adf.ly

Senin, 19 Januari 2009

Budidaya Ylang-Ylang dan Kenanga


Kenanga dan ylang-ylang dapat diperbanyak secara generatif. Perbanyakan secara vegetatif masih sulit dilakukan, baik dengan cangkokan, okulasi maupun kultur jaringan. Benih kenanga tidak dapat disimpan dalam suasana kering.

Pendahuluan

Dalam perdagangan dikenal dua macam minyak atsiri yang berasal dari kenanga (Cananga odorata) yaitu minyak kenanga (C. odorata forma macrophylla) dan minyak ylang-ylang (dari bunga C. odorata forma genuina). Minyak kenanga merupakan salah satu komoditas ekspor yang telah lama dikenal di pasaran dunia. Ekspor minyak kenanga dari Indonesia mencapai voleme 50 ton tiap tahun dan merupakan pemasok minyak kenanga terbesar di dunia. Minyak ylang-ylang mutunya lebih baik dari minyak kenanga. Prospek pemasaran ylang-ylang diperkirakan cukup baik. Hal ini didasarkan, sampai sekarang indonesia masih mampu mengekspor minyak kenanga yang harganya 1/3 - 1/4 harga minyak ylang-ylang.

Tanaman ylang-ylang belum berkembang di Indonesia, sehingga masalah teknis pengembangannya masih belum banyak diketahui. Namun demikian tanaman ini tidak banyak berbeda dengan kenanga baik dalam teknik budidaya maupun dalam pengolahannya. Sehingga masalah yang dihadapi dalam pengembangannya tidak berbeda dengan kenanga.

Botani Tanaman Ylang-ylang

Perbedaan morfologi antara tanaman kenanga dengan ylang-ylang dapat dilihat antara lain dari habitus, bentuk daun dan warna ranting muda serta tangkai dan tulang daun. Ylang-ylang habitusnya ramping dan batangnya relatif kecil, cabang-cabang agak jarang sehingga nampak daunnya kurang rimbun. Sebaliknya kenanga pada umumnya habitusnya gemuk batangnya besar (kokoh), cabang agak rapat sehingga daunnya nampak rimbun.

Bentuk daun kenanga hampir sama dengan ylang-ylang yaitu lonjong. Perbedaan terletak pada perbandingan panjang dan lebar daun. Daun kenanga perbandingan panjang dengan lebar daun lebih kecil dari pada daun ylang-ylang sehingga nampak daun kenanga lebih lebar dari daun ylang-ylang. Disamping itu urat daun kenanga lebih kecil sehingga nampak lebih lemas, permukaannya datar(rata) dan warnanya hijau muda. Sebaliknya daun ylang-ylang nampak lebih sempit, urat daun lebih besar sehingga daun nampak lebih kaku, permukaan keriput dan warnanya hijau tua.

Bunga tersusun pada suatu tandan, tiap tandan berisi 2-20 kuntum. Sepal tiga buah, petal enam buah dengan panjang 4-8 cm, sempit dan ujungnya melengkung ke belakang. Tangkai bunga panjangnya 3-5 cm. Bunga yang baru mekar berwarna hiaju, berbulu tebal sehingga nampak putih kehijau-hijauan. Setelah dewasa bunga berwarna kuning kemudian kuning tua. Pada stadia tersebut kandungan dan mutu minyaknya mencapai maksimum.

Buah merupakan polong, bentuknya lonjong dengan panjang sekitar 4 cm dan berdaging lunak. Setiap buah mengandung 8-12 biji yang bentuknya pipih, permukaan kulit buah tidak rata, setelah mask warnanya coklat mengkilap.

Ekologi dan Penyebarannya

C. odorata (famili Anonaceae) diduga berasal dari Maluku dan Filipina. Genus Canangium dapat tumbuh sampai 1200 m di atas permukaan laut. Namun untuk ylang-ylang dan kenanga penyebarannya terutama di dataran rendah yang lembab dan panas serta mengalami periode kering tertentu.

Tanah yang baik untuk pengembangan kenanga dan ylang-ylang adalah tanah yang aerasinya baik dan solumnya dalam, tanpa lapisan batu atau padas. Hal ini penting karena tanaman tersebut memiliki perakaran yang dalam. Di Nossi Be (dekat Madagaskar), produksi dan mutu minyak ylang-ylang yang terbaik diperoleh dari tanaman yang diusahakan pada tanah liat berpasir atau tanah vulkanik yang aerasinya baik.

Teknik Budidaya

Perbanyakan

Kenanga dan ylang-ylang dapat diperbanyak secara generatif. Perbanyakan secara vegetatif masih sulit dilakukan, baik dengan cangkokan, okulasi maupun kultur jaringan. Benih kenanga tidak dapat disimpan dalam suasana kering. Pada kadar air 4-5% benih hanya dapat disimpan 3-4 hari. Pada kadar air diatas 50% dapat disimpan selama 1-2 minggu. Dengan sifat yang demikian, benih kenanga dan ylang-ylang dikategorikan ke dalam benih rekalsitran.

Benih kenanga dan ylang-ylang mudah tumbuh pada kisaran suhu 20-30 C, dengan terobosan sinar diatas 10%. Benih ylang-ylang lebih banyak memerlukan sinar daripada benih kenanga untuk perkecambahannya. Pada kondisi lingkungan yang optimal, benih kenanga dan ylang-ylang dapat tumbuh setelah 3-4 minggu setelah penyemaian.

Pembibitan

Bila tanaman diusahakan secara monokultur, jarak tanam kenanga berkisar antara 5-7 m s/d 5-7 m dan ylang-ylang antara 4-5 m s/d 4-5 m. Lubang tanam disiapkan kira-kira sebulan sebelum tanam dengan ukuran minimal 40 x 40 x 40 cm3. Dua minggu sebelum tanam, lubang tanam ditutup, sebaiknya diberi pupuk kandang 5-10 kg tiap lubang. Untuk melindungi bibit yang baru ditanam, pada setiap lubang tanaman disediakan naungan sementara.

Pemeliharaan

Pada tahun pertama setelah penanaman, perlu diusahakan agar tanah disekitar tanaman bebas gulma terutama yang berbentuk semak. Tanah yang kosong (sebelum kanopi memenuhi lahan) dapat diisi tanaman misalnya tanaman semusim atau tanaman penutup tanah.

Untuk pertumbuhan yang baik, tanaman perlu pupuk terutama menjelang berbunga. Dosis dan macam pupuk anjuran hasil penelitian belum ada, begitu pula pengalaman petani. Mengingat produk utama adalh bunga, yang umumnya dipanen 2 kali setahun, maka diperkirakan diperlukan dosis pupuk yang cukup tinggi. Tetapi karena memiliki perakaran yang kuat dan cukup dalam., diperkirakan dosis pupuk lebih rendah daripada dosis pupuk yang dianjurkan untuk cengkeh. Untuk menjaga agar tanaman berproduksi normal, diperlukan pemupukan sekitar 1-2 kg NPK (Urea, TSP, ZK) setiap pohon.

Hama Utama dan Pengendaliannya

Gangguan utama pada kedua tanaman ini adalah serangan ulat pemakan daun (Maenas maculifascie WLK) yang banyak menyerang tanaman pada musim hujanl Hama ini poliphagus, selain menyerang kenanga dan ylang-ylang juga menyerang tanaman sirih, dadap, coklat, jarak dan sebagainya.

Pengendalian hama ini dapat dilakukan secara mekanik/fisik, secara biologis maupun secara kimia. Pengendalian secara mekanik/fisik dilakukan dengan membakar atau langsung membunuh larva yang terkumpul pada pangkal batang. Tindakan selanjutnya adalah melakukan sanitasi disekitar areal tanaman terhadap sisa-sisa sarang dan rumput serta sampah. Dengan demikian pupa yang berada disekitar permukaan tanah dapat dieradikasi.

Pengendalian secara biologis dapat dilakukan dengan menggunakan parasit dari ordo Diptera serta bakteri yang menyerang larva M. maculifascie. Sedangkan pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan Azodrin 15 WSC yang diaplikasikan secara sistemik (infus) dan langsung disemprotkan ke tanaman yang tererang dengan dosis 2ml/l. Selanjutnya dari hasil penelitian diketahui bahwa Atabron 50 EC Nogos 50 EC dan Dursban 20 EC pada konsentrasi 0.5 mi/l cukup untuk membunuh larva instar ketiga.

Panen dan Pengolahan Hasil

Panen

Ylang-ylang biasanya mulai berbunga pada umur 1.5-2 tahun setelah tanam atau sekitar 2-3 tahun setelah penyemaian, sedangkan tanaman kenanga paling cepat berbunga setelah 5 tahun. Bunga yang dipanen pada akhir musim kemarau menghasilkan mutu minyak terbaik. Untuk memperoleh mutu minyak yang terbaik baik kenanga maupun ylang-ylang hendaknya dipanen setelah benar-benar masak ditandai dengan warna kuning tua. Kandungan minyak atsiri tertinggi terdapatpada malam hari dan pada siang hari menurun. Oleh karena itu panen bunga hendaknya dilakukan sepagi mungkin dan tidak melebihi pukul 9 pagi.

Penyulingan

Penyulingan bunga kenanga dan ylang-ylang dapat dilakukan secara penyulingan dengan air (direbus) atau penyulingan dengan air dan uap (dikukus). Pada penyulingan bunga ylang-ylang , minyak yang dihasilkan dipisahkan menjadi beberapa fraksi. Fraksi hasil penyulingan minyak ylang-ylang digolongkan menjadi empat jenis mutu yaitu fraksi ekstra (mutu terbaik), fraksi pertama, kedua dan ketiga. Penggolongan fraksi minyak ylang-ylang ini didasarkan pada berat jenis dan bilangan ester serta dilakukan berdasarkan lama penyulingan.

Fraksi terbaik mempunyai bilangan ester dan berat jenis yang paling tinggi dan fraksi berikutnya mempunyai berat jenis dan bilangan ester yang makin kecil. Mkin lama penyulingan persentase fraksi pertama (fraksi ester) makin rendah, sebaliknya fraksi terpen dan seskuiterpennya makin tinggi. Makin cepat penyulingan, persentase fraksi pertama makin banyak dan sedangkan fraksi terakhir (terpen dan seskuiterpen) makin rendah.

Daya Guna

Minyak ylang-ylang mempunyai aroma yang sangat wangi, atau setaraf dengan bau minyak melati, sehingga minyak ylang-ylang termasuk salah satu bahan pewangi dalam parfum yang mahal. Minyak kenanga mempunyai mutu bau yang lebih rendah bila dibandingkan dengan minyak ylang-ylang dan dipakai sebagai bahan pewangi sabun.

Daftar Pustaka

Hobir. 1989. Budidaya Ylang-ylang. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Bogor.

Hobir et al. 1990. Kenanga dan Ylang-ylang. Bul. Littro. 4(1):30-37.

Ketaren, S. 1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Balai Pustaka. Jakarta. 427 hal.


situshijau
Pic from britannica.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar