Burung kenari dalam satukali periode bertelur umumnya berjumlah empat butir hingga jima butir. Namun, burung kenari juga sering hanya menghasilkan dua atau tiga butir dalam satu kali periode bertelur. Banyak sedikitnya jumlah telur yang dihasilkan tergantung pada proses pembuahan dan menu makanan yang diberikan. Di samping itu, banyak sedikitnya telur yang dihasilkan juga tergantung pada keperkasaan kenari jantan dan kesiapan kenari betina.
Telur-telur yang dihasilkan dan dierami oleh induknya terkadang ada juga yang tidak menetas, bahkan gagal menetas semuanya. Daya tetas telur tergantung pada keberhasilan proses pembuahan antara sel telur dan sperma.
Proses pembuahan telur kenari herlangsung sesaat setelah kenarij antan berhasil mengawini kenari betina. Namun, terkadang kita menjumpai telur kenari yang tidak dapat menetas, walaupun kita tahu telah terjadi proses perkawinan. Faktor yang mempengaruhi daya tetas telur kenan antara lain:
(1) kualitas induk kenari (jantan dan betina) yang kurang bailç
(2) induk kenari kegemukan; dan
(3) menu makanan yang kurang baik.
Induk kenari jantan dan betina yang berkualitas baik akan melakukan perkawinan dengan sempuma dan proses pembuahan telur terjadi dengan sempurna pula, sehingga menghasilkan telur yang dapat menetas. Jika telur-telur yang dihasilkan dan proses perkawinan tersebut tidak dapat menetas, kemungkinan salah satu atau kedua induk kenari tersebut memiliki kualitas yang kurang baik sehingga pembuahan sel telur oleh sperma tidak sempuma.
Untuk mengetahui kualitas kedua induk kenari (jantan dan betina), dapat dilakukan perkawinan silang dengan kenari lain yang benar-benar telah teruji (menghasilkan anak). Misalnya, kenari jantan dikawinkan dengan kenari betina yang pemah menghasilkan anak. Sebaliknya, kenari betina juga dikawinkan dengan pejantan lain yang juga pernah menghasilkan anak. Dan uji coba perkawinan silang ini dapat diketahui indukan mana yang mandul dan tidak dapat menghasilkan anak, yang jantan atau yang betina. Kemungkinan salah satu induk kenari itu mandul atau bahkan kedua indukan itu mandul memang bukan hal yang mustahil.
Kegagalan proses pembuahan pada burung kenari umumnya disebabkan oleh faktor kegemukan atau faktor lain yang bersifat hereditas (keturunan). Bila salah satu di antara kedua induk kenari tersebut mengalami kegemukan, maka walaupun terjadi proses perkawinan dan menghasilkan telur, namun umumnya telur-telur yang dihasilkan tersebut tidak menetas. Kegagalan proses perkawinan mi biasanya disebabkan oleh banyaknya kandungan lemak yang terdapat di sekitar perut atau anus sehingga proses pembuahan terhambat. Sel telur tidak dapat dibuahi atau perjalanan sperma menuju sel telur terganggu oleh lemak yang terdapat di sekitar perut atau anus.
Faktor lain yang ikut menentukan keberhasilan proses pembuahan adalah kualitas makanan. Makanan yang berkualitas baik dan mengandung gizi yang cukup untuk kebutuhan burung kenari sangat mempengaruhi proses pembuahan sel telur oleh sperma kenari jantan. Makanan yang bergizi adalah makanan yang mengandung zat-zat yang diperlukan tubuh burung kenari. Zat-zat makanan yang diperlukan oleh burung kenari setidak-tidaknya memiliki unsur-unsur karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Semua itu terdapat di dalam makanan yang berupa biji-bijian, makanan pendamping, makanan yang berbentuk sayuran, kuning telur, serta minuman yang dicampur beberapa macam vitamin serta mineral yang diperlukan oleh tubuh burung kenari.
Burung kenari betina yang sudah mulai bertelur di tempatnya tidak boleh dilakukan penjemuran. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh petemak path saat kenari betina sudah mulai bertelur adalah sebagai berikut.
a. Suasana lingkungan di sekitar sangkar hams nyaman dan terbebas dan gangguan binatang, misalnya ayam, tikus, kucing, dan anjing.
b. Sangkar hams tetap pada tempatnya, tidak boleh dipindabkan ke tempat lain, kecuali sangat terpaksa.
c. Sangkar untuk bertelur hams diletakkan di tempat yang sejuk, nyaman, dan terhindar dan sengatan sinar matahari siang dan sore.
Telur-telur yang dihasilkan dan dierami oleh induknya terkadang ada juga yang tidak menetas, bahkan gagal menetas semuanya. Daya tetas telur tergantung pada keberhasilan proses pembuahan antara sel telur dan sperma.
Proses pembuahan telur kenari herlangsung sesaat setelah kenarij antan berhasil mengawini kenari betina. Namun, terkadang kita menjumpai telur kenari yang tidak dapat menetas, walaupun kita tahu telah terjadi proses perkawinan. Faktor yang mempengaruhi daya tetas telur kenan antara lain:
(1) kualitas induk kenari (jantan dan betina) yang kurang bailç
(2) induk kenari kegemukan; dan
(3) menu makanan yang kurang baik.
Induk kenari jantan dan betina yang berkualitas baik akan melakukan perkawinan dengan sempuma dan proses pembuahan telur terjadi dengan sempurna pula, sehingga menghasilkan telur yang dapat menetas. Jika telur-telur yang dihasilkan dan proses perkawinan tersebut tidak dapat menetas, kemungkinan salah satu atau kedua induk kenari tersebut memiliki kualitas yang kurang baik sehingga pembuahan sel telur oleh sperma tidak sempuma.
Untuk mengetahui kualitas kedua induk kenari (jantan dan betina), dapat dilakukan perkawinan silang dengan kenari lain yang benar-benar telah teruji (menghasilkan anak). Misalnya, kenari jantan dikawinkan dengan kenari betina yang pemah menghasilkan anak. Sebaliknya, kenari betina juga dikawinkan dengan pejantan lain yang juga pernah menghasilkan anak. Dan uji coba perkawinan silang ini dapat diketahui indukan mana yang mandul dan tidak dapat menghasilkan anak, yang jantan atau yang betina. Kemungkinan salah satu induk kenari itu mandul atau bahkan kedua indukan itu mandul memang bukan hal yang mustahil.
Kegagalan proses pembuahan pada burung kenari umumnya disebabkan oleh faktor kegemukan atau faktor lain yang bersifat hereditas (keturunan). Bila salah satu di antara kedua induk kenari tersebut mengalami kegemukan, maka walaupun terjadi proses perkawinan dan menghasilkan telur, namun umumnya telur-telur yang dihasilkan tersebut tidak menetas. Kegagalan proses perkawinan mi biasanya disebabkan oleh banyaknya kandungan lemak yang terdapat di sekitar perut atau anus sehingga proses pembuahan terhambat. Sel telur tidak dapat dibuahi atau perjalanan sperma menuju sel telur terganggu oleh lemak yang terdapat di sekitar perut atau anus.
Faktor lain yang ikut menentukan keberhasilan proses pembuahan adalah kualitas makanan. Makanan yang berkualitas baik dan mengandung gizi yang cukup untuk kebutuhan burung kenari sangat mempengaruhi proses pembuahan sel telur oleh sperma kenari jantan. Makanan yang bergizi adalah makanan yang mengandung zat-zat yang diperlukan tubuh burung kenari. Zat-zat makanan yang diperlukan oleh burung kenari setidak-tidaknya memiliki unsur-unsur karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Semua itu terdapat di dalam makanan yang berupa biji-bijian, makanan pendamping, makanan yang berbentuk sayuran, kuning telur, serta minuman yang dicampur beberapa macam vitamin serta mineral yang diperlukan oleh tubuh burung kenari.
Burung kenari betina yang sudah mulai bertelur di tempatnya tidak boleh dilakukan penjemuran. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh petemak path saat kenari betina sudah mulai bertelur adalah sebagai berikut.
a. Suasana lingkungan di sekitar sangkar hams nyaman dan terbebas dan gangguan binatang, misalnya ayam, tikus, kucing, dan anjing.
b. Sangkar hams tetap pada tempatnya, tidak boleh dipindabkan ke tempat lain, kecuali sangat terpaksa.
c. Sangkar untuk bertelur hams diletakkan di tempat yang sejuk, nyaman, dan terhindar dan sengatan sinar matahari siang dan sore.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar