adf.ly

Kamis, 10 Juni 2010

MENGEMBANGBIAKKAN JALAK SUREN


Drs. Anthan Warsito
Sumber: www.freehomepages.com/avesmjl/majalah/artikel02.html


Jalak suren sebenarnya bisa ditemukan hampir di seluruh pelosok Indonesia. Namun,
sekarang burung ini semakin sulit ditemukan. Apa yang dialami burung lain, populasinya
kian hari kian susut di alam, ternyata juga dialami jalak suren. Pencemaran sawah oleh
pestisida, penangkapan untuk dipelihara atau diperdagangkan, dan penciutan hutan
merupakan penyebab utama menurunnya populasi jalak suren yang bernama ilmiah
Sturnus contra jalla.
Keistimewaan jalak suren
Jalak suren dilambangkan sebagai burung jinak penjaga rumah. Dengan memelihara
burung ini, rumah akan selalu terjaga setiap hari. Mungkin ada benarnya anggapan ini
karena jalak suren merupakan burung yang sangat peka. Jika ada orang datang, akan
bersuara nyaring dan bervariasi. Bisa dipahami kalau banyak orang yang memelihara
burung ini.
Ada empat alasan orang memelihara jalak suren. Pertama, untuk menjaga rumah. Kedua,
untuk kesenangan. Ketiga, untuk memancing suara burung lain agar ikut berkicau.
Kecerewetan jalak uren akan merangsang burung lain untuk mengeluarkan nyanyiannya.
Jalak suren dapat dijadikan master bagi whamei atau whabi. Keempat, untuk
ditangkarkan. Usaha penang-karan dilatarbelakangi oleh kesa-daran terhadap kelestarian
jenis burung ini dan alasan ekonomis. Jalak suren hasil penangkaran dapat diperjualbelikan
dengan harga Rp350.000,00 per pasang.
Membedakan jantan dan betina
Jalak suren mulai dewasa pada umur 8—10 bulan. Ciri fisik dan tingkah laku burung
jantan dan betina mulai bisa dibedakan. Untuk membedakannya, harus dilakukan dengan
pengamatan yang seksama.
Jalak suren jantan memiliki tubuh berbentuk lurus dengan ukuran relatif lebih besar dari
betina. Tubuhnya lonjong dan panjang, kepa-lanya lebih besar dan bulat, paruhnya relatif
lebih panjang dan kokoh. Bulu kepala, punggung, dan dada berwarna hitam legam dan
mengilat. Warna merah pada kulit di atas mata lebih cerah dan jelas. Pada bagian yang
memiliki bulu warna putih, di tubuh bagian bawah, kelihatan lebih bersih. Ekornya sedikit
lebih panjang dan menyatu. Jari-jari kakinya lebih panjang dan lebih kokoh. Jambul
kepalanya lebih panjang dan lebih melebar saat mengembang.
Yang betina memiliki bentuk tubuh bulat dan pendek. Warna hitam dan putihnya agak
suram. Paruh, jari kaki, dan ekornya lebih pendek dan halus. Kepalanya agak ramping.
Warna merah pada bagian mukanya lebih pucat dibanding burung jantan. Selain itu,
aktivitas dan gerakan burung jantan relatif lebih lincah dan agresif dari yang betina. Suara
ocehannya lebih cerewet, bervariasi, dan lebih keras dari betina.
2
Untuk tujuan penangkaran, burung jantan dan betina harus dipilih yang memiliki
pandangan mata tajam, postur tegap, gesit, gerakan lincah, suara lantang, dan nafsu makan
tinggi.
Cara menangkar
Penangkaran merupakan solusi penting dalam menjaga populasi jalak suren supaya tidak
sampai punah. Dalam menangkarkan jalak suren, hal-hal berikut ini perlu diperhatikan.
• Kandang sebaiknya memiliki bentuk meninggi.
• Di dalam kandang disediakan tanaman yang tinggi, bercabang banyak, dan berdaun
lebat, misalnya kemuning, klampis, kersen, atau tanaman lain yang mirip dengan
tanaman tersebut.
• Lantai kandang juga perlu ditanami tanaman perdu atau semak dan rumput-rumputan.
• Tempat bertengger diupayakan yang besar atau melebar untuk memudahkan
perkawinan.
• Tempat pakan harus cukup memadai dan kebersihannya dijaga.
• Tempat minum dan mandi juga perlu disediakan.
• Sinar matahari harus dapat masuk ke kandang secara memadai.
• Banyaknya sinar matahari yang masuk sangat menentukan produktivitas perkawinan
dan telur.
• Selain itu, tentunya juga perlu tempat berteduh sewaktu ada hujan.
Menurut pengalaman, jalak suren yang ditempatkan dalam kandang berukuran 100 x 175 x
200 cm atau yang lebih besar lagi (3 x 3 x 4 m) ternyata bisa berkembang biak dengan
baik. Perlengkapan yang ada di dalam kandang ditata hingga menyerupai kondisi alami.
Pakan yang diberikan berupa pepaya, pisang, dan serangga (misalnya kroto, ulat bambu,
ulat hongkong, atau jangkrik. Selain itu, juga diberi voor yang berkualitas baik. Dengan
pakan seperti ini, sepasang jalak suren yang sudah jodoh akan berkembang biak dengan
baik.
Jalak suren mulai siap berbiak pada umur 10 - 12 bulan. Satu tahun untuk betina dan 1,5 -
2 tahun untuk jantan merupakan umur ideal untuk penjodohan. Biasanya betina lebih cepat
dewasa kelamin dibanding jantan.
Tehnik penjodohan dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, kalau jumlahnya
banyak, penjodohan bisa dilakukan secara bebas. Artinya, masing-masing burung
dibebaskan memilih pasangannya. Bila ada sepasang burung yang saling berdekatan,
berkicau sahut-sahutan, dan bercumbu, itu pertanda jodoh. Burung yang sudah jodoh harus
dipindahkan dalam kandang tersendiri. Biasanya burung yang sudah jodoh akan merajai di
antara yang lain dan menyerang sesamanya atau sebaliknya diganggu oleh yang lain yang
sama-sama jodoh atau berebut jodoh. Ini akan mengganggu proses perkawinan dan
perkembangbiakan selan-jutnya.
Jika hanya ada dua ekor, seekor jantan dan seekor betina, penjodo-han dapat dilakukan
dengan mendekatkan betina ke jantan. Caranya, burung betina dimasukkan dalam sangkar
kecil atau sangkar gantung. Burung jantan dibiarkan dalam kandang penangkaran.
Selanjutnya, sangkar kecil berisi burung betina dimasukkan ke dalam kandang
penangkaran. Karena memiliki sifat berahi yang tinggi dan musim kawin sepanjang tahun,
kedua burung ini akan segera jodoh.
3
Burung yang sudah jodoh akan melakukan perkawinan 2 - 4 minggu setelah penjodohan.
Selanjutnya, burung akan membuat sarang untuk bertelur pada tanaman yang banyak
cabangnya.
Dalam kandang penangkaran jalak suren dapat dirangsang membuat sarang. Caranya, di
beberapa tempat yang layak untuk bersarang, misalnya pada tanaman yang memiliki
banyak cabang kuat, terlidung, dan aman dari gangguan, diberi tatanan dasar sarang. Di
tempat-tempat yang telah ditentukan itu ditaruh bahan sarang seperti jerami, akar sulur
yang panjang, ranting-ranting, atau daun-daunan. Bahan sarang ini ditata melingkar atau
dalam tumpukan yang teratur. Cara ini dapat merangsang dan membantu jalak suren untuk
bersarang.
Jalak suren akan memilih sendiri tempat yang sesuai untuk bersarang. Pembuatan sarang
dilakukan selama 5 - 10 hari, tergantung agresivitas burung. Ukuran sarang termasuk
besar. Panjang tumpukan susunan sarang antara 35 - 45 cm, lebar 20 - 30 cm, dan tinggi
sekitar 20 cm. Lubang tempat keluar masuknya burung berada di permukaan atas sarang,
agak miring dengan derajat kemiringan antara 40 - 45°.
Jalak suren merupakan salah satu, mungkin satu-satunya, jenis dari keluarga Sturnidae
yang membuat sarang bukan di dalam rongga pohon, tetapi menaruh sarang pada cabangcabang
pohon.
Telur jalak suren berwarna biru, berukuran 19,8 x 27,7 mm, dan berjumlah 3 - 4 butir.
Telur dierami bergantian oleh burung jantan dan betinanya. Telur-telur itu akan menetas
setelah 14 hari dierami. Selain sebagai pengganti selama pengeraman telur, yang jantan
juga bertindak sebagai penga-man di luar sarang. Anak jalak suren akan dipelihara
induknya sampai berumur 1,5 bulan.
Jalak suren bisa berkem-bang biak sepanjang tahun. Puncak perkembangbiakan terjadi
pada pertengahan tahun, yaitu antara bulan Januari - Juni. Bulan Juli - Desember
merupakan masa penurunan perkawinan.
Perawatan anak
Induk jalak suren akan menyuapi anaknya yang baru menetas dari telur dengan pakan
berupa serangga, misalnya kroto, belalang, kupu-kupu, jangkrik, ulat hong-kong, ulat
bambu, atau jenis serangga lain yang dijumpai. Anak jalak suren jarang disuapi buahbuahan.
Demikian pula dengan anak yang sudah keluar dari sarang, pakan yang diberikan
berupa serangga, sampai anakan umur 1- 1,5 bulan. Setelah itu anak jalak suren mulai
makan buah-buahan.
Pemberian makanan dilakukan 1 - 2 jam sekali setiap hari. Kira-kira umur 1,5 bulan anak
jalak suren sudah disapih oleh induknya. Selanjutnya anak jalak suren dapat dipisah dari
induknya dan diperlakukan seperti halnya jalak suren dewasa. Burung muda ini selanjutnya
bisa dilatih suaranya atau ditangkarkan seperti induknya.
4
Aves terbit secara berkala. Buku ini bisa dibeli di toko buku atau penerbit Trubus
Agrisarana. Atau pesan lewat email ke : AVES
Alamat penerbit: Jl. Tenggilis Tengah I, Blok K, No 26, Surabaya 60292
Tlp. 031 8418827, Faks. 8490218
Redaksi Aves menerima tulisan atau artikel tentang burung. Kirimkan ke email :
aves@indo.net.id. Tulisan diketik dengan spasi rangkap pada kertas kuarto, 2 - 8 halaman,
dengan identitas penulis yang jelas. Redaksi berhak mengubah tulisan tanpa mengurangi
arti secara keseluruhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar