Penjodohan dengan pasangan tidak tetap umumnya dilakukan oleh penangkar yang hanya memiliki induk jantan terbatas, sedangkan jumlah induk betina cukup banyak. Proses penjodohanya hanya berdasarkan situasi, misalnya ketika ada induk betina yang sudah dijodohkan karena anak-anaknya sudah dapat makan sendiri. Jika induk betina tersebut sudah tampak siap kawin lagi, maka dapat segera dijodohkan dengan induk jantan lain supaya tidak terlambat untuk bertelur lagi.
Keuntungan penjodohan burung kenari dengan pasangan yang tidak tetap adalah produksi telur dan anakan kenari dapat berlangsung terus menerus sampai batas waktu tertentu. Sedangkan kelemahan penjodohan burung kenari dengan pasangan yang tidak tetap adalah kualitas anakan burung kenari kurang bagus, baik dari segi warnanya maupun suaranya. Sebab, penangkar umumnya tidak memperhatikan latar belakang penjodohan tersebut, mereka hanya berorientasi pada jumlah produksi yang dihasilkan. Disamping itu, induk jantan yang digunakan secara-terus menerus dan kurang beristirahat menyebabkan vitalitasnya cepat menurun. Burung kenari jantan yanng terlalu diforsir untuk mengawini induk kenari akan menghasilkan anakan kenari yang kualitasnya kurang bagus.
Agar kualitas pejantan selalu dalam kondisi prima, maka kualitas pakan dan kebutuhan menu pakan harus sungguh-sungguh diperhatikan. Makanan yang diberikan harus lebih baik daripada biasanya agar kebutuhan energi dan nilai kalori yang masuk kedalam tubuh kenari seimbang dengan tenaga yang dikeluarkan. Jika tenaga yang dikeluarkan lebih besar daripada kebutuhan energi, maka lama kelamaan kondisi burung tersebut akan semakin menurun dan akhirnya dapat menyebabkan kematian.
Keuntungan penjodohan burung kenari dengan pasangan yang tidak tetap adalah produksi telur dan anakan kenari dapat berlangsung terus menerus sampai batas waktu tertentu. Sedangkan kelemahan penjodohan burung kenari dengan pasangan yang tidak tetap adalah kualitas anakan burung kenari kurang bagus, baik dari segi warnanya maupun suaranya. Sebab, penangkar umumnya tidak memperhatikan latar belakang penjodohan tersebut, mereka hanya berorientasi pada jumlah produksi yang dihasilkan. Disamping itu, induk jantan yang digunakan secara-terus menerus dan kurang beristirahat menyebabkan vitalitasnya cepat menurun. Burung kenari jantan yanng terlalu diforsir untuk mengawini induk kenari akan menghasilkan anakan kenari yang kualitasnya kurang bagus.
Agar kualitas pejantan selalu dalam kondisi prima, maka kualitas pakan dan kebutuhan menu pakan harus sungguh-sungguh diperhatikan. Makanan yang diberikan harus lebih baik daripada biasanya agar kebutuhan energi dan nilai kalori yang masuk kedalam tubuh kenari seimbang dengan tenaga yang dikeluarkan. Jika tenaga yang dikeluarkan lebih besar daripada kebutuhan energi, maka lama kelamaan kondisi burung tersebut akan semakin menurun dan akhirnya dapat menyebabkan kematian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar