adf.ly

Jumat, 18 Juni 2010

Memulai ternak Kenari 1

Dewasa ini penggemar burung kenari telah mulai banyak. Selain suaranya yang dapat mengalun panjang dan menarik, burung kenari memiliki daya tarik tersendiri bagi para penggemarnya. Burung kenari memiliki sosok tubuh kecil mungil dan warna bulu yang beraneka ragam. Walaupun memiliki sosok tubuh yang kecil, namun kenari dapat bernyanyi dan menghasilkan suara yang nyaring dan mengalun panjang dengan irama naik turun lebih dari 30 detik dalam satu tarikan nafas.

Burung kenari (serinus Canarius) sesungguhnya berasal dari kepulauan Canary. Madeir dan Azores. Burung kenari pertama kali ditemukan oleh bangsa spanyol pada saat kepulauan tersebut di kuasai oleh spanyol. Oleh para ahli berkebangsaan spanyol, burung yang memiliki suara yang sangat khas ini berhasil dikembangbiakan dan akhirnya dapat menyebar ke kawasan negara-negara di benua eropa, misalnya Belanda, Inggris, Jerman, Belgia, Norwegia dan Italia.

Berawal dari negara-negara dikawasan benua eropa tersebut muncul beberapa jenis burung kenari Holland, Yorkshire, Norweigh, Border dan Frill yang memiliki ciri khasnya masing-masing. Karena pesatnya perkembangbiakan burung kenari, akhirnya sampai juga didataran benua Asia dan dikembangbiakan di negara cina dan taiwan. Dari negara-negara dibenua asia tersebut munculah kenari jenis RRT/Fusan dan jenis taiwan yang biasanya berwarna kuning, bertubuh kecil, dan memiliki suara yang lebih keras dan lebih nyaring.








Kamis, 10 Juni 2010

MENGEMBANGBIAKKAN JALAK SUREN


Drs. Anthan Warsito
Sumber: www.freehomepages.com/avesmjl/majalah/artikel02.html


Jalak suren sebenarnya bisa ditemukan hampir di seluruh pelosok Indonesia. Namun,
sekarang burung ini semakin sulit ditemukan. Apa yang dialami burung lain, populasinya
kian hari kian susut di alam, ternyata juga dialami jalak suren. Pencemaran sawah oleh
pestisida, penangkapan untuk dipelihara atau diperdagangkan, dan penciutan hutan
merupakan penyebab utama menurunnya populasi jalak suren yang bernama ilmiah
Sturnus contra jalla.
Keistimewaan jalak suren
Jalak suren dilambangkan sebagai burung jinak penjaga rumah. Dengan memelihara
burung ini, rumah akan selalu terjaga setiap hari. Mungkin ada benarnya anggapan ini
karena jalak suren merupakan burung yang sangat peka. Jika ada orang datang, akan
bersuara nyaring dan bervariasi. Bisa dipahami kalau banyak orang yang memelihara
burung ini.
Ada empat alasan orang memelihara jalak suren. Pertama, untuk menjaga rumah. Kedua,
untuk kesenangan. Ketiga, untuk memancing suara burung lain agar ikut berkicau.
Kecerewetan jalak uren akan merangsang burung lain untuk mengeluarkan nyanyiannya.
Jalak suren dapat dijadikan master bagi whamei atau whabi. Keempat, untuk
ditangkarkan. Usaha penang-karan dilatarbelakangi oleh kesa-daran terhadap kelestarian
jenis burung ini dan alasan ekonomis. Jalak suren hasil penangkaran dapat diperjualbelikan
dengan harga Rp350.000,00 per pasang.
Membedakan jantan dan betina
Jalak suren mulai dewasa pada umur 8—10 bulan. Ciri fisik dan tingkah laku burung
jantan dan betina mulai bisa dibedakan. Untuk membedakannya, harus dilakukan dengan
pengamatan yang seksama.
Jalak suren jantan memiliki tubuh berbentuk lurus dengan ukuran relatif lebih besar dari
betina. Tubuhnya lonjong dan panjang, kepa-lanya lebih besar dan bulat, paruhnya relatif
lebih panjang dan kokoh. Bulu kepala, punggung, dan dada berwarna hitam legam dan
mengilat. Warna merah pada kulit di atas mata lebih cerah dan jelas. Pada bagian yang
memiliki bulu warna putih, di tubuh bagian bawah, kelihatan lebih bersih. Ekornya sedikit
lebih panjang dan menyatu. Jari-jari kakinya lebih panjang dan lebih kokoh. Jambul
kepalanya lebih panjang dan lebih melebar saat mengembang.
Yang betina memiliki bentuk tubuh bulat dan pendek. Warna hitam dan putihnya agak
suram. Paruh, jari kaki, dan ekornya lebih pendek dan halus. Kepalanya agak ramping.
Warna merah pada bagian mukanya lebih pucat dibanding burung jantan. Selain itu,
aktivitas dan gerakan burung jantan relatif lebih lincah dan agresif dari yang betina. Suara
ocehannya lebih cerewet, bervariasi, dan lebih keras dari betina.
2
Untuk tujuan penangkaran, burung jantan dan betina harus dipilih yang memiliki
pandangan mata tajam, postur tegap, gesit, gerakan lincah, suara lantang, dan nafsu makan
tinggi.
Cara menangkar
Penangkaran merupakan solusi penting dalam menjaga populasi jalak suren supaya tidak
sampai punah. Dalam menangkarkan jalak suren, hal-hal berikut ini perlu diperhatikan.
• Kandang sebaiknya memiliki bentuk meninggi.
• Di dalam kandang disediakan tanaman yang tinggi, bercabang banyak, dan berdaun
lebat, misalnya kemuning, klampis, kersen, atau tanaman lain yang mirip dengan
tanaman tersebut.
• Lantai kandang juga perlu ditanami tanaman perdu atau semak dan rumput-rumputan.
• Tempat bertengger diupayakan yang besar atau melebar untuk memudahkan
perkawinan.
• Tempat pakan harus cukup memadai dan kebersihannya dijaga.
• Tempat minum dan mandi juga perlu disediakan.
• Sinar matahari harus dapat masuk ke kandang secara memadai.
• Banyaknya sinar matahari yang masuk sangat menentukan produktivitas perkawinan
dan telur.
• Selain itu, tentunya juga perlu tempat berteduh sewaktu ada hujan.
Menurut pengalaman, jalak suren yang ditempatkan dalam kandang berukuran 100 x 175 x
200 cm atau yang lebih besar lagi (3 x 3 x 4 m) ternyata bisa berkembang biak dengan
baik. Perlengkapan yang ada di dalam kandang ditata hingga menyerupai kondisi alami.
Pakan yang diberikan berupa pepaya, pisang, dan serangga (misalnya kroto, ulat bambu,
ulat hongkong, atau jangkrik. Selain itu, juga diberi voor yang berkualitas baik. Dengan
pakan seperti ini, sepasang jalak suren yang sudah jodoh akan berkembang biak dengan
baik.
Jalak suren mulai siap berbiak pada umur 10 - 12 bulan. Satu tahun untuk betina dan 1,5 -
2 tahun untuk jantan merupakan umur ideal untuk penjodohan. Biasanya betina lebih cepat
dewasa kelamin dibanding jantan.
Tehnik penjodohan dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, kalau jumlahnya
banyak, penjodohan bisa dilakukan secara bebas. Artinya, masing-masing burung
dibebaskan memilih pasangannya. Bila ada sepasang burung yang saling berdekatan,
berkicau sahut-sahutan, dan bercumbu, itu pertanda jodoh. Burung yang sudah jodoh harus
dipindahkan dalam kandang tersendiri. Biasanya burung yang sudah jodoh akan merajai di
antara yang lain dan menyerang sesamanya atau sebaliknya diganggu oleh yang lain yang
sama-sama jodoh atau berebut jodoh. Ini akan mengganggu proses perkawinan dan
perkembangbiakan selan-jutnya.
Jika hanya ada dua ekor, seekor jantan dan seekor betina, penjodo-han dapat dilakukan
dengan mendekatkan betina ke jantan. Caranya, burung betina dimasukkan dalam sangkar
kecil atau sangkar gantung. Burung jantan dibiarkan dalam kandang penangkaran.
Selanjutnya, sangkar kecil berisi burung betina dimasukkan ke dalam kandang
penangkaran. Karena memiliki sifat berahi yang tinggi dan musim kawin sepanjang tahun,
kedua burung ini akan segera jodoh.
3
Burung yang sudah jodoh akan melakukan perkawinan 2 - 4 minggu setelah penjodohan.
Selanjutnya, burung akan membuat sarang untuk bertelur pada tanaman yang banyak
cabangnya.
Dalam kandang penangkaran jalak suren dapat dirangsang membuat sarang. Caranya, di
beberapa tempat yang layak untuk bersarang, misalnya pada tanaman yang memiliki
banyak cabang kuat, terlidung, dan aman dari gangguan, diberi tatanan dasar sarang. Di
tempat-tempat yang telah ditentukan itu ditaruh bahan sarang seperti jerami, akar sulur
yang panjang, ranting-ranting, atau daun-daunan. Bahan sarang ini ditata melingkar atau
dalam tumpukan yang teratur. Cara ini dapat merangsang dan membantu jalak suren untuk
bersarang.
Jalak suren akan memilih sendiri tempat yang sesuai untuk bersarang. Pembuatan sarang
dilakukan selama 5 - 10 hari, tergantung agresivitas burung. Ukuran sarang termasuk
besar. Panjang tumpukan susunan sarang antara 35 - 45 cm, lebar 20 - 30 cm, dan tinggi
sekitar 20 cm. Lubang tempat keluar masuknya burung berada di permukaan atas sarang,
agak miring dengan derajat kemiringan antara 40 - 45°.
Jalak suren merupakan salah satu, mungkin satu-satunya, jenis dari keluarga Sturnidae
yang membuat sarang bukan di dalam rongga pohon, tetapi menaruh sarang pada cabangcabang
pohon.
Telur jalak suren berwarna biru, berukuran 19,8 x 27,7 mm, dan berjumlah 3 - 4 butir.
Telur dierami bergantian oleh burung jantan dan betinanya. Telur-telur itu akan menetas
setelah 14 hari dierami. Selain sebagai pengganti selama pengeraman telur, yang jantan
juga bertindak sebagai penga-man di luar sarang. Anak jalak suren akan dipelihara
induknya sampai berumur 1,5 bulan.
Jalak suren bisa berkem-bang biak sepanjang tahun. Puncak perkembangbiakan terjadi
pada pertengahan tahun, yaitu antara bulan Januari - Juni. Bulan Juli - Desember
merupakan masa penurunan perkawinan.
Perawatan anak
Induk jalak suren akan menyuapi anaknya yang baru menetas dari telur dengan pakan
berupa serangga, misalnya kroto, belalang, kupu-kupu, jangkrik, ulat hong-kong, ulat
bambu, atau jenis serangga lain yang dijumpai. Anak jalak suren jarang disuapi buahbuahan.
Demikian pula dengan anak yang sudah keluar dari sarang, pakan yang diberikan
berupa serangga, sampai anakan umur 1- 1,5 bulan. Setelah itu anak jalak suren mulai
makan buah-buahan.
Pemberian makanan dilakukan 1 - 2 jam sekali setiap hari. Kira-kira umur 1,5 bulan anak
jalak suren sudah disapih oleh induknya. Selanjutnya anak jalak suren dapat dipisah dari
induknya dan diperlakukan seperti halnya jalak suren dewasa. Burung muda ini selanjutnya
bisa dilatih suaranya atau ditangkarkan seperti induknya.
4
Aves terbit secara berkala. Buku ini bisa dibeli di toko buku atau penerbit Trubus
Agrisarana. Atau pesan lewat email ke : AVES
Alamat penerbit: Jl. Tenggilis Tengah I, Blok K, No 26, Surabaya 60292
Tlp. 031 8418827, Faks. 8490218
Redaksi Aves menerima tulisan atau artikel tentang burung. Kirimkan ke email :
aves@indo.net.id. Tulisan diketik dengan spasi rangkap pada kertas kuarto, 2 - 8 halaman,
dengan identitas penulis yang jelas. Redaksi berhak mengubah tulisan tanpa mengurangi
arti secara keseluruhan.

Rabu, 02 Juni 2010

Cara Merawat Trucukan


Burung Trucukan merupakan keluarga dekat burung Cucak Rawa. Pamornya makin menanjak seiring dengan ramainya lomba burung berkicau di Tanah Air. Memelihara dan merawat burung jenis ini sangatlah mudah.

KARAKTER DASAR BURUNG TRUCUKAN

  1. Non fighter. Burung ini bukanlah burung petarung, daya tarung yang ada pada burung ini cenderung akibat tingkat birahi pada level tertentu yang akan membuat burung ini menjaga daerah teritorialnya.

  2. Mudah jinak. Karena kemampuan beradaptasinya yang tinggi, maka burung ini mudah jinak kepada manusia.

PEMILIHAN BAHAN BURUNG TRUCUKAN YANG BAIK

Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan atau bakalan pada burung Trucukan.

  • Postur badan, pilihlah bahan yang berpostur sedang dengan panjang leher, badan dan ekor serta kaki yang serasi. Jangan memilih bahan yang berleher dan berbadan pendek.

  • Bentuk paruh, sebaiknya pilih bentuk paruh yang berpangkal lebar, tebal, besar dan panjang. Paruh bagian bawah harus lurus. Jangan memilih bahan yang memiliki paruh bengkok. Posisi lubang hidung pilih sedekat mungkin dengan posisi mata.

  • Postur badan, pilihlah bahan yang berpostur sedang dengan panjang leher, badan dan ekor serta kaki yang serasi. Jangan memilih bahan yang berleher dan berbadan pendek.

  • Sayap mengepit rapat dan kaki mencengkram kuat, ini menandakan bahan tersebut sehat. Warna kaki tidak berpengaruh terhadap mental burung.

  • Lincah dan bernafsu makan besar. Ini merupakan ciri-ciri bahan yang bermental baik.

  • Rajin bunyi, ini menandakan burung tersebut memiliki prospek yang cerah.

  • Warna bulu tegas dan kering, diyakini memiliki irama lagu yang sangat panjang.

MAKANAN YANG SESUAI UNTUK BURUNG TRUCUKAN

  • Voer (sebaiknya pilih yang berkadar protein sedang yaitu 12%-18%), belum tentu Voer yang berharga mahal akan cocok dengan sistem metabolisme setiap burung Trucukan. Voer diberikan sebagai pelengkap kebutuhan nutrisinya. Selalu ganti dengan Voer yang baru setiap dua hari sekali.

  • Buah Segar, burung ini sangat menyukai buah Pepaya, Pisang Kepok Putih, Apel, Pir, Tomat dan beberapa buah lainnya. Sebaiknya perbanyak pemberian buah Pepaya, karena buah Pepaya mengandung vitamin C yang tinggi sehingga membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Disamping itu, buah Pepaya sangat mudah dicerna dan sangat cocok dengan sistem metabolisme rata-rata burung pemakan buah.

  • EF (Extra Fooding), pakan tambahan yang sangat baik yaitu: Jangkrik, Orong-orong, Kroto, Ulat Hongkong, Ulat Bambu, Kelabang, Belalang dan lainnya. Pemberian EF harus selalu disesuaikan dengan karakter pada masing-masing burung dan juga harus mengetahui dengan pasti dampak klausal dari pemberiannya EF tersebut.

PERAWATAN DAN STELAN HARIAN

Perawatan harian untuk burung Trucukan relatif sama dengan burung berkicau jenis lainnya, kunci keberhasilan perawatan harian yaitu rutin dan konsisten.

Berikut ini Pola Perawatan harian dan Stelan Harian untuk burung Trucukan:

  1. Jam 07.00 burung diangin-anginkan di teras. Jam 07.30 burung dimandikan (karamba mandi atau semprot, tergantung pada kebiasaan masing-masing burung).

  2. Bersihkan kandang harian. Ganti atau tambahkan Voer, Air Minum dan buah segar.

  3. Berikan Jangkrik 2 ekor pada cepuk EF. Jangan pernah memberikan Jangkrik secara langsung pada burung.

  4. Penjemuran dapat dilakukan selama 1-2 jam/hari mulai pukul 08.00-11.00. Selama penjemuran, sebaiknya burung tidak melihat burung sejenis.

  5. Setelah dijemur, angin-anginkan kembali burung tersebut diteras selama 10 menit, lalu sangkar dikerodong.

  6. Siang hari sampai sore (jam 10.00-15.00) burung dapat di Master dengan suara Master atau burung Trucukan lain.

  7. Jam 15.30 burung diangin-anginkan kembali diteras, boleh dimandikan bila perlu.

  8. Berikan Jangkrik 2 ekor pada cepuk EF.

  9. Jam 18.00 burung kembali dikerodong dan di perdengarkan suara Master selama masa istirahat sampai pagi harinya.

PENTING

  • Kroto segar diberikan 1 sendok teh maksimal 3x seminggu. Contoh setiap hari Senin pagi, hari Kamis pagi dan hari Sabtu pagi.

  • Ulat Hongkong dapat diberikan 5 ekor 3x seminggu.

  • Buah Segar diberikan rutin setiap hari, dengan format: Hari Senin sampai hari Kamis berikan buah Pepaya, hari Jum'at dan hari Sabtu berikan Apel atau Pisang atau buah lainnya.

  • Pengumbaran di kandang umbaran dapat dilakukan 4 jam perhari selama 4 hari dalam seminggu.

  • Berikan Multivitamin yang dicampur pada air minum seminggu sekali saja.

  • Berikan buah pisang yang yang telah diolesi Madu setiap hari Sabtu.

PENANGANAN APABILA KONDISINYA OVER BIRAHI

  • Pangkas porsi Jangkrik menjadi 1 pagi dan 1 sore

  • Frekuensi mandi dibuat lebih sering, misalnya pagi-siang dan sore

  • Lamanya penjemuran dikurangi menjadi 30 menit/hari saja

PENANGANAN APABILA KONDISINYA DROP

  • Tingkatkan porsi pemberian Jangkrik menjadi 5 pagi dan 5 sore

  • Tingkatkan porsi pemberian Kroto menjadi 5x seminggu

  • Mandi dibuat 3 hari sekali saja

  • Lamanya penjemuran ditambah menjadi 2-3 jam/hari

PERAWATAN DAN STELAN UNTUK LOMBA

Perawatan lomba sebenarnya tidak jauh berbeda dengan perawatan harian. Tujuan perawatan pada tahap ini yaitu mempersiapkan burung agar mempunyai tingkat birahi yang diinginkan dan memiliki stamina yang stabil. Kunci keberhasilan perawatan lomba yaitu mengenal baik karakter dasar masing-masing burung.

Berikut ini Pola Perawatan dan Stelan Lomba untuk burung Trucukan:

  1. H-3 sebelum lomba, Jangkrik bisa dinaikkan menjadi 10 ekor pagi dan 6 ekor sore.

  2. H-2 sebelum lomba, burung sebaiknya dijemur maksimal 30 menit saja.

  3. 1 Jam sebelum di gantang lomba, berikan Jangkrik 2 ekor dan Ulat Hongkong 10-20 ekor.

  4. Apabila burung akan turun lomba kembali, berikan Jangkrik 1 ekor lagi.

PENTING

  • Jangan memandikan burung pada saat di lapangan, karena dapat membuat birahi burung tersebut menjadi sangat tidak stabil.

  • Berikan kesempatan pada burung untuk beradaptasi sebentar pada suasana lapangan, agar burung tidak kaget.

PERAWATAN DAN STELAN PASCA LOMBA

Perawatan pasca lomba sebenarnya berfungsi memulihkan stamina dan mengembalikan kondisi fisik burung.

Berikut ini Pola Perawatan dan Stelan pasca Lomba untuk burung Trucukan:

  1. Porsi EF dikembalikan ke Stelan Harian.

  2. Berikan Multivitamin pada air minum pada H+1 setelah Lomba.

  3. Sampai H+3 setelah Lomba, penjemuran maksimal 30 menit saja.

PERAWATAN DAN STELAN PADA MASA MABUNG

Mabung (Moulting) atau rontok bulu merupakan siklus alamiah pada keluarga burung. Perawatan burung pada masa mabung adalah menjadi hal yang sangat penting, karena apabila perawatan yang salah pada masa ini akan membuat burung menjadi rusak. Pada masa mabung ini, metabolisme tubuh burung meningkat hampir 40% dari kondisi normal. Oleh karena itu, burung butuh asupan nutrisi yang berkualitas baik dengan porsi lebih besar dari kondisi normal. Hindari mempertemukan burung dengan burung sejenis, karena akan membuat proses mabung menjadi terganggu. Dampak dari ini adalah ketidak seimbangan hormon pada tubuh burung. Proses mabung juga berhubungan dengan hormon reproduksi.

Berikut ini Pola Perawatan masa mabung:

  1. Tempatkan burung di tempat yang sepi, jauh dari lalu lintas manusia. Sebaiknya burung lebih banyak dalam kondisi dikerodong.

  2. Mandi cukup 1x seminggu saja dan jemur maksimal 30 menit/hari

  3. Pemberian porsi EF diberikan lebih banyak karena sangat diperlukan untuk pembentukan sel-sel baru dan untuk pertumbuhan bulu baru. Misalnya: Stelan Jangkrik dibuat 5 ekor pagi dan 5 ekor sore, Kroto 1 sendok makan setiap pagi dan Ulat Hongkong 3 ekor setiap pagi.

  4. Berikan Multivitamin yang berkualitas yang dicampur di air minum 2x seminggu.

  5. Perbanyak pemberian buah pepaya, karena buah pepaya sangat mudah dicerna sehingga melancarkan proses metabolisme tubuh burung. Disamping itu buah Pepaya banyak mengandung banyak vitamin C yang akan membantu meningkatkan daya tahan tubuh burung.

  6. Lakukan pemasteran. Masa mabung membuat burung lebih banyak pada kondisi diam dan mendengar. Inilah saat yang tepat untuk mengisi variasi suara sesuai dengan yang kita inginkan. Lakukan pemasteran dengan tepat, sesuaikan karakter dan tipe suara burung dengan suara burung master.




Semoga sukses..! Salam Kicaumania...



Sumber:
http://www.smartmastering.com/