adf.ly

Minggu, 31 Mei 2009

Tillandsia, Nenas Mungil Yang Cantik


Tanaman jenis nenas-nenasan ini sangat mudah dipelihara. Tak perlu rajin dipupuk dan disiram, tanaman ini tetap tumbuh dengan baik. Bunganya yang tumbuh cantik, bisa membuat rumah Anda semakin berwarna.

Tanaman unik ini, Tillandsia cyanea, termasuk ke dalam famili Bromelia (Bromeliaceae) atau jenis nenas-nenasan. Dilihat dari bentuknya, Tillandsia memang mirip dengan tanaman buah nenas, namun berukuran lebih kecil.
Tillandsia banyak tumbuh dan berasal dari kawasan Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan Amerika Utara.

Berdasarkan habitat aslinya, Tillandsia termasuk tumbuhan epifit atau tumbuh dengan cara menempel di tanaman lain, misalnya pakis atau kayu. Jumlah spesies Tillandsia mencapai 500-an jumlahnya. Yang mudah ditemui antara lain spesies T. butzii, T. ionantha selecta, T. stricta, T. bulbosa, T. straminea stem type, T. aeranthos, atau T. araujei hybrid orient. Terkadang, orang menyebutnya sebagai tanaman janggut dewa, karena ada jenis yang memiliki daun seperti janggut.

Bentuk daun Tillandsia sangat unik, bergerombol, dan berlapis-lapis seperti nenas. Menurut para pemiliki nurseri, tanaman ini sangat berpotensi dijadikan salah satu elemen penyejuk taman. "Nenas bentuknya lebih besar, sedangkan Tillandsia yang ada di sini masih lebih banyak diimpor, bentuknya mini-mini. Tingginya tak lebih dari 15 cm dan medianya ditempel di pakis atau kayu," tutur Donny Hernadi, Manajer Venita Supermarket Tanaman.

Menurut Donny, banyak orang memilih Tillandsia sebagai hiasan di teras rumah atau taman, karena sangat mudah dirawat. "Saking gampangnya, didiamkan tanpa perawatan pun, akan tetap hidup. Enggak perlu disiram dan dipupuk, akan tetap tumbuh." Kendati demikian, jika tanaman ini sudah terlalu kering, tetap akan mati dan tak bisa tumbuh lagi. Namun, lanjut Donny, terkadang tanaman ini juga mati, justru karena terlalu sering disiram. Uniknya, jika tanaman pokoknya mati, anakannya akan tetap tumbuh.

"Jika anakannya banyak, pisahkan saja. Lalu, potong-potong dan tempel-tempelkan lagi di kayu atau pakis. Tillandsia akan tumbuh secara memanjang. Di negeri asalnya, Amerika, ada lem khusus untuk menempelnya. Di sini, biasanya cukup dengan lem cair, sudah bisa menempel. Tillandsia bisa tumbuh lagi," urai Donny.

MUDAH TUMBUH

Mengapa Tillandsia bisa tumbuh dengan mudah? Menurut Donny, karena tergolong air plant, tanaman ini mampu mengambil uap air dari udara. Letakkan saja tanaman ini di tempat terbuka dan terkena sinar matahari. "Tillandsia bisa tetap tumbuh saat disimpan di tempat teduh. Tapi, warnanya bisa berubah. Misalnya, yang tadinya berwarna silver (perak) berubah jadi hijau, tidak seperti aslinya lagi. Jika ingin menghasilkan warna yang bagus dan asli, harus terkena panas secara penuh."

Tillandsia jenis tertentu bisa tumbuh membesar dengan warna daun dan bunga yang sangat indah jika ditanam di media campuran cocopeat, sekam bakar, dan pakis halus. Hanya saja, kata Donny, jenis yang bisa membesar ini tidak terlalu suka dengan sinar matahari langsung. "Tempatkan saja di lokasi yang agak teduh, misalnya di bawah jendela di depan rumah."

Selain mudah dirawat, Tillandsia pun cukup mudah dibudidaya. Berdasarkan sumber dari Bromelia Nursery, cara semai menjadi salah satu langkah mudah untuk memperbanyak Tillandsia. Bahkan, hasil dari perbanyakan Tillandsia bisa mencapai 100 persen. Sebab, Tillandsia lebih banyak melakukan perkawinan sendiri.

Benih tannaman ini akan tumbuh sempurna jika syarat-syarat pendukungnya dipenuhi. Antara lain, tingkat kelembapan, sumber cahaya, dan sirkulasi udaranya cocok untuk benih tanaman ini. Sebaiknya, benih yang ditanam tidak langsung terkena sinar matahari, dan harus berada di bawah naungan, misalnya di bawah paranet.

FAKTA SEPUTAR TILLANDSIA

1. BUNGANYA INDAH. Bunga Tillandsia sangat cantik, berwarna-warni, seperti merah atau ungu. Kombinasi bentuk daun dan warna bunganya sangat menarik dan cocok sebagai penghias taman mungil.
2. BIJI BENIH. Pembiakan Tillandsia melalui biji benih dan anakan dihasilkan dari pokok tanaman atau pups.
3. KONDISI LINGKUNGAN. Saat melakukan penyemaian, penting untuk memperhatikan kondisi lingkungan sekitar, agar tanaman ini tumbuh sempurna

situshijau
pic from mstation

Kamis, 28 Mei 2009

Tips Memilih Bunga Sedap Malam


Jika Anda berniat menghadirkan suasana yang berbeda di ruang tamu Anda. Menghadirkan sensasi bunga-bunga segar contohnya. Apalagi seperti bunga Sedap Malam yang harumnya akan memberikan keceriaan bagi tamu-tamu Anda.

Namun, jangan sembarangan memilih bunga ini. Jika sembarangan, harumnya hanya bertahan 2-3 hari saja, padahal jika Anda cerdik, harumnya bisa mewarnai keceriaan ruangan Anda hingga satu minggu kedepan.

Bagaimana memilih bunga Sedap Malam yang tepat? Pilihlah bunga Sedap Malam yang berasal dari Bandung. Biasanya harumnya lebih tajam dan menarik. Pengaruh hawa Parahyangan mungkin saja menjadi penyebabnya.

Kuncup Sedap Malam pun cukup khas. Warna merah jambu mendominasi ujung bunga yang masih kuncup. Setelah itu, pastikan Anda tidak memilih bunga Sedap Malam yang sedang mekar semuanya. Pilihlah tangkai dengan bunga yang sudah mekar namun juga terdapat bunga yang masih kuncup.

Dengan demikian, Anda bisa menikmati keharuman Sedap Malam hingga seminggu ke depan. Kemudian mintalah penjual memotong bagian ujung bawah tangkai supaya bersih. Setelah itu, Anda siap membawa bunga ke rumah. Memajangnya dalam vas kesayangan Anda. Jangan lupa isikan air ke dalamnya supaya bunga terus segar. Selamat menikmati keharuman Sedap Malam dirumah anda.

kompas

Selasa, 26 Mei 2009

Sikas, Tanaman Kuno Yang Tetap Digemari


Konon, ribuan tahun lalu, tanaman ini adalah kegemaran dinosaurus. Sampai sekarang tanaman sikas masih mudah ditemui, meski orang sering salah kaprah, dengan menyebutnya sebagai tanaman pakis, atau palem.

Pecinta tanaman pasti sudah tak asing lagi dengan tanaman Sikas. Selintas bentuknya mirip palem. Banyak tumbuh di daerah tropis dan subtropis. Karena morfologinya yang mirip pakis, banyak juga yang menyebutnya pakis haji
Secara sepintas batang dan daunnya mirip palem.

Tanaman ini termasuk famili Cycadaceae, dan terdiri lebih dari 90-an spesies. Tanaman ini tergolong tanaman sangat kuno, karena telah ada sejak ribuan tahun lalu. Banyak jurnal ilmiah yang mengaitkan tanaman ini dengan jaman Jurrasic yang terjadi ratusan ribu tahun yang lalu.

Secara umum daun sikas berwarna hijau, bentuknya menyerupai bulu dan tumbuh mengarah ke luar dari batang. Panjang daun sangat bervariasi, tergantung dari jenis Sikas. Tingginya beragam. Untuk tanaman hobi biasanya tak lebih dari 3 meter. Selain bentuk Sikas yang umum, ada juga Sikas yang mengalami kelainan, seperti Sikas albino yang dimiliki NA Flona. "Yah sesuai namanya, daun sikas ini tidak berwarna hijau, melainkan albino," kata Santri dari NA Flona.

Masih Mahal

Tak sulit untuk menanam Sikas, baik sebagai tanaman indoor maupun outdoor. Terutama jika media tanam yang digunakan adalah tanah merah. Hanya saja untuk mendapatkan tanah ini biasanya ada di pinggiran kota. "Boleh juga ditambahi pasir malang di bagian atas tanah, agar saat disiram tanahnya tidak becek dan mengotori pot," jelas Santri sambil mengatakan keindahan Sikas selain terletak di daun juga di bonggol.

"Ya, seperti Adenium, Sikas juga diminati karena bonggolnya. Selain itu daunnya makin ke atas dan bentuknya beraturan."
Salah satu alasan kenapa orang menyukai Sikas karena daunnya teratur dan rapi. "Sikas bisa tumbuh besar, cuma dalam waktu yang agak lama. Bahkan lebih lama dari pohon rambutan." Sebagai gambaran, dalam sebulan Sikas hanya mengeluarkan daun sebesar jarum. "Setelah itu baru daunnya agak mekar. Makanya harganya mahal karena tumbuhnya agak lama."

Karena lama berkembang tadi, untuk tanaman setinggi 30 cm saja perlu dua tahun untuk berkembang sampai memiliki bongol sekitar diameter 5 cm. "Semakin besar bonggolnya harganya pun semakin mahal. Dengan tinggi di bawah 1 meter harga mencapai Rp 250 ribu. Lebih dari itu, bisa sampai satu jutaan."

Sikat Kutu

Meski sulit dibudidayakan, perawatan Sikas sangat gampang. "Kena panas atau hujan tidak berpengaruh, meskipun sebenarnya lebih suka panas. Hanya saja, daunnya sering terserang penyakit seperti kutu putih. Jangan dimusnahkan dengan air saja, tapi memerlukan obat tertentu pembasmi hama," jelas Santri.

Jangan sekalipun sembarangan memakai pestisida untuk membasmi hama, karena bisa merusak daunnya. "Biasanya karena tak sabar, tanaman yang kena kutu dianggap sudah mati dan dibuang. Harusnya dibersihkan dengan cara menyikat kutunya. Meski agak lama, tapi dijamin bakal keluar pucuknya lagi."

Perbanyakan Sikas dilakukan dengan cara vegetatif dan biji. Tapi ada juga dari anakan yaitu dari tunas yang keluar dari samping batang. Agar tumbuh lebih baik, Santri menyarankan agar tidak menyiram Sikas setiap hari. "Cukup tiga kali dalam seminggu saja disiram."

FAKTA SIKAS

- Cara memilih Sikas yang bagus, cari bonggol yang besar dan daun yang tidak begitu panjang.
- Indonesia memiliki satu jenis Sikas asli Indonesia, yaitu Cycas rumphii.
- Selain cantik, hampir semua tanaman Sikas bermanfaat sebagai tanaman obat yaitu menyembuhkan berbagai penyakit. Mulai dari darah tinggi, TBC, dan sakit lambung.

dari berbagai sumber.
Noverita K. Waldan

tabloidnova

Senin, 25 Mei 2009

Kembang Bokor, Kembang Cantik


Bunga “lawas” ini masa jayanya memang di era tahun 80-an. Namun tidak tabu jika Anda ingin menghadirkannya sebagai penghias taman saat ini. Bagaimana kiat pemeliharaannya? Simak ulasan berikut ini.

Kembang bokor atau hortensia atau Hydrangea macrophylla adalah bunga yang sangat elok.
Kuntum-kuntumnya yang mekar tumbuh saling merapat, bergerombol membentuk cluster, menyerupai sarang lebah. Warnanya sangat memikat, ada hijau muda, biru keunguan, merah muda cerah, sampai merah lembayung.

Tanaman ini banyak digunakan sebagai penghias taman, utamanya di daerah yang berhawa sejuk seperti Bogor, Bandung, Puncak, atau Lembang. Selain itu, kembang bokor juga banyak digunakan sebagai elemen taman dalam ruang, pada acara-acara seminar atau pameran.

Negeri Oriental

Kembang bokor yang termasuk keluarga Hydrangeaceae ini berasal dari negeri yang berhawa sejuk. Tepatnya dari daratan Cina, Jepang, dan pegunungan Himalaya. Dari sana, kembang bokor dibawa menyebar ke seluruh penjuru dunia.

Dalam penyebarannya, kembang bokor yang bisa diperbanyak dengan cara stek batang atau cangkok ini ternyata mengalami perkembangan (baca: kemajuan). Bunganya menjadi lebih besar dan warna serta bentuknya pun semakin bervariasi.

Humus Murni dan Kelembaban Tinggi

Kembang bokor adalah tumbuhan semak yang batangnya berkayu. Tinggi tanamannya hanya berkisar di angka 50 cm. Helaian daunnya berbentuk bulat panjang atau bulat telur, dan pada beberapa varietas, tepian daunnya bergerigi.

Kembang bokor sebenarnya termasuk tanaman yang gampang tumbuh. Di tempat yang sesuai, ia akan tumbuh dengan baik. Bahkan di tempat yang kurang sesuai pun, ia masih mau tumbuh, meski tanamannya menjadi tidak terlalu besar dan bunganya malas muncul.

Sebagian orang sering mengeluhkan bawa kembang bokor yang dibelinya, tidak mau hidup lama—paling hanya 5 bulan. Malah ada yang sudah membeli berulang-ulang karena penasaran, tetapi hasilnya sama saja, si kembang bokor tak pernah bertahan lama.

Alasan paling sederhana yang bisa menjelaskan permasalahan ini adalah tempat tumbuh kembang bokor yang kurang sesuai. Seperti sudah diceritakan di awal tadi, kembang bokor adalah tanaman yang berasal dari daerah berhawa sejuk dan memiliki tingkat kelembaban tinggi. Karena itu, tempat hidup paling pas bagi si biru jelita ini adalah daerah berhawa sejuk. Kurang dari ini, si kembang bokor masih mau hidup—bahkan bisa tumbuh subur—hanya saja bunganya malas muncul. Jika Anda kebetulan tinggal di daerah yang kurang sejuk, jangan berkecil hati, ada beberapa perlakuan yang bisa membuat si kembang bokor tetap hidup.

Yang pertama, tempatkan si kembang bokor di lokasi yang terkena sinar matahari penuh, tetapi hanya sinar matahari pagi (maksimal sampai jam 10.00). Kemudian, tanam si kembang bokor pada media yang benar-benar subur, misalnya humus murni yang berasal dari sisa-sisa tanaman. Kembang bokor menyukai struktur media yang poros/beremah tetapi bisa mengikat air dengan baik.

Untuk penyiraman, karena kembang bokor berasal dari daerah yang memiliki tingkat kelembaban tinggi, tanaman ini menghendaki pasokan air yang teratur dalam jumlah yang cukup. Jangan menyiram terlalu berlebihan karena bisa menyebabkan tanaman busuk.

Pemupukan

Meski medianya sudah humus murni, si kembang bokor ternyata masih memerlukan pupuk agar pembungaannya bisa sempurna. Secara rutin, dalam jangka waktu dua minggu sekali, pupuklah si kembang bokor menggunakan pupuk yang tinggi kandungan Phospor/P-nya. Atau jika tidak ada, boleh juga diganti dengan pupuk NPK.

Pupuk kandang dari kotoran kambing atau domba (yang juga tinggi kandungan P-nya) bagus juga digunakan sebagai alternatif pupuk organik, menggantikan pupuk kimia. Gejala kekurangan unsur hara—tanda bahwa tanaman sudah harus dipupuk—yang sering ditunjukkan oleh si kembang bokor adalah munculnya warna kekuningan di sela-sela tulang daun.

Menyulap Warna Kembang Bokor

Warna bunga kembang bokor dipengaruhi oleh unsur aluminium. Aluminium inilah yang mempengaruhi pigmen warna bunga si kembang bokor menjadi biru. Ketersediaan unsur aluminium tergantung dari kadar keasaman tanahnya.

Pada tanah asam—dengan pH kurang dari 5,5—aluminium mudah diserap oleh tanaman karena tersedia dalam bentuk unsur bebas/tidak berikatan dengan senyawa kapur (Ca) dalam tanah. Kembang bokor yang ditanam pada tanah jenis ini akan menghasilkan bunga berwarna biru. Pada tanah dengan pH 5,5 – 6,5 unsur aluminium agak sulit diserap oleh tanaman, karena sebagian sudah membentuk ikatan dengan senyawa kapur di dalam tanah. Pada tanah demikian, si kembang bokor akan menghasilkan bunga berwarna lembayung muda (keunguan). Dan pada tanah basa dengan pH 7 atau lebih, unsur aluminium akan diikat erat oleh kapur, sehingga tidak bisa diserap oleh si kembang bokor. Kembang bokor yang ditanam pada tanah semacam ini akan menghasilkan bunga berwarna merah muda.

Tanah yang kita miliki di Indonesia kebanyakan bersifat asam. Karena itu, kembang bokor yang kita temui seringkali berwarna biru hingga lembayung. Ada sedikit trik yang bisa dicoba jika Anda ingin menyulap warna si kembang bokor menjadi merah muda.

Seperti sudah dijelaskan, warna merah muda akan timbul bila tanah bersifat basa. Untuk memperoleh tanah yang bersifat basa, Anda harus menaikkan pH tanah. Caranya adalah dengan menggunakan kapur pertanian atau dolomit. Dosis yang bisa digunakan adalah 0,5 – 1 kg dolomit/meter persegi tanah. Atau bisa juga dengan menyiramkan larutan kapur tembok yang dicampur/dilarutkan dalam air, dengan konsentrasi 50 gram kapur per liter air/meter persegi tanah.

Biasanya dosis di atas bisa menaikkan pH tanah sebanyak 0,5 – 1. Satu hal yang perlu diingat, penaikan pH ini tidak boleh dilakukan dengan serta merta. Dalam rentang waktu seminggu, Anda hanya boleh memberikan perlakuan sekali. Jika Anda paksakan, alih-alih menjadi merah muda, tanaman malahan mati. (Indri Lidya K./http://www.tabloidrumah.com)

tabloidrumah

Kamis, 21 Mei 2009

Meninjau usaha tanaman hias di Lembang


Peninjauan kali ini adalah pada usaha tanaman hias yang bernama “Rumah Bunga Rizal”, terletak di jl. Raya Maribaya km 2,4 Lembang, Bandung. Pak Rizal (pemilik usaha ini), adalah seorang arsitek, yang memulai usahanya sejak tahun 1985. Pada awalnya, daerah Lembang lebih banyak ditanami sayur-sayur an, sehingga usaha pak Rizal ini hanya dilihat sebelah mata.

Pak Rizal, yang memang hobi menanam bunga ini memulai usaha dari tak punya tanah sama sekali, secara bertahap usahanya berkembang, dan saat ini lokasi usahanya di Lembang terletak di atas tanah seluas 2,2 hektar, dengan
karyawan tetap 22 orang. Rumah Bunga Rizal (disingkat RBR), mengajak para petani dilingkungannya sebagai mitra, saat ini pak Rizal sebagai Ketua Kelompok yang terdiri dari 120 orang. RBR mendapatkan bantuan pembiayaan dari salah satu Bank BUMN setempat. Usaha ini masih dijalankan secara perorangan.

Pada umumnya pemasaran melalui agen, dan sebagian besar konsumen merupakan masyarakat pencinta bunga (Hobiis). Pemasaran terbanyak ke Jakarta dan Bali. Pak Rizal juga mempunyai lokasi usaha di Bali. Beberapa tahun lalu pernah ekspor ke beberapa negara, namun tak dilanjutkan karena kesulitan dalam pengurusan ijin dan birokrasi.

Krisis finansial secara tak langsung juga membuat penjualan melambat, dan beberapa agen meminta penundaan pembayaran. Untuk mempertahankan usahanya, RBR mulai melakukan beberapa diversifikasi usaha, antara lain mencoba membuat usahanya bisa sekaligus sebagai wisata bunga dan kuliner, dengan membangun restoran, agar pengunjung dapat beristirahat sambil makan minum dan menikmati hamparan bunga yang indah. RBR juga mengadakan pelatihan budidaya tanaman bunga, yang terdiri dari beberapa paket: a) Paket kalangan pelajar, dimaksudkan agar anak-anak sekolah dapat mengenal sejak dini dan mencintai tanaman, sebagai bagian dari makhluk hidup. Waktu: minimal 2 jam kunjungan untuk penyampaian materi. b) Paket kalangan umum. Ditujukan kepada hobiis tanaman hias, ibu-ibu rumah tangga, pelaku usaha pemula dan lain-lain. Waktu: minimal 3 (tiga) jam kunjungan untuk penyampaian materi. c) Paket pelatihan lanjutan. Paket ini ditujukan bagi penyuka tanaman hias yang telah memiliki pengetahuan teknis budidaya, dan ingin melanjutkan proses perbanyakan tanaman melalui kultur jaringan. Waktu: 1 (satu) hari penuh.

Materi yang diberikan: 1) Teknis budidaya: Pengenalan, rumah tanam, sarana produksi, mengenal media tanam, pengolahan media, menanam, menyiram, memupuk, atasi hama dan penyakit, serta perbanyakan secara umum. 2) Perencanaan usaha. 3) Perencanaan pemasaran. Materi disampaikan langsung oleh bapak Rizal Djaafarer, pemilik RBR, yang telah berpengalaman secara profesional lebih dari 20 tahun di bidang budi daya tanaman hias, dibantu instruktur terampil dilapangan.

Tanaman hias yang berada di lokasi RBR antara lain terdiri dari berbagai jenis anggrek, kaktus, dan lain-lain. Di area yang luas terdapat bermacam-macam kaktus hasil persilangan, yang warnanya sangat menarik.

Untuk berbisnis tanaman hias ada beberapa pilihan: a) Sebagai pedagang, minimal memahami sedikit pengetahuan tentang tanaman yang akan dijualnya. b) Petani, memerlukan product knowledge. c) Pembibit, tuntutan keahlian dan pengetahuan lebih tinggi dibanding a dan b. Paling tidak harus menguasai taksonomi, genetika, serta memerlukan investasi cukup besar untuk membangun laboratorium, serta punya visi kedepan untuk memperkirakan apa yang akan dikuasai di Indonesia dalam 10 tahun ke depan. Dari ketiga hal di atas, yang masih kurang di Indonesia adalah bagian c karena memang memerlukan keahlian, dan kemampuan untuk menyenangi bidang pekerjaannya secara mendalam.

Setelah bincang-bincang dengan pak Rizal, dan disuguhi teh panas manis, kami berkeliling melihat berbagai aneka ragam tanaman hias.

Yang menarik adalah koleksi kaktus warna merah hasil dari persilangan, yang sangat menyejukkan mata. Teman saya sangat tertarik untuk membeli beberapa koleksi tersebut, sayang kaktus warna merah darah yang indah di bawah ini belum dapat dijual.

Saya tak membeli satupun, karena halaman yang sempit, dan juga kaktus hasil persilangan memerlukan perawatan yang intensif. Besoknya di kelas diadakan diskusi dari hasil peninjauan ini, dari sisi manajemen, teknik produksi, pemasaran dan sebagainya. Sayang saya tak bisa membahasnya disini.

Catatan:

Tulisan di atas berdasarkan hasil peninjauan di lokasi dan wawancara dengan bapak Rizal.

edratna

Selasa, 19 Mei 2009

Euphorbia, Agar Berbunga Semarak


Kecantikannya semakin menonjol bila didukung dengan sosok tanaman yang seluruhnya optimal, mulai dari batang kokoh, cabang kompak, dan susunan bunga yang bagus. Wajar bila penampilannya mengundang perhatian, sehingga banyak yang meminatinya.

Apalagi ada kepercayaan, keluarnya bunga dapat menggambarkan nasib dan keberuntungan si pemiliknya. Ingin euphorbia Anda berbunga semarak? Mudah, lakukan 6 P, yaitu pemangkasan, penyiraman, pemupukan, penempatan,
penyiangan, dan pengendalian penyakit.

A. Pemangkasan

Pemangkasan dapat dimulai sejak euphorbia dalam masa penyuburan. Tujuannya, untuk membentuk tajuk yang seimbang, sehingga terlihat cantik dan mengurangi penguapan. Patokannya mudah, cabang-cabang yang tepat berada di sisi kiri, kanan, depan, dan belakang sebaiknya dibiarkan, selain itu dibuang saja. Nantinya, tunas baru bermunculan di setiap cabang, sehingga tampak lebih rimbun. Waktu yang pas untuk pemangkasan adalah usai penyuburan dan pembungaan pertama kali. Tepatnya di akhir masa pembungaan pertama. Bunga tua juga harus dipotong untuk memunculkan bunga baru. Bunga mekar selama dua bulan. Setelah itu, warnanya pudar, kusam, dan akhirnya layu.

B. Penyiraman

Agar euphorbia tumbuh prima dan selalu berbunga lebat, sebaiknya deprogram penyuburan-pembungaan-penyuburan-pembungaan, demikian seterusnya. Umumnya, fase penyuburan berlangsung 1-1,5 bulan. Sedangkan pembungaan biasanya berlangsung selama 3-4 bulan. Setelah menjalani masa penyuburan selama 1,5 bulan, sosok euphorbia telah bersalin rupa dengan percabangan banyak dan daun yang rimbun. Itulah saat yang tepat untuk memasuki periode berikutnya, yaitu pembungaan. Saat itu, tanaman membutuhkan air dalam jumlah yang memadai. Penyiraman dapat diberikan setiap hari dengan memakai sprayer atau gembor, agar cipratan air yang keluar halus, sehingga tidak merusak daun dan memuntahkan sebagian media tanamnya.

C. Penempatan

Penyinaran penuh ternyata merangsang euphorbia berbunga lebat. Untuk itulah, sebaiknya letakkan pot euphorbia di tempat terbuka dengan sinar matahari penuh dan sirkulasi udara di sekitarnya bagus. Hasilnya, sejak dipindahkan selama seminggu akan muncul bunga-bunga di sela-sela tajuknya. Sebulan kemudian, bunga-bunganya muncul serempak menyesaki setiap daunnya.

D. Penyiangan

Senantiasa menjaga kebersihan adalah salah satu cara agar euphorbia tumbuh subur dan berbunga lebat. Pasalnya, rumput atau tanaman liar lain yang biasanya tumbuh di media tanam akan menjadi pesaing euphorbia dalam penyerapan hara. Bahkan tanaman itu bisa jadi vector atau tempat bersembunyi hama dan penyakit, seperti serangga atau kutu. Untuk itulah gulma harus dicabut, sementara daun yang rontok sebaiknya segera dibuang.

E. Pemupukan

Agar berbunga lebat, euphorbia membutuhkan unsure hara dalam jumlah memadai. Ketika tanaman dipindahkan ke tempat terbuka, berikan pupuk majemuk dengan kadar N rendah, sementara P dan K tinggi. Merknya bermacam-macam, seperti Growmore, Hyponex atau Gandasil. Dosisnya 1 gram/liter/tanaman. Aplikasi pupuk seminggu sekali dengan cara mengocorkan ke media tanam. Perlakuan ini terus dilakukan seminggu sekali. Tingginya kadar P dan K merangsang euphorbia untuk memunculkan bunga. Baru seminggu disemprot pupuk, tanaman ini pun sudah mulai berbunga. Cara praktis dengan menaburkan pupuk lambat urai (slow release), seperti Dekastar, Magamp, dan Osmocote sebanyak 1-2 sendok makan setiap 3 bulan sekali. Dengan cara ini tanaman dapat menyerap hara setiap saat.

F. Hama dan Penyakit

Euphorbia sebenarnya tanaman hias yang bandel dan relatif jarang terserang hama dan penyakit. Meski demikian, tak ada salahnya Anda waspada dengan kehadiran kutu putih (white flies, mealy bug) dan thrips, karena kehadirannya membuat tanaman ini malas berbunga. Untuk memberantasnya dapat menggunakan insektisida, seperti Metindo, Pegasus, dan Agrimex. Frekuensi dan dosis sesuai petunjuk di labelnya. Penyakit lain yang perlu diwaspadai adalah bakteri Erwinia, penyebab busuk akar yang biasanya muncul di musim hujan. Untuk mencegahnya, lakukan penyemprotan pestisida secara berkala

tabloidgallery

Minggu, 17 Mei 2009

Penanaman Tepat Untuk Euphorbia


Kunci keberhasilan merawat euphorbia ada pada media tanam yang baik. Dengan media tanam yang baik, akan membuat tanaman ini tumbuh subur, sehat, akar kuat, batang kokoh, dan rajin berbunga. Untuk itulah, media tanam harus mengandung unsur hara dalam jumlah memadai. Pot sebagai wadah tanam sebaiknya dipilih yang memiliki drainase baik. Setelah itu, baru memahami cara penanaman yang benar. Berikut cara menanam euphorbia dengan benar

• Siapkan pot yang ukurannya sepadan dengan besar-kecilnya euphorbia. Pastikan kondisi pot bersih dan memiliki lubang di bagian dasar untuk membuang kelebihan air.

• Masukkan beberapa potongan styrofoam atau pecahan genting yang jumlahnya asal menutup lubang, karena tujuannya untuk mencegah air tidak menggenang di dasar pot.

• Isi pot dengan formulasi media tanam yang sudah dibuat, jumlahnya kira-kira separuh pot. Taburkan butiran pupuk lambat urai sebanyak setengah sendok makan.

• Ambil bibit euphorbia, lalu bersihkan akar-akarnya. Setelah itu, tanaman siap ditanam.

• Masukkan euphorbia ke media tanam dengan posisi tegak. Pastikan akar menyebar merata dan tidak saling melilit atau menumpuk satu dengan yang lainnya.

• Isi media tanam hingga penuh, lalu siram air sampai media tanam terlihat padat. Letakkan bibit di lokasi teduh dan aman dari gangguan.
Selamat mencoba. [ary]

tablodgallery

Kamis, 14 Mei 2009

Buat Taman Yuk


Membuat taman sendiri itu mengasyikkan lho… ternyata sangat mudah bila kita perlahan mempelajarinya. Yang terpenting adalah apa sih yang kita inginkan dan memang diperlukan untuk mempercantik rumah kita. Jangan pernah memikirkan seberapa luas halaman dan rupiah yang kita punya. Tau ga sebenarnya dengan membuat taman sederhana (min. 20% dari luas tanah) kita juga bisa menyelamatkan bumi dari pemanasan global lho istilah kerennya “Global Warming“.

Pemilihan tanaman, tata letak, pengolahan tanah dan perawatan, drainase dan tentu saja budget (soalnya emang harus tapi kalau ada yang ngasih diterima aja) yang harus diperhatikan.

Pemilihan tanaman

Pilih tanaman yang sehat (pastinya ya….) dengan daun yang lebat (kecuali kaktus …), batang yang kuat, usahakan beli tanaman atau pohon dengan container-nya maksudnya bila nanti kita menanam di taman kita dia dapat lebih cepat beradaptasi.

Tata Letak

Selalu perhatikan komposisi tanaman seperti rumput (grass), tanaman penutup (groundcover), perdu (shrubs and feature plant), tanaman air (waterplant) dan pohon (tree). Untuk area penutup dinding kita bisa letakkan pohon di belakang (foreground), dan dibawahnya kita dapat letakkan perdu tapi ingat jangan pernah meletakkan rumput di bawah pohon karna sudah pasti nanti akan mati. Di bawah atau sekitar perdu dapat kita tanam groundcovers, dan terakhir kita bisa menanam rumput.

Pengolahan tanah

Bagian ini yang paling penting diperhatikan. Pengolahan tanah yang baik dengan pencampuran tanah dan pupuk (organik atau non organik) tapi jangan kuatir sudah banyak penjual tanah yang telah dicampur (mixed) oleh penjual tanaman. Penyiraman yang baik juga harus diperhatikan terutama pada pagi dan sore hari. Tapi kalau ada dana lebih kita bisa beli sprinkler (penyiram air) otomatis yang dapat diset kapan kita mau menyiram air.

Drainase

Pada musim hujan bagian ini yang penting diperhatikan. Tanpa drainase kebun atau taman kita bisa banjir lho. Kenapa? Karena pada dasarnya drainase untuk mengatur aliran air yang sudah tidak terpakai dialihkan ke pembuangan riol (istilahnya got)
Jadi jangan ragu deh untuk membuat taman sederhana dengan budjet yang Anda punya, karena dengan sedikit kita mengolah halaman kita dampaknya akan semakin besar untuk lingkungan kita dan pada bumi pada umumnya.

desainlansekap

Selasa, 12 Mei 2009

Cara Tepat Merawat Aglaonema


Kenali Pantangan si Ratu Daun

Pesona aglaonema akan senantiasa terpancar. Itu selama si pemilik memenuhi syarat penting untuk tumbuh kembang si ratu daun ini, yaitu teknik perawatan. Perawatan aglaonema memang terkenal sulit. Sebab, ia termasuk tanaman ‘manja’. Namun bila si pemilik tahu kelemahan, kelebihan, dan pantangan tanaman ini, sinar daunnya akan terpancar indah nan mengkilap. Kolektor Aglaonema di Kediri, Jawa Timur (Jatim) – Mustaqim, siap memberikan tips dan trik tepat cara tangani si ratu daun ini.

Hindarkan Air Kaporit

Agar agalonema terlihat segar setiap saat, banyak yang menggunakan alternatif dengan menyiram bagian daunnya. Namun siapa mengira kalau jenis air untuk menyiram aglaonema juga penting diperhatikan. Intinya, tak sembarang jenis air bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan aglaonema. Meski hanya untuk kebutuhan estetika.

Memilih jenis air sebaiknya menghindari yang mengandung kaporit. Lebih baik menggunakan air murni ataupun air sumur yang belum terkontaminasi bahan kimia. Namun bagi Anda yang di daerahnya hanya terdapat air ledeng, dimana sudah dipastikan kadar kaporit yang terkandung di dalamnya, yaitu bisa menggunakan alternatif dengan mendiamkan air selama 2-4 hari. Itu dilakukan untuk mengendapkan unsur kaporit di dalam air. Barulah air bisa digunakan dengan mengambil bagian atasnya dan sisakan endapan airnya. Maka, air aman disemprotkan pada aglaonema.

Periksa Media Tanam

Pasti bukan hal yang menyenangkan jika daun aglaonema terlihat lebih kecil dari semula. Banyak faktor yang berpotensi untuk mempengaruhi tampilan aglaonema ini. Salah satunya berhubungan dengan unsur media tanam. Langkah awal yang bisa dilakukan jika menemui perubahan tampilan pada aglaonema adalah dengan memeriksa media tanam.
Jika media terasa keras dan padat, itu menandakan harus segera diganti. Pasalnya, media yang keras dan padat bisa menyebabkan pertumbuhan akar berhimpitan dan sulit untuk berkembang. Jika struktur akarnya banyak percabangan dan kesannya semrawut, sebaiknya dipangkas.

Sebab, rimbunnya akar akan menghambat pertumbuhan tanaman, meski unsur hara yang ada dalam media bisa terserap dengan cepat. Barulah aglaonema yang dipangkas akarnya dapat ditanam lagi pada pot yang lebih besar, agar memberikan kemudahan bergerak pada fase pertumbuhan akar nantinya. Siram hingga air menetes dari pot, maka tanaman akan segar kembali.

Periksa Akar

Hampir serupa dengan kasus sebelumnya, hanya kali ini bagian daun aglaonema terlihat layu dan lemas, sehingga berdampak pada tampilan tanaman yang tak menunjukkan aura dan karakternya. Kebanyakan menduga, tanaman kekurangan asupan vitamin ataupun pupuk hingga hal fatal pun terjadi, yaitu pemberian dosis pupuk atau vitamin melebihi prosedur yang dianjurkan, dimana banyak yang menggunakan bahan kimia untuk mempercepat efeknya.

Bukannya semakin membaik, kondisi aglaonema malah semakin parah. Bahkan tak sedikit aglaonema mati, karena keracunan unsur kimia. Itu seringkali dikeluhkan para penggemar aglaonema. Untuk mengetahui penyebab layu dan lemasnya daun aglaonema, coba periksa bagian akarnya. Bila akar lodoh (bola akar, red) berwarna coklat kehitaman, tandanya cendawan sudah bersarang, sehingga langkah yang diambil adalah dengan membuang akar yang bersarang dan oleskan fungisida di bagian bekas potongan hingga menutup permukaan.

“Tanam kembali aglaonema di pot dan media yang baru. Tentunya, media yang dapat digunakan adalah non pupuk kandang. Biasanya, bisa diaplikasikan dengan arang sekam, cocopeat (serbuk sabut kelapa, red), pasir malang serta kapur untuk menetralisir kadar keasaman media,” terang Mustaqim

tabloidgallery

Minggu, 10 Mei 2009

Musuh Kaktus dan Penanganannya (2)


2. Penyakit

Busuk Pangkal Batang

Gejala: Busuk pangkal batang disebabkan oleh jamur. Batang terinfeksi menjadi busuk dan berwarna coklat tua. Di sekitarnya muncul bulu-bulu berwarna putih yang merupakan miselium jamur.
Pengendalian: Pilihlah bibit yang benar-benar sehat dan berkondisi prima. Jika menyiram, usahakan air jatuh langsung pada media tanam dan tidak terkena kaktusnya. Tanaman yang sudah parah, sebaiknya dibuang saja. Jika masih dini, semprot dengan Benlate T20 KIP dengan dosis 1 -2 gr/ liter air.

Busuk Bakteri

Gejala: Tanaman yang terinfeksi bakteri Pseudomonas Sp. menjadi layu, kusam, dan mengandung lendir berwarna putih kotor. Tanaman kemudian membusuk perlahan-lahan dan akhirnya mati.
Pengendalian: Buang bagian tanaman yang terinfeksi dan jauhkan dari tanaman kaktus lain yang sehat. Untuk mencegah serangan penyakit ini, media tanam yang digunakan sebaiknya disterilkan lebih dulu.

Penyakit Tepung

Gejala: Penyakit ini disebabkan oleh jamur. Kaktus yang terserang, permukaan batangnya akan ditutupi lapisan putih kelabu yang jika disentuh akan terasa bertepung. Jika serangannya cukup berat, pada batang akan muncul bercak-bercak kecoklatan.
Pengendalian: Taburkan tepung belerang secukupnya pada permukaan batang kaktus yang sakit.

Layu Fusarium

Gejala: Batang yang terserang penyakit ini akan berwarna suram dan menjadi layu. Pada serangan yang berat, batang akan membusuk dan berwarna kecoklatan. Jika batang diiris, akan terlihat bentuk seperti cincin berwarna coklat tepat di bawah kulit batang.
Pengendalian: Semprotkan Benlate T20 KIP dengan dosis 1 -2 gr/ liter air. Tanaman yang sakit sebaiknya dijauhkan dari tanaman yang sehat.

Kapang Jelaga

Gejala: Kaktus yang terserang penyakit ini batangnya akan tertutup lapisan berwarna hitam dan jika disentuh terasa bertepung. Pada serangan lanjut, batang kaktus akan ditumbuhi jamur berwarna kecoklatan.
Pengendalian: Taburkan tepung belerang secukupnya pada permukaan batang kaktus yang sakit. (Indri Lidya K.)

tabloidrumah

Kamis, 07 Mei 2009

Musuh Kaktus dan Penanganannya (1)


Meski sosoknya “seram” karena dipenuhi duri, ternyata kaktus tetap memiliki “musuh” yakni hama dan penyakit. Keberadaan musuh-musuh ini, jelas harus diperangi agar pertumbuhan kaktus tetap optimal.

Budi daya kaktus sebenarnya tidaklah serumit yang dibayangkan banyak orang. Sebab, kaktus sebenarnya tergolong tanaman yang “bandel”. Dalam artian, kaktus tidak butuh perlakuan khusus agar bisa tumbuh dengan baik. Meski demikian, dalam budidaya kaktus ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Hal-hal tersebut adalah, persiapan dan pemilihan pot, persiapan dan
pemilihan media tanam, cara penanaman, penyiraman, pemupukan, repotting, serta pengendalian hama dan penyakit.

Untuk yang disebut paling akhir ini, ada baiknya jika mencari informasi sebanyak-banyaknya (khususnya yang masih pemula), guna menghindari terjadinya salah penanganan terhadap sang “musuh” yang menyerang kaktus kesayangan. Tulisan berikut ini akan memberikan info, “musuh-musuh” apa saja yang sering menyerang tanaman kaktus, berikut cara penanganannya.

Secara umum, musuh kaktus bisa dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu hama dan penyakit. Yang disebut hama adalah gangguan terhadap tanaman kaktus yang ditimbulkan oleh hewan. Sedangkan penyakit adalah gangguan terhadap kaktus yang timbul karena penyebab selain hewan (misalnya jamur, bakteri, dan virus).

1. Hama

Tungau

Gejala: Seluruh permukaan tanaman kaktus berubah menjadi coklat akibat matinya jaringan klorofil.
Pengendalian: Tungau dapat dikendalikan secara mekanik atau kimia. Secara mekanik, gosok batang kaktus memakai cotton bud atau sikat gigi yang sudah dicelup larutan sabun (terdiri dari 1 sendok makan detergen atau sabun colek yang dilarutkan dengan 5 liter air). Sedangkan secara kimia, tungau dikendalikan dengan menyemprot Omite 570 EC dengan dosis 1 - 2 gram/liter air. Jika serangan sudah terlalu parah, sebaiknya bagian kaktus yang terinfeksi dibuang.

Kutu Putih (mealy bug)

Gejala: Kaktus terlihat kotor karena terselubung semacam selaput seperti kapas kehitaman.
Pengendalian: Sikatlah bagian yang terserang dengan sikat gigi atau kuas. Jika ingin menanganinya secara kimia, semprotkan Basudin dengan dosis 2 ml/liter air, tiap 10 hari sekali sampai serangan kutu hilang.

Kutu Batok

Gejala: Kutu batok ini menyerang kaktus dengan cara menghisap cairan dalam tanaman, sehingga kaktus berubah menjadi kekuningan (seperti daun yang layu) dan akhirnya mati.
Pengendalian: Jika serangan sudah parah, sebaiknya kaktus dibuang saja sebelum menular ke kaktus lain. Tetapi jika serangan masih dini, rendam kaktus dalam larutan sabun (1 sendok makan detergen atau sabun colek dalam 5 liter air) selama 15 menit.

Kutu Sisik

Gejala: Permukaan batang kaktus terlihat kotor atau kusam, dan lama-lama pertumbuhannya makin merana. Kutu sisik juga dapat mengundang kedatangan semut, sehingga kaktus dikerubungi semut.
Pengendalian: Secara mekanik, kutu sisik dapat dikendalikan dengan cara membersihkan permukaan kulit batang kaktus menggunakan sikat halus atau kuas. Pengendalian secara kimia, semprotkan Decis 2,5 EC dengan dosis sesuai yang tertera pada kemasan.

Kutu Wol

Gejala: Bagian yang terserang menjadi lemah, karena cairan tanaman diserap oleh sang kutu. Lama kelamaan ruas-ruas batang menjadi layu dan berguguran.
Pengendalian: Sama seperti pengendalian kutu sisik.

Cacing

Gejala: Bagian yang diserang oleh cacing adalah akar kaktus. Akibatnya akar menjadi rusak dan tak dapat berfungsi. Akhirnya tanaman akan mati.
Pengendalian: Sebelum menanam, sebaiknya bagian akar kaktus disterilkan lebih dulu dengan alkohol 70%. Atau bisa juga dengan mencampurkan Furadan dalam media tanam.

Bekicot atau Keong

Gejala: Tunas-tunas kaktus menjadi rusak dan bentuknya tak beraturan. Kadang-kadang pada serangan yang lanjut, kaktus bisa membusuk.
Pengendalian: Tangkap bekicot/keong lalu dibuang atau dibakar. Kemudian lakukan pembersihan terhadap lingkungan sekitar kaktus.

Semut

Gejala: Akar dan tunas muda rusak karena biasanya semut hidup di dalam tanah atau di bawah perakaran kaktus.
Pengendalian: Singkirkan dulu semutnya dengan menjemur kaktus di bawah terik matahari. Kemudian lakukan pembersihan terhadap lingkungan sekitar kaktus.

Kecoa tanah

Gejala: Terjadi kerusakan pada bagian akar kaktus sehingga akibat yang terlihat pertumbuhan kaktus terhambat bahkan sampai mati. Kecoa biasanya “terselip” pada pupuk kandang.
Pengendalian: Ganti media tanam kaktus dengan bahan yang sudah disterilkan lebih dahulu.

Tikus rumah

Gejala: Hama yang satu ini gemar melahap buah kaktus yang masak atau menggerogoti batang kaktus (pada golongan yang tidak berduri seperti Gymnocalycium).
Pengendalian: Memasang perangkap tikus di sekitar lokasi kaktus dan membersihkan lingkungan di sekitar kaktus dari sampah-sampah tempat tikus bersarang. (Indri Lidya K)

tabloidrumah

Selasa, 05 Mei 2009

Adenium, Dan Interval Penyiraman


Kapan saya harus menyiram adenium saya, seberapa sering, seberapa banyak harus disiram ? Pertanyaan diatas sangat sering kita temui. Tidak hanya bagi pemula, tetapi juga bagi banyak orang yang sudah lama memelihara adenium, dan mengalami krisis kepercayaan, terutama jika sebagian koleksinya mengalami masalah busuk batang, atau masalah lain terkait penyiraman adenium yang dimiliki, semua pengetahuan dan ilmu yang dimiliki jadi pupus.

Penyiraman adenium sangat ditentukan banyak faktor, tidak ada satu metoda atau cara yang paling benar. Dipengaruhi oleh usia tanaman, besar kecilnya,
media tanamnya dan besar kecil potnya, kondisi tanaman, kondisi lingkungan eksternal seperti intensitas sinar matahari, angin, dll. Untuk dapat mengetahui kebutuhan adenium kita akan air, sebagai pencinta adenium tentu saja kita harus mempelajari perilaku dan kebiasaannya sebagai berikut :

Untuk pertama kali siram adenium tadi, usahakan menyiram sampai basah dan merata. Setelah itu tergantung media yang digunakan, biasanya 2 hari setelahnya media akan nampak mengering dipermukaan. Tetapi kalau kondisi internal dan eksternalnya berbeda bisa saja dalam waktu tersebut media masih basah. Atau bisa saja media diatas kering tetapi didalam masih basah, hal ini terutama jika menggunakan sekam. Untuk memastikan coba angkat potnya, dan rasakan perbedaannya dibandingkan dengan media dalam keadaan kering. Jika terasa ringan, berarti penyiraman selanjutnya dapat dilakukan. tetapi jika masih terasa agak berat, berarti keesokan harinya harus dicek kembali.
Penyiraman sangat tergantung dari media yang kita gunakan. Sekali kita mengetahui formulanya, penyiraman merupakan rutinitas yang menyenangkan.

Usahakan antar waktu penyiraman dilakukan dengan menambah 1 hari media dalam keadaan kering. Penyiraman berikutnya dilakukan dengan menyiram medianya sampai air mengalir keluar dari lubang didasar pot. Pastikan air mengalir beberapa saat, sehingga air merata meresap keseluruh media, agar perakaran berkembang merata dan optimal. Disamping itu agar sisa-sisa pemupukan yang masih tertinggal dapat larut terbawa air, dan tidak menumpuk dimedia tanam, atau didasar pot.

Penyiraman dilakukan dengan memperhatikan kondisi tanaman, tidak selamanya interval yang dilakukan berlaku, mengingat kondisi tanaman berbeda-beda. Setelah berbunga umumnya penyiraman dikurangi, karena pada saat ini metabolisme tanaman menurun, dan sedang mengatur nafas untuk melanjutkan siklusnya kembali. Jika kita temui sebagian daun tiba-tiba menguning, atau cabangnya tampak gundul, kurangi penyiraman media terlalu banyak menyimpan air. Jika bonggol tampak mengkerut, salah satu faktornya penyiraman yang tidak teratur dan intensitasnya kurang. Untuk mengatasinya dapat dilihat pada Tips Jika bonggol anda mengkerut. Jika tampak pertumbuhannya ekstrem disisi yang lain, mungkin saja peyiramannya tidak merata. Jika tanaman tidak berbunga dalam jangka waktu lama, penyiraman merupakan salah satu faktor dan solusinya.

Jika terlihat adenium kita mulai mengeluarkan tunasnya, berarti adenium kita sedang energi penuh untuk tumbuh. Penyiraman harus dilakukan untuk mendukung pertumbuhannya. Pada saat ini pertumbuhannya sangatlah pesat.. Jangan sampai kekeringan, karena pertumbuhan yang baru dimulai dapat berhenti seketika karena metabolismenya terganggu. Untuk memulainya kembali dibutuhkan waktu yang lama. Penyiraman teratur dan jumlah yang cukup akan membuat pertumbuhannya maksimal, dan pembungaan yang lebih kompak.

Tips dari Bp. Ananta
myadenium

Minggu, 03 Mei 2009

Taman Dalam Gentong


Ini bukan gentong sembarangan. Gentong yang biasanya dipakai untuk tempat air bagi masyarakat pedesaan disulap menjadi taman. Bahkan, bisa dilengkapi air terjun! Tentu, semua ukurannya mini.

Perhatikan detail taman di dalam gentong-gentong ini. Indah, mirip betul dengan taman sungguhan, bukan? Untuk mendapatkan bentuk taman yang indah, tentu saja dibutuhkan kreativitas dan imajinasi yang tinggi. "Enggak gampang, lo, membuatnya," jelas Hj. Ritta Rico, pemilik Gentong Curug yang memproduksi taman mini tersebut.

Dengan melubangi pinggir gentong dan membuat langsung lansekap di dalamnya, taman mini pun tercipta. "Buat dulu lubang sebesar yang kita inginkan. Baru dibentuk reliefnya dari batu dan semen. Tambahkan bunga atau tanaman plastik." Untuk membuat air terjunnya pun diperlukan penghitungan yang matang. "Yang diutamakan adalah penggunaan selang dan penghitungan tepat mengenai perkiraan jatuhnya air," sambung Ritta yang memilih getong dari Plered, Purwakarta karena terkenal tahan banting.

Dari mana Rita pertama kali mendapat ide? Dari temannya yang punya taman dengan lansekap bagus, tapi harus direlakan saat si empunya pindah rumah. "Saya pikir, kenapa tidak bikin yang kecil saja, yang bisa dipindah-pindah. Tinggal disesuaikan tempatnya saja. Bisa ditaruh di ruang tidur, makan, atau ruang tamu."

Tanaman Hidup

Ternyata tidak sulit merawat gentong-gentong hias ini. Paling tidak, tidak sesulit merawat akuarium. Tinggal buang saja air di dalamnya, lantas keringkan dengan pompa yang biasa dipakai untuk membersihkan akuarium. Setelah itu dilap sampai kering, baru diisi lagi dengan air. "Tak seperti akuarium yang butuh perawatan khusus, gentong tak perlu disikat atau memakai sabun. Karena malah bisa merusak, dan airnya jadi tidak jernih." Lakukan setiap empat bulan sekali.

Ingin memakai tanaman hidup? Bisa! "Tapi harus dipesan khusus karena memakai tanah sebagai media. Tanamannya juga harus khusus seperti sri gading, atau lidah buaya yang kecil. Tidak semua tanaman bisa dipakai karena akan tumbuh membesar."

Suara gemercik air terjunnya pun amat menenteramkan, cocok untuk relaksasi. "Seperti mendengar suara alam. Apalagi kalau ditambah dengan aromaterapi bisa jadi obat untuk penghilang stres setelah seharian bekerja."

Awasi Si Kecil!

1. Hati-hati jika masih memiliki anak kecil yang pasti tertarik dengan gemericiknya air. Simpan di tempat yang jauh dari jangkauan.
2. Kondisi air sangat penting dan diperhatikan. Cek ketinggian air, lantas lakukan penambahan jika air mulai berkurang.
3. Letakkan sesuai interior rumah. Bisa ditaruh di tempat tinggi atau di lantai saja. Alternatif lain, gunakan rangka besi seperti yang biasa dipakai untuk pot tanaman.

Koleksi: Curug Gentong, Komp. Samudera Indonesia Blok A5, Depok (021 77824251)

tabloidnova