adf.ly

Kamis, 10 Maret 2011

Elang Bondol: Burung Tipe Penyebaran Kosnuopolit

(Haliastur indus (Boddaert))
Nama lain: Lang merah, Lang tembikar
Suku: Accipitridae

Latar Belakang
Apabila dilihat dari penyebarannVa, Elang Bondol bukan burung asli DKI Jakarta, akan tetapi keberadaannya di Jakarta tetap dipertahankan. Elang Bondol dikatagorikan mempunyai tipe penyebaran kosnuopolit, yaitu penyebarannya sangat luas pada beberapa daerah penyebaran regional, yakni meliputi seluruh daerah Nusantara. Pemanfaatan secara langsung Elang Bondol bagi manusia belum banyak terungkap.

Namun dari segi bioekonomis, Elang Bondol rnerupakan salah satu mata rantai bagi keseimbangan ekosistem kota Jakarta. Burung Elang Bondol selain penerbang dan penjelajah yang ulung juga gigih, ulet dan pantang me nyerah dalam memburu mangsa untuk kelangsungan hidup dan kelestarian jenis. Sifat ini melambangkan bahwa warga Jakarta sangat gigih, ulet dan cekat an di dalam bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan di dalam mem bangun kota Jakarta pada khususnva maupun Indonesia umumnya serta selalu dinamis, tangkas dan cepat dalam bertindak. Selain itu, bentuk dan warna tubuhnya sangat artistik clan menarik.

Pertelaan
Pada dasarnya keluarga Accipitridat, dapat dikelompokan ke dalam beberapa jenis menurut bentuk dan perilakunya seperti kelompok "Kites", "goshowks", "Short toed Eagle" dan "Horries". Adapun elang bondol dapat dimasukkan ke dalam kelompok "Eagle". 

Kelompok "Eagle" mempunyai ciri-ciri tubuh berukuran relatif besar yaitu sekitar 43- 50 cm panjangnya, mempunyai sikap yang gagah, sayap panjang clan lebar, kaki kuat, jari kaki dilengkapi cakar. Bentuk tubuh Elang Bondol sangat mudah dikenali yakni seperti burung Rajawali. Warna tubuhnya coklat kemerahan, kecuali bagian kepala dan lehemya berwarna putih.

Habitat & Penyebaran
Daerah pantai, sawah, daerah aliran air dan daerah berpaya. Penyebarannya meliputi India, Ceylon, Asia Tropis dan Cina Selatan sampai ke bagian Utara Australia.

Makanan
Elang Bondol bersifat karnivora (pemakan daging) yakni memangsa mamalia kecil, ikan, katak, ketam, ular, kadal clan sebagainya.

Perkembangbiakan
Sarang dibangun pada pohon yang tinggi atau kadang-kadang pada suatu bangunan. Sarangnya terbuat dari ranting-ranting kering clan daun-daun hijau, kertas clan tulang. Telumya berjumlah 1- 4 buah. Telurnya dierami oleh burung betina yang disuapi oleh si jantan pasangannya. Masa pengeraman sekitar 26 - 27 hari. Anak burung meninggalkan sarang setelah 50 - 55 hari.
***
Sumber: Balai Kliring Keanekaragaman Hayati Nasional, KLH RI (http://bk.menlh.go.id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar