga kelembaban akan tetap terjaga. 

Telur komodo menetas setelah delapan bulan, dengan bantuan panas. Anak komodo menggunakan sebagian besar waktunya hidup di atas pohon; di situ mereka memakan serangga, telur burung dan binatang pengerat. Dengan hidup di atas pohon mereka akan terhindar dari serangan jantan dewasa yang biasanya memakan individu yang lebih kecil.
***
Sumber: Balai Kliring Keanekaragaman Hayati Nasional, KLH RI (http://bk.menlh.go.id)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar