adf.ly

Kamis, 31 Juli 2008

Aglaonema & Treatmen Vertical Grow

Awal tahun 2008 yang lalu, dari sebuah milis ratu daun yang saya ikuti, mampirlah sebuah informasi tentang serangkaian produk treatment tanaman hias dengan label “Vertical Grow”. Mulanya informasi ini saya tanggapi sambil lalu. Dalam hati saya, sekarang ini memang banyak orang latah membuat produk untuk tanaman hias. Apalagi dari beberapa pengalaman mencoba berbagai macam merk tidak menunjukkan hasil yang signifikan (kebetulan saya paling mudah terpengaruh untuk mencoba produk baru). So, biarin sajalah.

Suatu ketika satu minggu saya tidak membuka e-mail, karena sedang ada pekerjaan diluar kota. Ketika kembali ke Jakarta dan membuka e-mail, saya mendapati banyak e-mail dengan subyek bahasan Vertical Grow, dengan segala macam “khasiatnya”. Dari sini pandangan saya tentang Vertical Grow sedikit berubah. Kalau memang banyak member milis yang tertarik, kenapa saya tidak ?. Ya, paling tidak untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas. Sampai suatu saat, ketika itu hari Jum’at, dimana kebiasaan di milis merupakan hari untuk “Jualan Aglo”, saya membaca sebuah penawaran jual Aglo berbagai jenis. Sang penjual waktu itu memberikan sebuah link Blog miliknya, utnuk melihat koleksi aglo yang dijual. Dari Blog inilah saya melihat satu pot Aglo Legacy dengan jumlah daun sedikit, tetapi mempunyai anakan yang sangat rimbun. Dibawah foto aglo itu terdapat sebuah artikel tentang pentingnya pemakaian Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) untuk aglo. Hanya saja di Blog itu tidak disebutkan merk ZPT yang digunakan. Penasaran dengan artikel tersebut, saya kontak pemilik Blog, dan berdialog masalah ZPT yang digunakan. Pemilik Blog menjelaskan bahwa treatmen yang dipakai selama ini menggunakan produk Vertical Grow.

Mendengar penjelasan demikian, segera saya buka kembali notebook dan cari alamat dimana bisa mendapatkan produk Vertical Grow. Dengan semangat tujuhbelas agustus, saya naik skutik menuju kawasan Jatipadang. Sayang karena terlalu bersemangat, saya sampai lupa mengantongi HP dimana saya mencatat alamat dan nomor telepon Pak Moes ( gadhinksflora ) penyedia produk Vertical Grow. Dengan menyesal, terpaksa pulang dengan tangan kosong. Keesokan harinya saya buka kembali www.gadhinksflora.com dan mencatat dengan jelas semua agen Vertical Grow. Ketika siang hari saya ada pekerjaan di sekitar Lebakbulus, saya sempatkan mampir dan membeli Beberapa produk Vertical Grow di sebuah agen : Extreme Grow, Extreme Root dan Extreme Shoot yang merupakan rangkaian ZPT. Juga media tanam Extreme organic untuk Aglo yang diklaim sebagai media tanam anti busuk.

Sore hari sepulang dari kerja, langsung saya bongkar beberapa aglo yang seminggu sebelumnya saya bawa dari rumah orang tua saya di Jateng. Ada empat pot yang sengaja saya gunakan sebagai “percobaaan” yaitu Adelia, Legacy, Dud Unyamanee dan Nn Thai Hibryd. Media lama saya bongkar dan saya ganti dengan 100 % media extreme organic, sekaligus ganti pot dengan yang baru. Setelah ganti media, Aglo saya spray dengan campuran tiga ZPT tadi ( Extreme Grow, Root dan Shoot ) dengan dosis masing-masing 2ml / liter air. Untuk sementara karena saya belum membeli pupuk NPK dari Vertical Grow, maka saya gunakan pupuk slow relesase Osmocote. Perlakuan yang sama saya ulangi seminggu dua kali, spray semua bagian daun, batang dan media sekitar batang, dengan harapan mampu diserap oleh akar dengan baik.

Satu minggu, dua minggu pertama saya tidak menemukan perubahan yang saya harapkan. Tetapi masuk minggu ketiga, saya melihat bahwa semua aglo menjadi kokoh, kekar dan lebih tahan terhadap sinar matahari. Terutama Dud Unyamanee yang sebelumnya batangnya lemas mirip seperti tanaman menjalar. Daun Legacy kembali “njegrak” dan kaku. Bentuk kembali tertata rowset dengan warna merah mulai timbul. Sekedar mengingat kebelakang, legacy dan Adelia ini saya beli di Flona Lapangan banteng tahun 2007 lalu. Ketika itu Legacy memiliki 6 daun, sedangkan Adelia baru 3 daun. Aglo-aglo itu kemudian saya kirim ke rumah orang tua di Jateng yang kebetulan memang penggemar berat tanaman hias, sebagai hadiah Ulang Tahun pernikahan yang ke 35. Sayang karena terlalu banyaknya tanaman hias yang dikoleksi orang tua saya, serta bedirinya sebuah rumah makan yang menggunakan beberapa kompor besar berdiri disamping “kebun” tanaman hias orang tua saya, membuat udara sekitar kebun menjadi panas. Celakanya lagi “limbah” uap minyak goreng serta asap kompor minyak dengan bebas menyerbu kebun. Akibatnya banyak tanaman menjadi kolaps. Untuk menyelamatkan tanaman, sebagian besar dipindah di kebun baru dibelakang rumah. Tetapi nasi telah menjadi bubur, beberapa koleksi tanaman terlanjur layu, bahkan beberapa tidak bisa lagi diselamatkan.

Akhirnya ketika saya ada kesempatan pulang ke Jateng, saya ajak kembali empat aglo pulang ke Jakarta. Ketika itu si Legacy sudah berdaun 16 lembar, tetapi karena “bencana” tadi, sepuluh daunnya terpaksa diprotoli, hingga hanya menyisakan 6 lembar daun, itupun tampak kurang sehat. Sedangkan tante Adelia yang sudah berdaun sebelas, mengalami nasib yang sama juga harus digundulin hingga tersisa 4 lembar. Dud Unyamanee daunnya mengecil dan mengkerut, pertumbuhannya lambat, batang lemas seperti menjalar.

Tetapi setelah lebih dari tiga bulan saya menggunakan treatmen Vertical Grow, alhamdulillah sekarang keempatnya sudah sehat, dengan postur yang lebih kokoh, segar, daun menjadi lebih tebal dan lebar. Bahkan aglo NN Hibryd thai saya tiga daun terakhir menjadi extra lebar dibanding daun standarnya. Legacy saat ini sudah beranak 2 dengan masing-masing 3 dan 2 daun, plus dua taring baru yang segera muncul kepermukaan. Tante Adelia sudah memberi saya sebatang keponakan dengan 2,5 daun yang lebih sehat dari ibunya. Dud Unyamanee sekarang sudah bisa berdiri kokoh tanpa bantuan penyangga, daun baru lebar dan tidak berkerut, serta warna menjadi lebih cerah. Dari apa yang saya perhatikan sekarang ini pertumbuhan kuncup daun baru sepertinya sambung menyambung dan lebih cepat hampir satu minggu dari biasanya.

Satu hal yang menjadi catatan saya, pada mulanya pemakaian treatmen ala Vertical grow memang belum kelihatan hasilnya, tetapi setelah 3 atau 4 minggu, akan terlihat perubahan yang signifikan. Saya menyebutnya sebagai tanaman mulai berakselerasi. Dari pengalaman saya, apabila tanaman sudah berhasil berakselerasi, maka treatmen ala Vertical Grow berarti sudah mulai bekerja dengan baik, dan kita tinggal menunggu hasil berikutnya yang “luar biasa”.

Selain mencoba treatmen ini untuk Aglo, saya juga mencobanya pada beberapa pot Sansevieria : S. Pinguicula, S. Malawi Midnight dan S. Kirkii “Copertone”. Hasilnya, umumnya sansevieria berakselerasi setelah mendapatkan treatmen selama 6-8 minggu. Memang lebih lambat di banding Aglo, tetapi pengalaman saya, sanse tersebut terutama S. Malawi Midnight dan S. kirkii “Copertone” pertumbuhan daun anakannya menjadi extreme cepat. Bahkan S. kirkii “Copertone” saya anakannya tumbuh memanjang hampir 17 Cm dalam waktu satu bulan. Sayang ketika saya menulis posting ini, keduanya sudah ikut mudik orang tua saya ke Jateng, dan belum sempat diambil fotonya.

Dari serangkaian percobaan yang saya lakukan menggunakan ZPT dan media tanam Vertical Grow terutama pada Aglo, kesimpulan yang bisa saya ambil adalah :

1. Tanaman tumbuh lebih kokoh dan segar
2. Daun tumbuh lebih cepat dan lebih besar / lebar
3. Munculnya pucuk baru lebih cepat dan cenderung sambung menyambung
4. Merangsang munculnya akar lebih banyak dan lebih sehat
5. Merangsang munculnya anakan, terutama bagi aglo indukan yang malas beranak

Berikut adalah foto-foto tanaman yang saya treatmen dengan Vertical Grow :

Aglo Dud Unyamanee, tampak daun (a) mewakili hampir semua daun Dud yang “sakit parah” sebelum treatmen, dan daun (b) adalah perkembangan daun baru setelah treatmen, daun lebih sehat dan bentuk lebih baik dan tidak berkerut seperti daun( a ).


Aglo legacy yang semula kurang sehat, setelah treatmen tiga bulan setengah, menjadi lebih sehat dan mengeluarkan dua anak serta dua taring baru yang segera muncul dari dari media tanam.


Aglo NN New hibryd thai, tampak daun (a) adalah daun lama yang tumbuh sebelum treatment, ukuran kecil standar. Serta daun ( b,c,d ) adalah daun yang tumbuh setelah treatmen yang tampak jauh lebih segar dan ukuran daun lebih lebar.


Aglo widuri yang saya beli dalam keadaan dua daun standard yang nyaris tanpa akar. Ketika dipisah dari induknya, kondisi akarnya memang masih sedikit. Ditambah lagi media tanam yang digunakan waktu itu terlalu becek, sehingga akar yang sedikit makin berkurang karena busuk. Setelah empat minggu saya treatmen, akar mulai tumbuh dengan baik, dan bahkan pucuk baru sudah tumbuh, dengan dua daun awal yang menjadi lebih lebar.


Secara iseng saya juga aplikasikan treatmen ini pada satu pot puring murah meriah saya. Tampak beberapa daun diatas tampak lebih segar, dan bahkan mulai terlihat ukuran daun yang lebih besar.

Saya menulis pengalaman ini berdasarkan pengalaman saya pribadi, semata karena saya merasa puas dengan hasil yang saya dapatkan, samasekali tidak ada kepentingan lain. Apalagi bila dibandingkan dengan harganya yang relative murah, saya kira treatmen Vertical Grow sungguh sangat memuaskan saya. Demikian sekedar sharing pengalaman saya. Semoga membantu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar