adf.ly

Jumat, 19 Desember 2008

Asal Comot

Kamis malam sambil nonton Tukul ngejailin dua cewek cantik, saya iseng surfing ke beberapa situs favorit sambil buka beberapa e-mail yang masuk. Setengah jam kesana-kemari, mata saya tertarik pada sebuat artikel tulisan seorang blogger dari Semarang di blog-nya. Sebuah pengalaman dimana beberapa foto miliknya yang dijadikan sebagai “bahan artikel” disebuah media (tabloid) tanaman hias “terkenal” pada Agustus 2008 lalu. Menurut pengakuannya, foto-foto tersebut “dicomot” tanpa izin. Lebih parah lagi
, di artikel tersebut seolah-olah sang wartawan telah melakukan wawancara dengan dia. Untuk lebih detailnya silahkan simak yang berikut ini, siapa tahu bermanfaat bagi kita semua.

Berikut artikelnya :


Setelah sempet kliru beli sebuah tabloid agro, akhirnya ktemu juga nich tabloid yang kata temen-temen memuat beberapa foto anthurium saya. wach nekat yaaa, lumayan banyak tuh foto-foto tanpa ijin dimuat disitu, itung-itung ada 12 foto deh. sebenernya ga masalah foto-foto dan nama saya “dicatut” [ehm… kaya seleb wae!], bener-bener ga apa-apa kok, terutama klo demi dan atas nama kemajuan anthurium indonesia yang saat ini sedang terjun bebas [wuich… sampai segitunya?!]. itung-itung kan nambah beken hi.. hi.. gratis tis lagi.
yang tidak habis pikir tuch konten artikelnya seolah-olah mereka [pihak tabloid/wartawan] sudah melakukan wawancara dengan saya. padahal sama sekali tidak pernah, tidak sedetikpun [ne.. ne.. ne..]. nach klo konten artikelnya ditulis secara bener, sekali lagi itu sama sekali tidak merisaukan, terima-kasih malah. tp ini? huh! asal tulis, super ngawur… [pake banget]. “pak wartawan…, mentang-mentang selama ini diem aja [halah! kaya’ udah dimuat berkali-kali aja], trus isi konten makin ngaco ya? please donk ach!” saya sih bukan pakar anthurium, bukan juga peneliti, hanya kebetulan mencintai taneman tersebut [mencintai?! kok sekarang jarang ke kebun sih?]. tapi saya rasa, temen-temen yang sedikit banyak punya ketertarikan dengan anthurium pasti bisa tau dimana kejanggalannya. banyak artikel lucu [sik sik… ketawa dulu ach…] di tabloid edisi agustus ini, tp berikut hanya saya kutip beberapa yang berhubungan dengan saya aja ya he.. he..:

saat anthuriumania di seluruh dunia berusaha keras mendapatkannya, bahkan sampai nekat menyelundupkan bijinya segala dari jamaica, spesies yang satu ini justru bisa berbiak dengan apik di semarang. “saya membiakkannya juga dari biji yang saya dapatkan dari amerika,” tutur maria rina, kolektor asal semarang.
[hal 5]


eeit… dapat info dari mana bang! kapan saya pernah membiakkan anthurium mancuniense? kapan saya membeli bijinya? jangan sembarangan ach!
buat rekan-rekan yang menanyakan masalah biji dan anakan, mohon maaf ya… saya tidak ada barang yang dimaksud.
nach-nach ini lagi, kata “menyelundupkan” bisa bikin kuping panas lho. bukan kuping saya sih, tp kuping balai karantina tumbuhan, departemen pertanian. janji tanggung-jawab yak klo ada apa-apa…

anthurium colonicum.
ada sejumlah breeder di jateng yang membiakkannya dalam jumlah besar. pasalnya spesies yang satu ini dulunya pernah menjadi favorit penghias halaman rumah-rumah mewah. dibanding jantung hati melambai lainnya. daun colonicum tak begitu bisa tumbuh memanjang. bahkan sudut daun dengan tangkainya relative lebih lebar. tulang daun dan serat daunnya juga tak begitu ekstrem menonjol.
[hal. 6]



isi artikel sih tidak menyinggung nama maria rina he… he… tapi karna foto yang dipajang adalah foto koleksi saya, boleh dong kasih komen. breeder yang dimaksud bukan saya lho… bener bukan [kok ke gr an sih!]. emang beberapa waktu lalu di semarang sempet beredar bibitan yang disebut sebagai magnesium [setahu saya sih ini nama sejenis unsur mineral] yang keliatannya mirip dengan jenis anthurium ini. dan setahu saya sih taneman ini daunnya bisa sangat panjang.
sedikit tambahan: sampai saat ini saya belum begitu faham perbedaan antara anthurium colonicum dan anthurium pseudospectabile, karena keduanya benar-benar mirip.

radicans x dresslerii.
lagi-lagi anthurium dresslerii diambil serbuksarinya buat dioleskan ke tongkol betina keluarga sirih. namun kali ini oleh breeder semarang itu dicoba ke radicans [sirih berdaun ngedof/puyeh]. hasilnya, ternyata tak kalah bagusnya. bahkan daunnya jadi lebih rada mengkilap dibanding radicans.
[hal. 7]



sekali lagi, walaupun tidak menyebut nama, tapi karena foto anthurium adalah milik saya, maka komen aaach… penyebutan nama anthurium ini sebagai silangan [“radicans x dresslerii]” bukan dalam artian sebagai benar-benar baru disilangkan, tapi untuk menunjukkan bahwa anthurium jenis itu bukan spesies [f1], tetapi berasal dari perselingkuhan moyangnya si radicans dan dresslerii. barangkali dimaksud agar silsilah tanaman ini tetap bisa diketahui publik, tidak asal kasih nama baru aja [kaya siapa ya…] anthurium ini sudah banyak beredar dan umum dijumpai.
tapi maafin ya, klo ternyata bener-bener ada breeder yang sedang berjuang menyilangkan hybrid yang sudah relatif mudah dijumpai ini. [di kebun buanyak tuch he.. he..]


tambahan info yang masih berhubungan dengan artikel sirih di tabloid itu:
pada suatu kesempatan berdiskusi dengan beberapa orang amrik penghobby anthurium mengenai silangan radicans x luxuriens, mereka berpendapat bahwa yang disebut radicans x luxuriens [seperti tampak pada foto di tabloid tersebut. tabloid mengambil foto dari internet.]: sebenarnya adalah anthurium radicans x dresslerii.
foto yang ditampilkan sebagai crystallinum x luxuriens diambil tabloid dari web sebuah nursery di australia. dulu pernah berminat membeli jenis ini sih. tetapi anehnya, saat saya menanyakan perihal anthurium tersebut, mereka [pihak nursery] menjawab: “anda tidak akan memperoleh jenis tersebut di ujung dunia manapun, mustahil” loh!! maksud loe? *-)

anthurium watermaliense x anthurium lewellynii
nach yang ini juga hybrid produk lokal tapi berkelas international. pasalnya indukan yang digunakan sang breeder adalah spesies-spesies yang masih ori dari amrik. hybridisasi yang dilakukan breeder asal banyumanik jateng itu juga tak asal oles. tetapi betul-betul memperhatikan kelebihan dan kelemahan masing-masing indukan guna mendapatkan hasil yang bagus.
[hal. 8]



lah-lah… piye to mas wartawaan! kapan aku nyilanginnya? lha wong indukan lewellynii aja ga punya je… liat bentuk aslinya lewellyniipun belum pernah tuch.
yang nyilangin itu orang amrik sono. saya beli udah begitu wujudnya.
atau mungkin bukan saya yang dimaksud ya? [maaf, emang lagi belajar untuk mengurangi gr nich he.. he..]

salah satu hybrid yang dikembangkan di amerika ini bahkan sudah dikembangkan di jateng. pemiliknya, maria rina kolektor asal jl. trunojoyo ix-b/no. 7 banyumanik semarang. bahkan sudah sukses membiakkannya di sini serta membanderolnya dengan harga lumayan mahal. rp. 2,5jt per pot untuk ukuran tanaman abg dengan panjang daun sekitar 30cm.
[hal. 15]



ech masih lagi nich, biarpun ga nyantumin nama juga, tp fotonya itu lho… punya saya.
yaaaach… anthurium yang dimaksud memang sering berbunga, tapi belum pernah sukses berbiji! sekarang aja masih dalam rangka membiakkannya melalui stek batang.
btw, makasih banget untuk seluruh jajaran redaksi tabloid yang sudah mencantumkan [dengan benar] nama dan alamat saya secara free… makasih…

memang ada perbedaan perlakuan pemupukan antara keduanya. kelompok pertama atau yang di dataran rendah hanya diberikan “pupuk” berupa air tajin [bekas cucian beras] yang diberikan secara rutin.
sementara yang berada di dataran tinggi diberikan aneka macam pupuk komersial yang beredar di pasaran. namun pupuk-pupuk tersebut juga bersifat organic.
[hal. 23]



sepertinya, ulasan mengenai anthurium veitchii di atas pernah saya posting di sebuah forum anthurium. tapi kok beda 180 gini ya? kebalik tuch. pemberian air tajin dan tanpa penggunaan pupuk komersial adalah justru untuk veitchii yang dipelihara di dataran tinggi.

uuffhh… sebenernya masih banyak materi yang bisa seru dibahas dalam 1 edisi penerbitan tabloid tersebut.
memang beberapa tabloid agro yang lain, bahkan sebuah majalah tentang flora fauna bernama besarpun tidak becus [maaf…] menulis artikel, tanpa observasi asal tulis. justru merekalah yang seringkali menghembuskan berita tidak benar, dan pada akhirnya menciptakan opini yang salah pada public. pembodohan publikkah? betapa pembaca sangat mempercayai bahkan untuk seseorang yang sedang mulai belajar terkadang asal telan mentah-mentah segala yang tertulis di media. oooh… malang benar nasib pembaca, sudah bayar dapat berita boong lagi…
terakhir, mohon maaf kepada pihak tabloid yang bersangkutan, terlebih jika ada tulisan yang kurang berkenan. tiada maksud menyudutkan atau menjatuhkan, tetapi lebih supaya menjadi pembelajaran bersama ke depan.
jangan sungkan untuk menampilkan foto-foto anthuium saya lagi yaaa, tentu dengan berita yang yahuuuud dan dengan pemberitahuan terlebih dahulu.
salam anthur!!!

Sekedar mengingatkan, bagi yang suka foto-foto tanaman hias, apalagi suka posting di Internet, baik untuk kepentingan blog, jual-beli, mailing list, atau untuk sekedar pamer, sebaiknya “melindungi” koleksi fotonya dengan memberi label, water mark atau identitas apa saja di foto tersebut, jadi kalau ada orang lain yang menggunakannya, akan mudah untuk melacaknya.

Sumber : mariarina


Tidak ada komentar:

Posting Komentar